Halaman

TRANSLATE

Kamis, 05 November 2009

BLACK-WHITE FEATHERS "THE LAST ANGELICA PART 2" ( The White Feather)

“Jadi, ini rasanya menjadi manusia? Cukup menarik,” gumam seorang Demonicart. Kedua tangannya disimpan dibelakang punggungnya. Ia menghirup napas dalam-dalam dan mengembuskannya pelan. “Udara yang segar.”
“Tuan Nachtcross, anda baik-baik saja?” tanya seorang Angelordies betina.
Ia tersenyum lembut, “Alice, mulai sekarang namaku Ryou Himura.”
“Euh?”
Nachtcross mendekatkan wajahnya ke hadapan Alice, “Kita harus berbaur dengan mereka, bukan?”
“Iya, lalu?”
“Aku…, pergi dulu, yah!” Nachtross mengambil langkah seribu dan ia sudah menghilang ditengah ramainya kota Tokyo. Alice hanya bisa melongo. Apa maksudnya ini?
“Tu, Tuan Nachtcross, kenapa anda pergi begitu saja?” wajah Alice langsung berubah pucat. Ia tak tahu harus bagaimana. “Sekarang aku harus bagaimana?”
HYUUSH!

Rumah Sakit Shirohime, Tokyo, Jepang.
Seperti yang tadi siang Kaoru janjikan pada Ryuuka, sore ini ia datang menjenguknya di rumah sakit. Ia membawakan sekeranjang buah-buahan dan satu bucket bunga lili putih.
KNOCK! KNOCK! KNOCK!
“Ya, silakan masuk,” katanya sambil membaca sebuah majalah.
Wajah Kaoru menyembul dari balik pintu dan ia tersenyum hangat. “Kau sudah lebih baik?”
“Ya, lumayan.”
Kaoru duduk disamping ranjang Ryuuka. Dia mulai bercanda ringan sampai pada akhirnya ia menceritakan tentang kejadian kemarin malam. Sebenarnya, Hikarulah yang berhasil menghentikan amukan kemarahan Ryuuka. Ditengah kacaunya keadaan saat itu, Hikaru bangun dari pingsannya. Ia memegang tangan Ryuuka dengan gemetar. Ketika itu tak ada satupun yang berani mendekat karena setiap ada yang mendekat, api hitam itu akan melalapnya sampai tak bersisa. Seperti halnya Vittomio yang habis dilalap api hitam itu.
Hikaru yang berada dalam lingkaran api itu tak bisa berbuat banyak karena tangan kanannya patah. Wajahnya terlihat sangat sedih dan dia menggeleng pelan pada Ryuuka. “Ryuuka atau siapapun kau, tolong hentikan semua ini. Jangan sampai ada yang terluka,” Hikaru tersenyum lembut, “Sebab, jika ada yang terluka, orang yang menyayanginya juga akan ikut terluka. Jadi, tolong hentikan semua ini. Aku mohon.”
Dengan kaki gemetar Hikaru mencoba untuk berdiri dan mencengkeram erat lengan Ryuuka. “Ayo, kita pulang.” Kesadarannya mulai hilang dan ia pun jatuh dalam pelukan gadis itu. Perlahan api mulai padam dan Naga Api itu pun menghilang. Pertokoan yang terbakarpun kembali seperti semula. Sayap dipunggung Ryuuka pun menghilang.
“Wah, menarik sekali. Yah, mungkin sampai disini dulu,” kata Ryuken tenang.
“Kau mau pergi begitu saja, Ryuken?” tanya Kaoru.
“Hmf! Gadis itu cukup menarik. Aku jadi tak berniat menghabisinya untuk kali ini.”
Kaoru membuka perlahan sarung katananya, “Kali ini? Apa ada kesempatan kedua kalinya untukmu?,” ia langsung menghunuskan pedangnya namun Ryuken hentikan dengan kedua jarinya.
“Ckckck, kau ini bernafsu sekali membunuhku, Kaoru,” matanya menatap tajam Kaoru, “Sampai nanti.”
Ryuken pun menghilang dan ia membebaskan mereka dalam dunia ilusinya. Keadaan menjadi normal kembali. Ryuuka dan Hikaru yang terluka cukup parah langsung ia larikan ke rumah sakit terdekat.
“Begitu, yah. Aku mengerti, sekali lagi aku ucapkan terimakasih,” Ryuuka tertunduk dalam. “Shirokusa-san, ada yang ingin kutanyakan padamu?”
Kaoru terdiam sejenak, “Apa itu?”
“Sebenarnya siapa kau ini dan apa yang diinginkan lelaki bernama Ryuken itu?”
“Hal itu tak bisa kujelaskan sekarang tapi, aku berjanji akan menceritakannya suatu saat nanti.”
Ryuuka mengepalkan kedua tangannya dan ia mengangkat wajahnya. airmatanya berlinang, “Kenapa tak bisa?! Kau tahu, sebelum kedatangan kalian hidupku tenang-tenang saja tapi, setelah kejadian kemarin pasti akan timbul masalah lain yang akan melibatkan yang lain.”
“Ryuuka~, maaf kalau…,”
“Akh! Kau hanya orang asing yang melibatkan orang lain dalam masalahmu, lalu bagaimana kalau teman dan keluargaku juga terlibat?! Apa kau bisa bertanggungjawab?!!”
“Ryuuka, aku,”
“Jangan bicara lagi!”
GREB!
Kaoru langsung memeluk Ryuuka dengan lembut, bibirnya ia dekatkan ketelinga gadis itu, “Maaf, kalau aku melibatkanmu tapi asal kau tahu, kami membutuhkanmu. Kau adalah Angelica terakhir dan kau memiliki Eikyuu no Hi. Aku mohon agar kau mau membantu kami.”
“Aku tak mengerti maksudmu?”
“Lambat laun kau akan tahu siapa dirimu,” Kaoru melepaskan pelukannya dan tersenyum pada gadis itu, “Jadi, kau mau membantu kami?”
“Aku, aku akan mencoba membantu semampuku.”
“Terimakasih,” Kaoru melihat arlojinya, “Sudah waktunya aku untuk pergi. Sampai nanti?”
“Ya, sampai nanti.”
Setelah Kaoru pergi, Ryuuka baru menyadari sesuatu. “Dia bilang ‘kami’? Apa maksudnya? Apa mereka sekumpulan orang-orang bersayap seperti Shirokusa?,” gumamnya.
Setelah tiga hari berada di rumah sakit, Ryuuka dan Hikaru sudah diperbolehkan untuk pulang
Sesampainya dirumah, Ryuuka dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang ia kenal. “Kenapa kau bisa ada dirumahku?!” katanya sambil menunjuk-nunjuk dengan jari telunjuknya. Lelaki itu hanya tersenyum.
“Yoo~, Ryuuka.”
GUBRAK!!
Rasanya ia baru saja ditimpa batu yang sangat besar. Kenapa dia harus ada disini? Sudah cukup ia membuatnya susah dengan kejadian itu, pikirnya. “Ibu, kenapa dia berada disini?”
“Ryuuka, orang yang malang.”
Orang yang malang? Bagian mana?
“Kak, benar apa yang dikatakan ibu. Kita menemukannya dalam keadaan kelaparan didepan rumah kita. Kan, kasihan,” tambah Jyuu, adik lelakinya.
Dasar mereka memang terlalu polos! Bisa timbul banyak masalah kalau dia ada disini, batin Ryuuka.
“Nah, Kaoru. Untuk sementara waktu, kau bisa menempati kamar mendiang kakakku,” kata Sumika, ibu Ryuuka.
“Tinggal?!”
“Iya, untuk sementara waktu dia akan tinggal dirumah kita. Kasihan rumahnya habis terbakar dan dia tak memiliki sanak saudara.”
Sumika dan Jyuu pun mulai menitikan airmata, “Kasihan sekali.”
Licik! Padahal baru bertemu tiga hari tapi dia sudah berani memanfaatkan keluargaku. Dia bisa saja bohong soal rumahnya yang terbakar. Kaoru Shirokusa, kau memang setan pengganggu.
Hari-hari Ryuuka yang dulu tenang-tenang saja, sekarang berubah menjadi menjadi bencana baginya. Karena, hampir setiap hari ia harus berurusan dengan makhluk bernama Angelordies. ”Aku lelah kalau harus terus seperti ini. Kapan aku bisa kembali ke kehidupanku semula?”
“Bersabarlah. Kau harus melatih kekuatan Eikyuu no Hi-mu.”
“Akh~, aku bosan mendengarmu berkata ‘Eikyuu no Hi’ terus. Lagipula, aku tidak tahu siapa kau. Jadi, untuk apa aku harus menurutimu?”
Kaoru terdiam cukup lama dan wajahnya tenggelam dalam tunduknya yang dalam. Ryuuka langsung merasa sedikit segan padanya. “Kau ingin tahu siapa diriku?” Kaoru langsung mencengkeram tangan Ryuuka dan membawanya kebelakang rumah. Dia membuka kaosnya dan sebuah tato burung Phoenix terlihat jelas dibalik punggungnya, “Kau pasti sudah mengenal tato ini.”
“Ah! Aku tahu, kau pasti anggota gangster, kan?!”
GUBRAK!
“Bukan itu maksudku! Aku adalah seorang Angelicus dari Holy White Mother. Masa kau sudah lupa?!”
D O O O O O O N G ! !
“Aku tak tahu.”
“Hhh~, kau memang mirip dengannya.”
“Siapa?”
“Minami.”
Ryuuka melongo. Kaoru menghela napas panjang dan membuka mulutnya untuk bercerita. Sebenarnya Kaoru adalah seorang Angelicus yang diutus untuk mencari Angelica terakhir. Dia mencari Angelica yang terakhir sudah hampir lima ratus tahun.
Lima ratus sebelumnya terlah terjadi perang besar antara Asphodel dan Ellysium. Raja Asphodel, Ankoku-sama, dia menginginkan semua penghuni Ellysium tunduk padanya dan Ellysium bersatu dengan Asphodel. Christoper-sama –Pemimpin Ellysium- menentang keras keinginan Ankoku-sama. Karena, jika Ellysium dan Asphodel bersatu maka dunia manusia akan hancur. Dunia manusia yang menjadi portal pemisah antara Ellysium dan Asphodel merupakan titik netral yang tidak bisa begitu saja dihancurkan.
Ankoku-sama yang marah besar langsung melancarkan serangan besar-besaran ke Ellysium. Dunia manusia sempat terguncang karena perang besar itu. Christoper-sama yang sudah memprediksi serangan ini, langsung mengerahkan pasukan Angelic Guardian untuk menghalau serangan para Demonicart. Ketika itu Angelordies berada dipihak Ellysium dan kemengan sudah didepan mata. Namun, kemenagan itu hanya ilusi semata. Para Angelordies itu berkhianat, mereka menyerang balik pasukan Angelic Guardian. Para Angelicus dan Angelica yang berada digaris belakang langsung menyerang dengan anak panah mereka.
Perang berakhir dengan kemenangan Ellysium. Banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak, helaian bulu hitam dan putih tersebar diseluruh penjuru medan perang. Darah merah dan hitam juga mewarnai area tersebut. Christoper-sama mencabut satu helai bulu dari sayap putihnya. Bulu itu berwara keperakan dan beliau melemparkannya keatas setinggi-tingginya. Beliau menyatukan kedua tangannya dan mengepalnya, “Pure White Mother, damailah dan tenang dalam tidur panjang kalian. Suci.” Ribuan mayat para Demonicart, Angelica dan para Angelicus langsung mengilang digantikan dengan sehelai bulu putih. Christoper-sama menjatuhkan bulu putih itu ke dunia manusia. Tidak ada yang tahu bulu biru itu ada dimana. Hanya Christoper-sama yang mengetahuinya.
“Bohong,” kata Ryuuka datar.
“Euh?”
“Kau bohong, mana mungkin ada manusia yang bisa hidup lebih dari lima ratus tahun.”
“Ryuuka, aku ‘kan bukan manusia tapi Angelicus.”
“Hhh~, baiklah aku percaya.”
WUUSH!
Angin yang cukup kuat menerpa mereka berdua. “Merah muda motif bunga-bunga,” gumam Kaoru.
“Kau…,”
BLETAK!
Sebuah pukulan keras mendarat dikepala Kaoru. “Kalian akrab sekali,” kata Ryuken dengan santainya.
Lagi-lagi Si Bodoh itu datang, batin Ryuuka. “Ryuken, apa maumu?”
“Seperti biasa, serahkan Eikyuu no Hi padaku.”
Ryuuka mengangkat katananya, “Coba saja kalau kau bisa, Ryuken,”
Dua lawan satu. Bukan hal sulit bagi Ryuken yang sudah berpengalaman dalam bertarung. Karena Ryuuka belum begitu mahir dalam memainkan pedangnya, Kaoru jadi harus kerja dua kali lipat. Lebih baik kau tidak usah bertarung saja, Ryuuka, pikir Kaoru.
SETH!
Sabetan katana Ryuken berhasil mengenai lengan Ryuuka. Gadis itu meringis kesakitan. “Sial,” umpatnya. Sedang Kaoru sudah tak berdaya karena kelelahan dan terlebih ia menerima cukup banyak sabetan karena katana Ryuken. Mata katana Ryuken ia arahkan keleher gadis itu. “Serahkan Eikyuu no Hi itu padaku, sekarang.”
Ryuuka terpaku. Dia harus tak tahu bagaimana. Sebenarnya ia tak bentuk dari asli Eikyuu no Hi itu sendiri. Tapi, Kaoru bilang ia harus menjaganya dan melatihnya agar bisa menjaga gadis itu sendiri. Sekarang Ryuuka harus bagaimana?



____________________________________________________________________
by: Amakusa Ryuu

Tidak ada komentar: