Halaman

TRANSLATE

Minggu, 20 Mei 2012

Anima no Seihen-Chapter 12 “New Friend or Enemy?”

***
“AYANE!! AYANE!!” seru Taku memukul-mukul dinding barrier yang menghalanginya,Ia hanya bisa melihat Ayane dan perempuan tersebut yang tidak bergerak sedikit pun.Taku terus mengarahkan pukulannya pada dinding barrier tersebut seraya berteriak memanggil nama Ayane.

“Ta-Ta-Taku…” ucap Ayane pelan.

“Ayane?..AYANE!!” seru Taku semakin kuat memukul barrier tersebut.Perempuan berambut perak tersebut terlihat kesal lalu ia semakin menusukkan tangannya lebih dalam ke dada Ayane.Ayane merintih kesakitan.”Ayane?!” tanya Taku.Perempuan berambut perak itu kemudian tersenyum,ia melepas tangannya dari dada Ayane.Perempuan itu menghilang ditelan kegelapan,meninggalkan Taku dan Ayane yang terjatuh tidak sadarkan diri.Barrier yang menghalangi Taku tiba-tiba menghilang,Taku yang melihat tersebut segera berlari menghampiri Ayane dan segera memeluknya.

“Ayane?! Ayane bangun! Ayane! Ayane!” seru Taku di tengah hujan yang tiba-tiba turun dengan derasnya.

***
Sota berlari di jalan Shibuya yang ramai di tengah hujan yang turun dengan derasnya,menuju rumahnya.Beberapa menit kemudian,akhirnya Sota dengan keadaan basah kuyup tiba di rumahnya tepatnya di depan pintu rumah.Sota membuka pintu dengan pelan namun keadaan gelap karena lampu di dalam rumah tidak menyala.

“Tidak ada orang di rumah,apa Ayane belum datang?” gumam Sota seraya menekan tombol saklar lampu di samping pintu.Sota kemudian melepas sepatunya dan beranjak menuju lantai dua kamarnya,air yang membasahi seragam Sota jatuh dan mengotori lantai kayu rumahnya saat ia berjalan.Sota menaiki tangga dengan pelan lalu pergi ke pintu kamarnya dan membukanya.Sota mengusap tubuhnya yang basah dengan handuk serta mengganti seragamnya yang basah dengan pakaian yang kering.

“Ah,mungkin Ayane mempunyai acara sehingga ia sibuk dan tidak sempat pulang ke rumah.Lebih baik membuat coklat panas untuk menghangatkan suasana” ucap Sota seraya menaruh handuknya dan beranjak ke lantai bawah menuju dapur.Di dapur,Sota membuat secangkir coklat panas dan menikmatinya secara perlahan.Sota kemudian memandang keluar jendela dapur,menatap langit hitam dan air hujan yang berjatuhan.

“Ada apa,Sota?” ucap sebuah suara di dalam tubuh Sota.Sota agak terkejut mendengar suara tersebut.

“Siapa? Apa kau,Reima?” tanya Sota pelan.

“Iya tentu saja,memang siapa lagi yang ada di dalam hatimu,huh?!” jawab Reima agak membentak.

“Oh,jadi sekarang kau bisa bicara padaku?” tanya Sota masih memandang keluar jendela sambil meneguk coklat panasnya.

“Sebenarnya aku sudah bisa melakukannya sejak kau mulai menderita saat SMA,tapi aku malas berbicara padamu yang hanya bisa diam tanpa menghiraukan keadaan di sekitarmu” jawab Reima sinis.

“Oh,jadi seperti itu…” ucap Sota pelan.

“Hey,kau belum menjawab pertanyaanku!” bentak Reima.Tiba-tiba terdengar suara pintu rumah yang dibanting keras,Sota yang terkejut menaruh cangkir coklat panasnya dan segera berlari ke teras depan menuju pintu.Ketika sampai di depan pintu,Sota melihat seorang laki-laki berambut biru memakai seragam sekolah yang sudah basah terkena air hujan sedang menggendong Ayane yang tidak sadarkan diri di sampingnya.

“A-Ayane!!” seru Sota berlari mendekati Ayane.”Apa kau temannya? Ke-kenapa dengan Ayane?!” tanya Sota terbata.Taku menggeleng.

“Aku tidak tahu,senpai.Tiba-tiba seorang perempuan berambut perak datang dan menusukkan tangannya ke dada Ayane.Akhirnya membuat Ayane seperti ini,kejadiannya begitu cepat aku tidak sempat melakukan apa-apa” ucap Taku menunduk.

“Menusukkan tangannya ke dada…jangan-jangan” gumam Sota.

“Shaman” sambung Reima.

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Taku menatap Sota,Sota tersadar dari lamunannya.

“Ah,baiklah.Tolong bantu aku membawa Ayane ke dalam kamarnya” ucap Sota yang menyangga tubuh Ayane dan membawa masuk ke dalam rumah.Mereka beranjak menuju lantai dua di tempat kamar Ayane yang bersebelahan dengan Sota.Mereka akhirnya sampai di sebuah kamar dengan dinding bercat krim dan ranjang dan beberapa property yang berwarna merah muda yang merupakan kamar Ayane,Sota dibantu dengan Taku merebahkan Ayane ke ranjangnya.

“Biar sisanya aku urus,kau bisa pulang sekarang” ucap Sota pada Taku.

“Terima kasih,maaf telah merepotkan” ucap Taku seraya menundukkan badannya.

“Tidak apa-apa,harusnya aku yang bilang seperti itu” balas Sota seraya tersenyum.Taku ikut tersenyum.

“Sekali lagi,maaf kalau merepotkan” ucap Taku berbalik beranjak meninggalkan kamar Ayane,Sota mengangguk kemudian berbalik menatap Ayane.Sebelum meninggalkan kamar Ayane,Taku sempat berbalik dan menatap Ayane yang tertidur tidak sadarkan diri di ranjangnya.

“Semoga kau baik-baik saja,Ayane” Taku kemudian memalingkan wajahnya lalu beranjak keluar meninggalkan rumah Sota.

“Aku harap ini tidak menjadi masalah besar,tapi lebih baik besok aku tanyakan hal ini pada Karen.Tapi besok sekolah libur dan aku tidak tahu dimana tempat tinggalnya” gumam Sota memangdang langit-langit kamar Ayane.Sota berjalan mendekati Ayane dan perlahan mengelus rambutnya.”Semoga ini bukan kejadian buruk”

(Takajima’s House,5:30 Am)
Sota membuka matanya perlahan dan menatap dinding langit-langit rumahnya.Sota bangun dalam posisi duduk di ranjangnya kemudian menatap jam weker di samping tempat tidurnya yang menunjukkan pukul 5.30 Am.

“Ayane….Karen” gumam Sota kemudian bangkit dari tempat tidurnya,merapikan selimut,membasuh wajahnya lalu mengganti pakaian tidurnya dengan kaos berwarna hitam dan celana berwarna coklat gelap panjang.Sota beranjak keluar dari kamarnya dan menuju kamar Ayane,Sota membuka dengan perlahan lalu mengintip dari balik pintu.Ayane terlihat masih tertidur dan tidak sadarkan diri.

“Ayane…” gumam Sota murung seraya menutup pintu kamar Ayane.Sota berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah,kemudian menuju dapur dan membuat sarapan berupa telur dadar dan roti bakar.Beberapa menit kemudian Sota selesai dengan sarapannya,Sota berjalan menuju ruang tamu lalu membuka pintu geser yang ada di sana memperlihatkan pemandangan hijau yang ada di samping rumahnya.Tidak lama kemudian terdengar suara bel pintu yang berbunyi,Sota tersadar dari lamunannya kemudian berlari menuju pintu depan rumahnya.Dia membuka pintu dan melihat Yui yang terlihat menenteng tas di pundaknya.

“Ohayou gozaimasu!! Sota-kun!!” teriak Yui ceria.

“Ohayou,Yui” balas Sota tersenyum.”Ada apa Yui? Minggu pagi seperti ini kau sudah datang ke rumahku,tidak biasanya” tanya Sota.Yui memasang wajah cemebrut seraya mengembungkan pipinya.

“Memangnya tidak boleh kalau aku berkunjung ke rumahmu pagi-pagi,Sota?” tanya cetus Yui.Sota tertawa kecil,kemudian berjalan mendekati dan membuka pintu pagar di depan rumahnya.

“Tidak apa-apa,ayo silahkan masuk Yui” ucap Sota berbalik menuju ke dalam rumah,Yui mengikuti dari belakang.Sota membawa Yui ke ruang tamu yang lumayan luas dimana tersedia meja kecil di tengah ruangan tersebut dan dua sofa panjang yang saling berhadapan yang mengapit menja kecil tersebut.Yui duduk di salah satu sofa tersebut sementara Sota berjalan menuju dapur.Beberapa menit kemudian,Sota datang membawa nampan kayu yang berisi dua cangkir teh dan sebuah piring yang berisi biscuit.

“Ohya,Sota.Daritadi aku tidak melihat Ayane-chan,apa dia belum bangun?” tanya Yui.

“Tidak,dia hanya…” jawab Sota seraya menaruh nampan tersebut di meja kemudian Sota duduk di sofa yang berlawanan dengan Yui.

“Hanya apa?” tanya Yui penasaran.Sota terdiam tidak menjawab.Setelah beberapa menit terdiam,akhirnya Sota menceritakan segalanya pada Yui.

***
“Bunuh!! Bunuh!! Lebih baik kau mati!!”  seru seorang laki-laki berambut perak,bermata merah pada seorang laki-laki pendek berambut pirang,memiliki mata biru yang penampilannya seperti anak kecil.Laki-laki berambut pirang tersebut terlihat ketakutan.

“Ko-Koda-kun...apa yang terjadi padamu?” tanya laki-laki berambut pirang tersebut ketakutan seraya mundur beberapa langkah agak menjauh dari laki-laki di depannya.Koda kemudian tertawa keras.

“Hahahaha!! Semua orang yang ada di hadapanku lebih baik mati!!” seru Koda yang mengangkat tangan kanannya.Kuku di tangan tersebut tiba-tiba memanjang dan menajam seperti pedang.Laki-laki berambut pirang tersebut semakin ketakutan saat Koda berjalan perlahan mendekatinya.

“Ja-jangan!!” seru laki-laki berambut pirang tersebut menunduk sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya seraya memejamkan matanya karena ketakutan.Koda tersenyum kemudian mengarahkan tangannya ke kepala laki-laki berambut pirang tersebut.

“Awas,Akatsuki!” terdengar suara seorang laki-laki yang membuat laki-laki berambut pirang tersebut membuka matanya dan melihat seorang laki-laki besar dan tinggi berambut hitam dan memakai kacamata dan jaket tebal berwarna hitam menahan kedua tangan Koda.

“Hajime-san?” ucap laki-laki berambut pirang bernama Akatsuki tersebut menatap laki-laki yang dipanggil Hajime di depannya.Hajime melirik Akatsuki di belakangnya dengan tatapan tajam yang merupakan cirri khasnya.

“Kau tidak apa-apa,Akatsuki?” tanya Hajime pelan,Akatsuki menggangguk kemudian Hajime kembali menatap Koda di depannya yang menatapnya dengan tatapan kebencian.

“Hei,Hajime! Ada apa?...oh,Akatsuki?” ucap seorang laki-laki berambut hitam gelap tegak memakai baju kaos dalam putih serta jaket berwarna merah yang tiba-tiba muncul di belakang Akatsuki.Akatsuki menoleh ke arah laki-laki tersebut.

“Gray-kun?” tanya Akatsuki.

“Graaaah! Semua yang ada dihadapanku lebih baik mati!!” seru Koda meronta berusaha lepas dari genggaman Hajime.Hajime tetap diam dan tenang seraya menggenggam erat kedua tangan Koda.

“Akatsuki,sebenarnya apa yang terjadi pada Koda?” tanya Gray melihat Koda yang meronta.

“Aku tidak tahu,tiba-tiba dia berubah seperti itu dan kelakuannya berubah aneh” jawab Akatsuki pelan.

“Maafkan aku,Koda” ucap Hajime pelan,mata hitamnya berubah biru terang.Kedua tangan Hajime tiba-tiba mengeluarkan aliran listrik-listrik kecil bewarna kuning.”Votus…Thunder Shock” ucap Hajime pelan,tiba-tiba aliran listrik tersebut membesar dan menyetrum tubuh Koda.Koda berteriak kesakitan.

“Koda-kun!” seru Akatsuki.Rambut perak Koda perlahan berubah hitam.Beberapa detik kemudian,listrik yang menyetrum tubuh Koda berhenti dan akhirnya Koda jatuh pingsan.”Dia tidak apa-apa kan?” tanya Akatsuki menatap Hajime.Mata Hajime yang biru terang berubah kembali berwarna hitam.

“Tidak apa-apa,aku hanya sedikit menekan Blackout dalam tubuhnya agar tidak bisa keluar dalam beberapa saat ini.Anehnya,sejak kapan Koda memiliki Blackout?” ucap Hajime memandang Koda yang tergeletak.

“Iya,yang aku tahu Koda orangnya bahagia dan sepertinya yang dia miliki Pure Illumination bukan Cursed Blackout seperti itu” balas Gray.

“Berarti ada seseorang yang melakukan sesuatu pada Koda sehingga Illumination di dalam hatinya berubah menjadi Blackout,tapi siapa? Siapa yang berani melakukan ini pada temanku…” gumam Hajime mengerutkan dahinya.

“Jadi kalian ingin tahu siapa yang melakukan hal tersebut pada teman kalian?” ucap sebuah suara.Hajime langsung menoleh ke laki-laki berjubah hitam yang wajahnya tidak terlihat karena ditutupi oleh kerudung jubah tersebut.

“Kau..siapa?” tanya Hajime menatap tajam laki-laki tersebut.

“Perkenalkan…namaku adalah Phantom Blackmask” ucap Phantom seraya membuka kerudung jubahnya memperlihatkan rambutnya yang berwarna perak dan topeng hitam yang menutupi pada bagian matanya.”Aku tahu siapa yang telah melakukan hal tersebut pada temanmu” lanjut Phantom.

“Penampilanmu itu terlihat mencurigakan,apa kami bisa mempercayaimu?” tanya Hajime pelan.

“Hooh,tentu saja.Aku berpenampilan seperti ini karena aku tidak ingin diketahui oleh organisasi Obscura,mereka mengincarku karena aku telah mencuri informasi yang penting dari organisasi tersebut.Obscura adalah organisasi yang menggunakan kekuatan blackout untuk tujuan yang buruk dan berniat membuat Blackout pada seluruh manusia yang ada di dunia.Dan yang melakukan hal itu pada temanmu adalah Obscura itu juga dan aku tahu siapa yang telah melakukan hal tersebut” jawab Phantom.

“Tch,Obscura…Lalu siapa yang kau maksud?” tanya Hajime lagi.

“Nama orang itu adalah Karen Alexandrite,dia adalah seorang Shaman.Shaman adalah orang-orang yang bisa masuk ke dalam hati orang-orang dan mengubah Illumination pada orang yang hatinya dimasuki menjadi Blackout” jelas Phantom.

“Cih…jadi seperti itu…Apa kau tahu dimana dia berada?”

“Dia adalah siswa baru di Yurika Gakkuen beberapa hari yang lalu dan dia sudah merekrut orang-orang yang bernama Sota Takajima dan Yui Hiruno,mereka ada di kelas 2-2.Untuk kau yang merupakan ketua OSIS bukankah tidak susah menemui orang-orang tersebut” ucap Phantom seraya tersenyum.

“Kau darimana kau tahu bahwa aku adalah ketua OSIS di Yurika Gakkuen? Bahkan kau tahu kelas tempat mereka…sebenarnya kau siapa?” tanya Hajime menatap curiga Phantom.

“Anggap saja,aku adalah salah satu siswa dari Yurika Gakkuen.Maaf,aku tidak bisa berlama-lama disini…sayonara” ucap Phantom yang tiba-tiba menghilang dari pandangan.

“Karen Alexandrite…kau telah mengubah temanku dan hampir membuat salah satu temanku terluka…Aku TIDAK AKAN MEMAAFKANMU!!” ucap Hajime dalam hati seraya mengepalkan tangannya.




TO BE CONTINUED


Tidak ada komentar: