***
“AYANE!! AYANE!!” seru Taku memukul-mukul dinding barrier
yang menghalanginya,Ia hanya bisa melihat Ayane dan perempuan tersebut
yang tidak bergerak sedikit pun.Taku terus mengarahkan pukulannya pada
dinding barrier tersebut seraya berteriak memanggil nama Ayane.
“Ta-Ta-Taku…” ucap Ayane pelan.
“Ayane?..AYANE!!”
seru Taku semakin kuat memukul barrier tersebut.Perempuan berambut
perak tersebut terlihat kesal lalu ia semakin menusukkan tangannya lebih
dalam ke dada Ayane.Ayane merintih kesakitan.”Ayane?!” tanya
Taku.Perempuan berambut perak itu kemudian tersenyum,ia melepas
tangannya dari dada Ayane.Perempuan itu menghilang ditelan
kegelapan,meninggalkan Taku dan Ayane yang terjatuh tidak sadarkan
diri.Barrier yang menghalangi Taku tiba-tiba menghilang,Taku yang
melihat tersebut segera berlari menghampiri Ayane dan segera memeluknya.
“Ayane?! Ayane bangun! Ayane! Ayane!” seru Taku di tengah hujan yang tiba-tiba turun dengan derasnya.
***
Sota
berlari di jalan Shibuya yang ramai di tengah hujan yang turun dengan
derasnya,menuju rumahnya.Beberapa menit kemudian,akhirnya Sota dengan
keadaan basah kuyup tiba di rumahnya tepatnya di depan pintu rumah.Sota
membuka pintu dengan pelan namun keadaan gelap karena lampu di dalam
rumah tidak menyala.
“Tidak ada orang di rumah,apa Ayane
belum datang?” gumam Sota seraya menekan tombol saklar lampu di samping
pintu.Sota kemudian melepas sepatunya dan beranjak menuju lantai dua
kamarnya,air yang membasahi seragam Sota jatuh dan mengotori lantai kayu
rumahnya saat ia berjalan.Sota menaiki tangga dengan pelan lalu pergi
ke pintu kamarnya dan membukanya.Sota mengusap tubuhnya yang basah
dengan handuk serta mengganti seragamnya yang basah dengan pakaian yang
kering.
“Ah,mungkin Ayane mempunyai acara sehingga ia
sibuk dan tidak sempat pulang ke rumah.Lebih baik membuat coklat panas
untuk menghangatkan suasana” ucap Sota seraya menaruh handuknya dan
beranjak ke lantai bawah menuju dapur.Di dapur,Sota membuat secangkir
coklat panas dan menikmatinya secara perlahan.Sota kemudian memandang
keluar jendela dapur,menatap langit hitam dan air hujan yang berjatuhan.
“Ada apa,Sota?” ucap sebuah suara di dalam tubuh Sota.Sota agak terkejut mendengar suara tersebut.
“Siapa? Apa kau,Reima?” tanya Sota pelan.
“Iya tentu saja,memang siapa lagi yang ada di dalam hatimu,huh?!” jawab Reima agak membentak.
“Oh,jadi sekarang kau bisa bicara padaku?” tanya Sota masih memandang keluar jendela sambil meneguk coklat panasnya.
“Sebenarnya
aku sudah bisa melakukannya sejak kau mulai menderita saat SMA,tapi aku
malas berbicara padamu yang hanya bisa diam tanpa menghiraukan keadaan
di sekitarmu” jawab Reima sinis.
“Oh,jadi seperti itu…” ucap Sota pelan.
“Hey,kau
belum menjawab pertanyaanku!” bentak Reima.Tiba-tiba terdengar suara
pintu rumah yang dibanting keras,Sota yang terkejut menaruh cangkir
coklat panasnya dan segera berlari ke teras depan menuju pintu.Ketika
sampai di depan pintu,Sota melihat seorang laki-laki berambut biru
memakai seragam sekolah yang sudah basah terkena air hujan sedang
menggendong Ayane yang tidak sadarkan diri di sampingnya.
“A-Ayane!!” seru Sota berlari mendekati Ayane.”Apa kau temannya? Ke-kenapa dengan Ayane?!” tanya Sota terbata.Taku menggeleng.
“Aku
tidak tahu,senpai.Tiba-tiba seorang perempuan berambut perak datang dan
menusukkan tangannya ke dada Ayane.Akhirnya membuat Ayane seperti
ini,kejadiannya begitu cepat aku tidak sempat melakukan apa-apa” ucap
Taku menunduk.
“Menusukkan tangannya ke dada…jangan-jangan” gumam Sota.
“Shaman” sambung Reima.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Taku menatap Sota,Sota tersadar dari lamunannya.
“Ah,baiklah.Tolong
bantu aku membawa Ayane ke dalam kamarnya” ucap Sota yang menyangga
tubuh Ayane dan membawa masuk ke dalam rumah.Mereka beranjak menuju
lantai dua di tempat kamar Ayane yang bersebelahan dengan Sota.Mereka
akhirnya sampai di sebuah kamar dengan dinding bercat krim dan ranjang
dan beberapa property yang berwarna merah muda yang merupakan kamar
Ayane,Sota dibantu dengan Taku merebahkan Ayane ke ranjangnya.
“Biar sisanya aku urus,kau bisa pulang sekarang” ucap Sota pada Taku.
“Terima kasih,maaf telah merepotkan” ucap Taku seraya menundukkan badannya.
“Tidak apa-apa,harusnya aku yang bilang seperti itu” balas Sota seraya tersenyum.Taku ikut tersenyum.
“Sekali
lagi,maaf kalau merepotkan” ucap Taku berbalik beranjak meninggalkan
kamar Ayane,Sota mengangguk kemudian berbalik menatap Ayane.Sebelum
meninggalkan kamar Ayane,Taku sempat berbalik dan menatap Ayane yang
tertidur tidak sadarkan diri di ranjangnya.
“Semoga kau baik-baik saja,Ayane” Taku kemudian memalingkan wajahnya lalu beranjak keluar meninggalkan rumah Sota.
“Aku
harap ini tidak menjadi masalah besar,tapi lebih baik besok aku
tanyakan hal ini pada Karen.Tapi besok sekolah libur dan aku tidak tahu
dimana tempat tinggalnya” gumam Sota memangdang langit-langit kamar
Ayane.Sota berjalan mendekati Ayane dan perlahan mengelus
rambutnya.”Semoga ini bukan kejadian buruk”
(Takajima’s House,5:30 Am)
Sota
membuka matanya perlahan dan menatap dinding langit-langit
rumahnya.Sota bangun dalam posisi duduk di ranjangnya kemudian menatap
jam weker di samping tempat tidurnya yang menunjukkan pukul 5.30 Am.
“Ayane….Karen”
gumam Sota kemudian bangkit dari tempat tidurnya,merapikan
selimut,membasuh wajahnya lalu mengganti pakaian tidurnya dengan kaos
berwarna hitam dan celana berwarna coklat gelap panjang.Sota beranjak
keluar dari kamarnya dan menuju kamar Ayane,Sota membuka dengan perlahan
lalu mengintip dari balik pintu.Ayane terlihat masih tertidur dan tidak
sadarkan diri.
“Ayane…” gumam Sota murung seraya menutup
pintu kamar Ayane.Sota berjalan menuruni tangga menuju lantai
bawah,kemudian menuju dapur dan membuat sarapan berupa telur dadar dan
roti bakar.Beberapa menit kemudian Sota selesai dengan sarapannya,Sota
berjalan menuju ruang tamu lalu membuka pintu geser yang ada di sana
memperlihatkan pemandangan hijau yang ada di samping rumahnya.Tidak lama
kemudian terdengar suara bel pintu yang berbunyi,Sota tersadar dari
lamunannya kemudian berlari menuju pintu depan rumahnya.Dia membuka
pintu dan melihat Yui yang terlihat menenteng tas di pundaknya.
“Ohayou gozaimasu!! Sota-kun!!” teriak Yui ceria.
“Ohayou,Yui”
balas Sota tersenyum.”Ada apa Yui? Minggu pagi seperti ini kau sudah
datang ke rumahku,tidak biasanya” tanya Sota.Yui memasang wajah cemebrut
seraya mengembungkan pipinya.
“Memangnya tidak boleh
kalau aku berkunjung ke rumahmu pagi-pagi,Sota?” tanya cetus Yui.Sota
tertawa kecil,kemudian berjalan mendekati dan membuka pintu pagar di
depan rumahnya.
“Tidak apa-apa,ayo silahkan masuk Yui”
ucap Sota berbalik menuju ke dalam rumah,Yui mengikuti dari
belakang.Sota membawa Yui ke ruang tamu yang lumayan luas dimana
tersedia meja kecil di tengah ruangan tersebut dan dua sofa panjang yang
saling berhadapan yang mengapit menja kecil tersebut.Yui duduk di salah
satu sofa tersebut sementara Sota berjalan menuju dapur.Beberapa menit
kemudian,Sota datang membawa nampan kayu yang berisi dua cangkir teh dan
sebuah piring yang berisi biscuit.
“Ohya,Sota.Daritadi aku tidak melihat Ayane-chan,apa dia belum bangun?” tanya Yui.
“Tidak,dia hanya…” jawab Sota seraya menaruh nampan tersebut di meja kemudian Sota duduk di sofa yang berlawanan dengan Yui.
“Hanya
apa?” tanya Yui penasaran.Sota terdiam tidak menjawab.Setelah beberapa
menit terdiam,akhirnya Sota menceritakan segalanya pada Yui.
***
“Bunuh!!
Bunuh!! Lebih baik kau mati!!” seru seorang laki-laki berambut
perak,bermata merah pada seorang laki-laki pendek berambut
pirang,memiliki mata biru yang penampilannya seperti anak
kecil.Laki-laki berambut pirang tersebut terlihat ketakutan.
“Ko-Koda-kun...apa
yang terjadi padamu?” tanya laki-laki berambut pirang tersebut
ketakutan seraya mundur beberapa langkah agak menjauh dari laki-laki di
depannya.Koda kemudian tertawa keras.
“Hahahaha!! Semua
orang yang ada di hadapanku lebih baik mati!!” seru Koda yang mengangkat
tangan kanannya.Kuku di tangan tersebut tiba-tiba memanjang dan menajam
seperti pedang.Laki-laki berambut pirang tersebut semakin ketakutan
saat Koda berjalan perlahan mendekatinya.
“Ja-jangan!!”
seru laki-laki berambut pirang tersebut menunduk sambil memegang
kepalanya dengan kedua tangannya seraya memejamkan matanya karena
ketakutan.Koda tersenyum kemudian mengarahkan tangannya ke kepala
laki-laki berambut pirang tersebut.
“Awas,Akatsuki!”
terdengar suara seorang laki-laki yang membuat laki-laki berambut pirang
tersebut membuka matanya dan melihat seorang laki-laki besar dan tinggi
berambut hitam dan memakai kacamata dan jaket tebal berwarna hitam
menahan kedua tangan Koda.
“Hajime-san?” ucap laki-laki
berambut pirang bernama Akatsuki tersebut menatap laki-laki yang
dipanggil Hajime di depannya.Hajime melirik Akatsuki di belakangnya
dengan tatapan tajam yang merupakan cirri khasnya.
“Kau
tidak apa-apa,Akatsuki?” tanya Hajime pelan,Akatsuki menggangguk
kemudian Hajime kembali menatap Koda di depannya yang menatapnya dengan
tatapan kebencian.
“Hei,Hajime! Ada apa?...oh,Akatsuki?”
ucap seorang laki-laki berambut hitam gelap tegak memakai baju kaos
dalam putih serta jaket berwarna merah yang tiba-tiba muncul di belakang
Akatsuki.Akatsuki menoleh ke arah laki-laki tersebut.
“Gray-kun?” tanya Akatsuki.
“Graaaah!
Semua yang ada dihadapanku lebih baik mati!!” seru Koda meronta
berusaha lepas dari genggaman Hajime.Hajime tetap diam dan tenang seraya
menggenggam erat kedua tangan Koda.
“Akatsuki,sebenarnya apa yang terjadi pada Koda?” tanya Gray melihat Koda yang meronta.
“Aku tidak tahu,tiba-tiba dia berubah seperti itu dan kelakuannya berubah aneh” jawab Akatsuki pelan.
“Maafkan
aku,Koda” ucap Hajime pelan,mata hitamnya berubah biru terang.Kedua
tangan Hajime tiba-tiba mengeluarkan aliran listrik-listrik kecil
bewarna kuning.”Votus…Thunder Shock” ucap Hajime pelan,tiba-tiba aliran
listrik tersebut membesar dan menyetrum tubuh Koda.Koda berteriak
kesakitan.
“Koda-kun!” seru Akatsuki.Rambut perak Koda
perlahan berubah hitam.Beberapa detik kemudian,listrik yang menyetrum
tubuh Koda berhenti dan akhirnya Koda jatuh pingsan.”Dia tidak apa-apa
kan?” tanya Akatsuki menatap Hajime.Mata Hajime yang biru terang berubah
kembali berwarna hitam.
“Tidak apa-apa,aku hanya sedikit
menekan Blackout dalam tubuhnya agar tidak bisa keluar dalam beberapa
saat ini.Anehnya,sejak kapan Koda memiliki Blackout?” ucap Hajime
memandang Koda yang tergeletak.
“Iya,yang aku tahu Koda
orangnya bahagia dan sepertinya yang dia miliki Pure Illumination bukan
Cursed Blackout seperti itu” balas Gray.
“Berarti ada
seseorang yang melakukan sesuatu pada Koda sehingga Illumination di
dalam hatinya berubah menjadi Blackout,tapi siapa? Siapa yang berani
melakukan ini pada temanku…” gumam Hajime mengerutkan dahinya.
“Jadi
kalian ingin tahu siapa yang melakukan hal tersebut pada teman kalian?”
ucap sebuah suara.Hajime langsung menoleh ke laki-laki berjubah hitam
yang wajahnya tidak terlihat karena ditutupi oleh kerudung jubah
tersebut.
“Kau..siapa?” tanya Hajime menatap tajam laki-laki tersebut.
“Perkenalkan…namaku
adalah Phantom Blackmask” ucap Phantom seraya membuka kerudung jubahnya
memperlihatkan rambutnya yang berwarna perak dan topeng hitam yang
menutupi pada bagian matanya.”Aku tahu siapa yang telah melakukan hal
tersebut pada temanmu” lanjut Phantom.
“Penampilanmu itu terlihat mencurigakan,apa kami bisa mempercayaimu?” tanya Hajime pelan.
“Hooh,tentu
saja.Aku berpenampilan seperti ini karena aku tidak ingin diketahui
oleh organisasi Obscura,mereka mengincarku karena aku telah mencuri
informasi yang penting dari organisasi tersebut.Obscura adalah
organisasi yang menggunakan kekuatan blackout untuk tujuan yang buruk
dan berniat membuat Blackout pada seluruh manusia yang ada di dunia.Dan
yang melakukan hal itu pada temanmu adalah Obscura itu juga dan aku tahu
siapa yang telah melakukan hal tersebut” jawab Phantom.
“Tch,Obscura…Lalu siapa yang kau maksud?” tanya Hajime lagi.
“Nama
orang itu adalah Karen Alexandrite,dia adalah seorang Shaman.Shaman
adalah orang-orang yang bisa masuk ke dalam hati orang-orang dan
mengubah Illumination pada orang yang hatinya dimasuki menjadi Blackout”
jelas Phantom.
“Cih…jadi seperti itu…Apa kau tahu dimana dia berada?”
“Dia
adalah siswa baru di Yurika Gakkuen beberapa hari yang lalu dan dia
sudah merekrut orang-orang yang bernama Sota Takajima dan Yui
Hiruno,mereka ada di kelas 2-2.Untuk kau yang merupakan ketua OSIS
bukankah tidak susah menemui orang-orang tersebut” ucap Phantom seraya
tersenyum.
“Kau darimana kau tahu bahwa aku adalah ketua
OSIS di Yurika Gakkuen? Bahkan kau tahu kelas tempat mereka…sebenarnya
kau siapa?” tanya Hajime menatap curiga Phantom.
“Anggap
saja,aku adalah salah satu siswa dari Yurika Gakkuen.Maaf,aku tidak bisa
berlama-lama disini…sayonara” ucap Phantom yang tiba-tiba menghilang
dari pandangan.
“Karen Alexandrite…kau telah mengubah
temanku dan hampir membuat salah satu temanku terluka…Aku TIDAK AKAN
MEMAAFKANMU!!” ucap Hajime dalam hati seraya mengepalkan tangannya.
TO BE CONTINUED