"Aku ingat sekali pada saat itu. Pandangan matanya yang bertemu denganku. Pandangan itu seakan-akan menembus diriku, gadis bermata hijau itu segera mendekatiku. Aku pun melepaskan penjaga yang kutahan tadi, gadis itu memeriksa orang tersebut secara cepat. Penjaga tadi masih hidup, tetapi ia tampaknya pingsan karena shock." Kata kakak kepadaku
Ai: Apa yang kau lakukan? Cepat bawa ia ke rumah sakit!!
Penjaga 1: Ah! i.. iya! Baiklah!!
"Penjaga tadi pergi dengan cepat. Dalam sekejap tempat itu menjadi sunyi, Orang itu menatapku dengaqn tajam. Aku kembali menatapnya dengan dingin, raut wajahnya terlihat kesal sekaligus takut."
Ai: Kau.... siapa..?
"Saat itu aku melemparkan tanda pengenalku, ia menangkapnya dengan kikuk. Saat dia membacanya raut wajahnya berubah menjadi terkejut."
Ai: Kau....
Akira: Yaa..... aku pengawal sewaanmu. Pastikan kau memberitahu orang lain tentang pembaharuan. Sekarang tolong bawa aku keliling gedung, aku ingin tahu struktur gedung ini.
"Aku masuk ke dalam ruangan yang ada di depan secara langsung. Ai nampak hanya mengikutiku dengan diam. Mungkin dia takut akibat perbuatanku barusan, tetapi itu buka urusanku. Aku menaruh barang bawaanku di sebuah kursi kosong disana."
Ai: Siapa namamu..?
"Perkataan itu membuatku menoleh kebelakang, Ai pada saat itu tersenyum dengan tenang. Aku pun bertanya-tanya, 'apa maksudnya? kenapa dia bisa tenang-tenang saja?' Aku pun berjalan mendekatinya"
Akira: Bukankah tertulis di tanda pengenal yang barusan kuberikan?
Ai: *Menggeleng* Bukankah lebih baik jika secara langsung? Namaku Hiyoshi Ai, salam kenal
"Ia tersenyum dan memberikan tangannya, bisa kau bayangkan betapa gilanya dia. Dia berprilaku begitu terhadap seorang pembunuh yang barusan hampir menghabisi nyawa pengawalnya yang lain?"
Ai: Ng.. Kenapa...??
Akira: Akira Kaguya...
"Aku menjawab pertanyaannya dan langsung pergi keluar tanpa bersalaman denganya. Ia nampak kaget dan berlari mengikutiku keluar."
"Aku terus berjalan mengelilingi bangunan itu disertai penjelasan dari Ai. Singkatnya, keamanan di tempat itu sudah lumayan mencukupi, tetapi masalahnya adalah Ai sendiri. Ia tidak ingin keamanan di bagiannya diperketat, dan ia juga tidak ingin pindah ke bagian bawah. Karena ia bersikeras seperti itu makanya ia memakai pengawal. Tepat pada saat itu ponsel Ai berbunyi."
Ai: Ah.. maaf... akan kulanjutkan besok, hari ini ada urusan mendadak
"Begitulah jawabnya singkat di telpon itu. Aku berhenti berjalan untuk menunggunya, pada akhirnya ia menyimpan kembali ponselnya dan menghampiriku dengan senyum, aku pun menghela nafas kecil."
Akira: Jadi ilmuwan cerdas ini membolos...
Ai: .... Kau dengar...?
Akira: Jangan samakan telingaku dengan kalian..
"Ai pun berjalan mendekatiku yang bersandar di pagar beranda dan ikut merebahkan dirinya sambil melihat keluar."
Ai: Ahh.... Angin sore terasa enak disini....
"Ia merenggangkan tubuhnya sambil tersenyum senang. Aku pun meliriknya yang berada di sebelah kananku. Dalam pikiranku ia adalah orang teraneh yang pernah kutemui, aku sama sekali tidak pernah menduga tindakannya dan pikirannya."
Akira: Kenapa kau memilih tempat ini sebagai tempat penelitian?
"Aku tanpa tahu kenapa membuat sebuah komunikasi, hal itu membuatnya menatapku dengan tatapan terkejut yang disambung dengan tawa. Dan ketika kutanya mengapa ia menjawab dengan mudah."
Ai: Maaf.... melihat perilakumu selama ini kupikir kau orang yang kaku, melihatmu menanyakan sesuatu seperti sesuatu yang langka. Kenapa aku memilih tempat ini ya....??
"Ia berdiam sejenak sambil melihat keluar lagi dan tersenyum. Saat itu ia menjawab dengan jawaban yang tak pernah diperkirakan"
Ai: Karena aku menyukainya...
Akira: Eh..?
Ai: Bukankah ini hebat? Pemandangan di lantai atas ini, ditambah dengan hebusan angin yang bertiup, aku menyukainya
Akira: Kau memilih tempat ini hanya karena alasan itu..? Jangan bercanda! Dan kenapa kau mengatakan hal seperti itu dengan mudah serta dengan tersenyum!? Apa kau tidak peduli dengan keselamatanmu!?
Ai: Tidak, karena kau akan melindungiku bukan?
"Ia menjawab dengan senyuman enteng. Dan jawaban itu membuatku terdiam."
Ai: Kau akan melindungiku bukan? Akira?
"Tanyanya dengan senyum. Aku yang terdiam beberapa saat tertawa"
Akira: Heh.. kau harusnya jadi pembicara daripada jadi ilmuwan
Ai: begitu ya.... kau orang pertama yang berpikiran begitu.. *Tertawa*
"Pada waktu pulang aku berniat mencari tempat tinggal sementara. Mungkin hotel atau sejenisnya, tetapi pada saat itu Ai menahanku"
Ai: Kau akan tidur dimana malam ini?
Akira: Eh..? tentu saja hotel atau penginapan..
Ai: Bukankah kau akan menghabiskan banyak uang kalau begitu?
Akira: Keuanganku cukup, aku bukan seperti orang lain yang mendapat bayaran tetap
Ai:......... Hei, ikut aku kerumah....
Akira: Hah...? Buat apa!? Jangan bercanda!
Ai: Kau pengawalku bukan... dirumahku tidak ada pengawalan..
Akira: ..... Ulang..
Ai: Dirumahku tidak ada pengawalan...
Akira: Tidak ada sama sekali?
Ai: Tidak sama sekali, aku tak suka pengawalan seperti mereka.
"Ilmuwan penting macam apa yang tidak menaruh pengawalan apa pun dirumahnya?"
Ai: Kau bilang kau adalah pengawalku, dan itu berarti kau akan melindungiku bukan? Maka kau juga harus berada di rumahku.
"Aku tak bisa lagi menyangkalnya, ia memang jenius. Pada akhirnya aku mengikutinya, rumahnya tak terlalu jauh. Kami pun berjalan kaki ke tempat itu, Ai mengambil pematik di saku jas putihnya dan menyalakan rokok."
Ai: Kau mau?
Akira: Tidak, aku tidak merokok
Ai: Lelaki macam apa kau tidak merokok? Kalau Kau dewasa maka merokoklah..
Akira: Umurmu sama denganku dan kau bilang dewasa? Lagipula, itu tidak baik untuk tubuh.
"Saat itu Ai pun tertawa kecil"
Ai: Merokok akan membuatmu tampak dewasa.
Akira: Memang tetapi...
Ai: Dan akan lebih mudah untukmu masuk ke dalam pikiran orang ketika kau tampak dewasa
"Jawaban Ai membuatku terdiam..."
Ai: Akan lebih mudah bagimu membentengi dirimu dari atmosfer luar, terlebih lagi itu akan membuatmu lebih berekspresi. Serta, itu dapat menutup rahasiamu.
"Dan tepat pada saat itu di taman yang kami lewati ada suara tembakan dan peluru yang menancap di dekat kakiku. Aku segera memberhentikan Ai dan mewaspadai sekeliling. Aku merasakan hawa sekitar 15 orang mengepung kami dalam kegelapan."
Ai: Ada apa!?
Akira: Kita dikepung, mungkin para orang yang mengincarmu. Mereka membawa senjata, kemungkinan disertai infamerah.
"Muncul sosok orang yang mengelilingi kami, mereka membawa senjata api yang cukup berbahaya"
Akira: Apa maumu?
Pembunuh: Tentu saja gadis itu. Siapa kau? Pengawalnya yang baru? Hahaha.. kenapa kau mau menjadi pengawalnya? Mengawalnya susah, ia tak mendengar kata-kata orang, sampai sekarang, entah sudah berapa banyak orang mati akibat kekerasan kepalanya. Kau yang sekarang belum terlambat, bagaimana jika kau pergi dan serahkan gadis itu? Mau melawan pun kau takkan mungkin menang dengan orang sebanyak ini.
"Aku melihat wajah Ai agak tertunduk, dan pembunuh itu pun tertawa. Melihat hal itu, aku jadi tersenyum"
Akira: 15 orang ya? Dengan senjata api disertai infamerah, ditambah dengan gelapnya situasi sekarang, taktik yang bagus
Pembunuh: Oh kau mengerti..?
Akira: Bagus untuk penjahat kelas rendah
"Aku segera melempar pisauku dan menusuk dada 3 orang. Mereka menembakiku secara spontan, aku maju dan berlindung dibalik pohon. Dengan memanfaatkan pohon-pohon tersebut aku mulai mengahabisi mereka secara tersembunyi. Satu per satu para pembunuh tadi telah habis, mereka semua mati terbunuh"
Pembunuh: Kau!! Siapa kau!!
Akira: Akira Kaguya, kematianmu. Jangan macam-macam dengan ninja jika kau masih ingin hidup
"Aku membunuh orang terakhir dengan mematahkan lehernya. Ai terduduk karena masih kaget. Aku membantunya berdiri dan mengantarnya pulang. Nampaknya ia hanya kaget karena semuanya terjadi secara tiba-tiba. Sepanjang perjalanan Ai hanya diam tak bicara, pada akhirnyakami telah sampai. Sebuah rumah ukuran sedang, agak aneh kalau mengingat bahwa ia ilmuwan penting, rumah dua tingkat bewarna putih"
Ai: Kenapa kau melakukan itu?
"Itu adalah perkataan yang memulai segalanya, bagiku, ataupun baginya"
Ai: Kenapa kau membunuhnya?
Akira: Hah..? Tentu saja kalau tidak aku yang akan mati
Ai: Bukankah kau tidak perlu membunuhnya?
Akira:.... Hei, di dunia ini berbeda dengan apa yang kau pikirkan. Ini bukan tempat yang bersahabat.
Ai: Lalu kenapa? Kehidupan manusia itu penuh arti, dan kematian berarti mengakhiri semuanya
Akira: Bukan urusanku, jika ia hidup maka ia hidup, dan jika ia mati maka ia mati, dibunuh atau membunuh, itulah ninja
"Ai pun menghela nafas panjang. Ia mengambil ponselnya dan nampaknya mengirim e'mail ke seseorang. Setelah beberapa menit ia menyimpan kembali ponselnya dan berjalan mendekatiku, aku pun mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak tetapi ia tetap mendekat"
Akira: Apa....??
"Ia menarik nafasnya sekali lagi"
Ai: Akira Kaguya... Mulai sekarang kau kularang dari membunuh
Akira: ...... Hah?
Ai: Ya, mulai sekarang kau tidak boleh membunuh lagi..
Akira: Jangan bercanda, kenapa aku harus menurutimu? Aku hanya pengawal, bukan pelayanmu
Ai: Soal itu, aku sudah mengontak ayahmu dan mengaturnya
Akira: Apa..??
"Ia telah mengubah kontrakku, lebih tepatnya menambah. Karena itu adalah perintah ayah aku tak bisa menantangnya, dan tindakan gadis ini sama sekali tak diprediksi."
Akira: Kau.....
"Saat itu ia tersenyum dan memberikan tangannya untuk bersalaman sekali lagi. Aku diam dan hanya menatap tangannya, tak lama ia langsung menarik tanganku untuk menjabat tanganya."
Ai: Mulai sekarang, mohon bantuannya ya...
"Aku pun masih terdiam, kenapa ia masih bersikap biasa pada orang yang menyerang pengawalnya dan membunuh di depannya?"
Akira: Kenapa...?
Ai: Ng?
Akira: Kenapa kau bersikap biasa padaku?
"Saat itu Ai mengangkat dan menggenggam tanganku"
Ai: Karena kau tidak seperti yang terlihat, aku tahu karena tanganmu terasa hangat
"Ai melepaskan tanganku dan berjalan menuju pintu masuk rumah"
Ai: Seperti dirimu, kalau kau bilang telingamu berbeda, maka mataku juga berbeda. Sudah kubilang bukan? Masuk ke dalam pikiran orang itu mudah
"Aku terdiam sambil menoleh ke arahnya. Perkataan itu berhasil membuatku terdiam"
Ai: Sekali lagi, mohon bantuanmu untuk kedepan ya, Akira-kun
By: Yahya Scorellia Courtville
READ MORE Ninja's Demon Hunter In Kuro Gakuen chp 50. Bodyguard=Servant--->Butler(?)
Ai: Apa yang kau lakukan? Cepat bawa ia ke rumah sakit!!
Penjaga 1: Ah! i.. iya! Baiklah!!
"Penjaga tadi pergi dengan cepat. Dalam sekejap tempat itu menjadi sunyi, Orang itu menatapku dengaqn tajam. Aku kembali menatapnya dengan dingin, raut wajahnya terlihat kesal sekaligus takut."
Ai: Kau.... siapa..?
"Saat itu aku melemparkan tanda pengenalku, ia menangkapnya dengan kikuk. Saat dia membacanya raut wajahnya berubah menjadi terkejut."
Ai: Kau....
Akira: Yaa..... aku pengawal sewaanmu. Pastikan kau memberitahu orang lain tentang pembaharuan. Sekarang tolong bawa aku keliling gedung, aku ingin tahu struktur gedung ini.
"Aku masuk ke dalam ruangan yang ada di depan secara langsung. Ai nampak hanya mengikutiku dengan diam. Mungkin dia takut akibat perbuatanku barusan, tetapi itu buka urusanku. Aku menaruh barang bawaanku di sebuah kursi kosong disana."
Ai: Siapa namamu..?
"Perkataan itu membuatku menoleh kebelakang, Ai pada saat itu tersenyum dengan tenang. Aku pun bertanya-tanya, 'apa maksudnya? kenapa dia bisa tenang-tenang saja?' Aku pun berjalan mendekatinya"
Akira: Bukankah tertulis di tanda pengenal yang barusan kuberikan?
Ai: *Menggeleng* Bukankah lebih baik jika secara langsung? Namaku Hiyoshi Ai, salam kenal
"Ia tersenyum dan memberikan tangannya, bisa kau bayangkan betapa gilanya dia. Dia berprilaku begitu terhadap seorang pembunuh yang barusan hampir menghabisi nyawa pengawalnya yang lain?"
Ai: Ng.. Kenapa...??
Akira: Akira Kaguya...
"Aku menjawab pertanyaannya dan langsung pergi keluar tanpa bersalaman denganya. Ia nampak kaget dan berlari mengikutiku keluar."
"Aku terus berjalan mengelilingi bangunan itu disertai penjelasan dari Ai. Singkatnya, keamanan di tempat itu sudah lumayan mencukupi, tetapi masalahnya adalah Ai sendiri. Ia tidak ingin keamanan di bagiannya diperketat, dan ia juga tidak ingin pindah ke bagian bawah. Karena ia bersikeras seperti itu makanya ia memakai pengawal. Tepat pada saat itu ponsel Ai berbunyi."
Ai: Ah.. maaf... akan kulanjutkan besok, hari ini ada urusan mendadak
"Begitulah jawabnya singkat di telpon itu. Aku berhenti berjalan untuk menunggunya, pada akhirnya ia menyimpan kembali ponselnya dan menghampiriku dengan senyum, aku pun menghela nafas kecil."
Akira: Jadi ilmuwan cerdas ini membolos...
Ai: .... Kau dengar...?
Akira: Jangan samakan telingaku dengan kalian..
"Ai pun berjalan mendekatiku yang bersandar di pagar beranda dan ikut merebahkan dirinya sambil melihat keluar."
Ai: Ahh.... Angin sore terasa enak disini....
"Ia merenggangkan tubuhnya sambil tersenyum senang. Aku pun meliriknya yang berada di sebelah kananku. Dalam pikiranku ia adalah orang teraneh yang pernah kutemui, aku sama sekali tidak pernah menduga tindakannya dan pikirannya."
Akira: Kenapa kau memilih tempat ini sebagai tempat penelitian?
"Aku tanpa tahu kenapa membuat sebuah komunikasi, hal itu membuatnya menatapku dengan tatapan terkejut yang disambung dengan tawa. Dan ketika kutanya mengapa ia menjawab dengan mudah."
Ai: Maaf.... melihat perilakumu selama ini kupikir kau orang yang kaku, melihatmu menanyakan sesuatu seperti sesuatu yang langka. Kenapa aku memilih tempat ini ya....??
"Ia berdiam sejenak sambil melihat keluar lagi dan tersenyum. Saat itu ia menjawab dengan jawaban yang tak pernah diperkirakan"
Ai: Karena aku menyukainya...
Akira: Eh..?
Ai: Bukankah ini hebat? Pemandangan di lantai atas ini, ditambah dengan hebusan angin yang bertiup, aku menyukainya
Akira: Kau memilih tempat ini hanya karena alasan itu..? Jangan bercanda! Dan kenapa kau mengatakan hal seperti itu dengan mudah serta dengan tersenyum!? Apa kau tidak peduli dengan keselamatanmu!?
Ai: Tidak, karena kau akan melindungiku bukan?
"Ia menjawab dengan senyuman enteng. Dan jawaban itu membuatku terdiam."
Ai: Kau akan melindungiku bukan? Akira?
"Tanyanya dengan senyum. Aku yang terdiam beberapa saat tertawa"
Akira: Heh.. kau harusnya jadi pembicara daripada jadi ilmuwan
Ai: begitu ya.... kau orang pertama yang berpikiran begitu.. *Tertawa*
"Pada waktu pulang aku berniat mencari tempat tinggal sementara. Mungkin hotel atau sejenisnya, tetapi pada saat itu Ai menahanku"
Ai: Kau akan tidur dimana malam ini?
Akira: Eh..? tentu saja hotel atau penginapan..
Ai: Bukankah kau akan menghabiskan banyak uang kalau begitu?
Akira: Keuanganku cukup, aku bukan seperti orang lain yang mendapat bayaran tetap
Ai:......... Hei, ikut aku kerumah....
Akira: Hah...? Buat apa!? Jangan bercanda!
Ai: Kau pengawalku bukan... dirumahku tidak ada pengawalan..
Akira: ..... Ulang..
Ai: Dirumahku tidak ada pengawalan...
Akira: Tidak ada sama sekali?
Ai: Tidak sama sekali, aku tak suka pengawalan seperti mereka.
"Ilmuwan penting macam apa yang tidak menaruh pengawalan apa pun dirumahnya?"
Ai: Kau bilang kau adalah pengawalku, dan itu berarti kau akan melindungiku bukan? Maka kau juga harus berada di rumahku.
"Aku tak bisa lagi menyangkalnya, ia memang jenius. Pada akhirnya aku mengikutinya, rumahnya tak terlalu jauh. Kami pun berjalan kaki ke tempat itu, Ai mengambil pematik di saku jas putihnya dan menyalakan rokok."
Ai: Kau mau?
Akira: Tidak, aku tidak merokok
Ai: Lelaki macam apa kau tidak merokok? Kalau Kau dewasa maka merokoklah..
Akira: Umurmu sama denganku dan kau bilang dewasa? Lagipula, itu tidak baik untuk tubuh.
"Saat itu Ai pun tertawa kecil"
Ai: Merokok akan membuatmu tampak dewasa.
Akira: Memang tetapi...
Ai: Dan akan lebih mudah untukmu masuk ke dalam pikiran orang ketika kau tampak dewasa
"Jawaban Ai membuatku terdiam..."
Ai: Akan lebih mudah bagimu membentengi dirimu dari atmosfer luar, terlebih lagi itu akan membuatmu lebih berekspresi. Serta, itu dapat menutup rahasiamu.
"Dan tepat pada saat itu di taman yang kami lewati ada suara tembakan dan peluru yang menancap di dekat kakiku. Aku segera memberhentikan Ai dan mewaspadai sekeliling. Aku merasakan hawa sekitar 15 orang mengepung kami dalam kegelapan."
Ai: Ada apa!?
Akira: Kita dikepung, mungkin para orang yang mengincarmu. Mereka membawa senjata, kemungkinan disertai infamerah.
"Muncul sosok orang yang mengelilingi kami, mereka membawa senjata api yang cukup berbahaya"
Akira: Apa maumu?
Pembunuh: Tentu saja gadis itu. Siapa kau? Pengawalnya yang baru? Hahaha.. kenapa kau mau menjadi pengawalnya? Mengawalnya susah, ia tak mendengar kata-kata orang, sampai sekarang, entah sudah berapa banyak orang mati akibat kekerasan kepalanya. Kau yang sekarang belum terlambat, bagaimana jika kau pergi dan serahkan gadis itu? Mau melawan pun kau takkan mungkin menang dengan orang sebanyak ini.
"Aku melihat wajah Ai agak tertunduk, dan pembunuh itu pun tertawa. Melihat hal itu, aku jadi tersenyum"
Akira: 15 orang ya? Dengan senjata api disertai infamerah, ditambah dengan gelapnya situasi sekarang, taktik yang bagus
Pembunuh: Oh kau mengerti..?
Akira: Bagus untuk penjahat kelas rendah
"Aku segera melempar pisauku dan menusuk dada 3 orang. Mereka menembakiku secara spontan, aku maju dan berlindung dibalik pohon. Dengan memanfaatkan pohon-pohon tersebut aku mulai mengahabisi mereka secara tersembunyi. Satu per satu para pembunuh tadi telah habis, mereka semua mati terbunuh"
Pembunuh: Kau!! Siapa kau!!
Akira: Akira Kaguya, kematianmu. Jangan macam-macam dengan ninja jika kau masih ingin hidup
"Aku membunuh orang terakhir dengan mematahkan lehernya. Ai terduduk karena masih kaget. Aku membantunya berdiri dan mengantarnya pulang. Nampaknya ia hanya kaget karena semuanya terjadi secara tiba-tiba. Sepanjang perjalanan Ai hanya diam tak bicara, pada akhirnyakami telah sampai. Sebuah rumah ukuran sedang, agak aneh kalau mengingat bahwa ia ilmuwan penting, rumah dua tingkat bewarna putih"
Ai: Kenapa kau melakukan itu?
"Itu adalah perkataan yang memulai segalanya, bagiku, ataupun baginya"
Ai: Kenapa kau membunuhnya?
Akira: Hah..? Tentu saja kalau tidak aku yang akan mati
Ai: Bukankah kau tidak perlu membunuhnya?
Akira:.... Hei, di dunia ini berbeda dengan apa yang kau pikirkan. Ini bukan tempat yang bersahabat.
Ai: Lalu kenapa? Kehidupan manusia itu penuh arti, dan kematian berarti mengakhiri semuanya
Akira: Bukan urusanku, jika ia hidup maka ia hidup, dan jika ia mati maka ia mati, dibunuh atau membunuh, itulah ninja
"Ai pun menghela nafas panjang. Ia mengambil ponselnya dan nampaknya mengirim e'mail ke seseorang. Setelah beberapa menit ia menyimpan kembali ponselnya dan berjalan mendekatiku, aku pun mundur beberapa langkah untuk menjaga jarak tetapi ia tetap mendekat"
Akira: Apa....??
"Ia menarik nafasnya sekali lagi"
Ai: Akira Kaguya... Mulai sekarang kau kularang dari membunuh
Akira: ...... Hah?
Ai: Ya, mulai sekarang kau tidak boleh membunuh lagi..
Akira: Jangan bercanda, kenapa aku harus menurutimu? Aku hanya pengawal, bukan pelayanmu
Ai: Soal itu, aku sudah mengontak ayahmu dan mengaturnya
Akira: Apa..??
"Ia telah mengubah kontrakku, lebih tepatnya menambah. Karena itu adalah perintah ayah aku tak bisa menantangnya, dan tindakan gadis ini sama sekali tak diprediksi."
Akira: Kau.....
"Saat itu ia tersenyum dan memberikan tangannya untuk bersalaman sekali lagi. Aku diam dan hanya menatap tangannya, tak lama ia langsung menarik tanganku untuk menjabat tanganya."
Ai: Mulai sekarang, mohon bantuannya ya...
"Aku pun masih terdiam, kenapa ia masih bersikap biasa pada orang yang menyerang pengawalnya dan membunuh di depannya?"
Akira: Kenapa...?
Ai: Ng?
Akira: Kenapa kau bersikap biasa padaku?
"Saat itu Ai mengangkat dan menggenggam tanganku"
Ai: Karena kau tidak seperti yang terlihat, aku tahu karena tanganmu terasa hangat
"Ai melepaskan tanganku dan berjalan menuju pintu masuk rumah"
Ai: Seperti dirimu, kalau kau bilang telingamu berbeda, maka mataku juga berbeda. Sudah kubilang bukan? Masuk ke dalam pikiran orang itu mudah
"Aku terdiam sambil menoleh ke arahnya. Perkataan itu berhasil membuatku terdiam"
Ai: Sekali lagi, mohon bantuanmu untuk kedepan ya, Akira-kun
By: Yahya Scorellia Courtville