Halaman

TRANSLATE

Minggu, 20 Mei 2012

Anima no Seihen-Chapter 11 : “Terror in the Night”

***
“Karen-chan?” tanya seorang perempuan berambut ungu kehitaman yang muncul dari belakang Skull dan langsung berlari menghampiri Karen yang masih tercengang.Karen yang mendengar suara langkahan kaki menuju yang semakin mendekat kemudian berbalik melihat pemilik suara langkah kaki tersebu.

“Sankarea-san?” ucap Karen terkejut.Perempuan berambut ungu kehitaman tersebut berhenti di depan Karen dengan nafas terengah.”Kau ternyata bersekolah disini?” tanya Karen.Yuuko kemudian mengatur nafasnya.

“Iya,kenapa kau tidak memberitahuku dan melihatmu selama ini kalau kau bersekolah disini?” tanya blaik Yuuko menatap Karen.

“Aku baru pindah ke sekolah ini kemarin hari,kau kesini karena-“

“Aku merasakan hawa kegelapan yang kuat,ternyata berasal dari laki-laki itu..” sambung Yuuko seraya menunjuk Nac yang meringis tersandar pada dinding bangunan sekolah.

“Hei-hei,jadi kalian berdua saling mengenal antara satu dengan yang lain?” tanya Skull berjalan mendekati Karen dan Yuuko.

“Iya,dia adalah teman masa kecilku dan juga sekaligus seorang Shaman,Karen Alexandrite.Kami juga dulu pernah bertemu pada saat SMP tiga tahun yang lalu,namun Karen-chan pindah sekolah dan kami tidak pernah bertemu lagi” jelas Yuuko seraya tersenyum pada Karen.

“Ohya,dan dua laki-laki bersamamu ini siapa?” tanya Karen memandang Skull.

“Oh,laki-laki di sampingku ini bernama Skull Whiteback.Dan yang ada di depan berhadapan dengan laki-laki berjubah itu adalah Ciel Ashigawa,mereka berdua adalah temanku” jawab Yuuko seraya menatap Skull dan Ciel secara bergantian.

“Cih,percakapan perempuan” gumam Sota melirik sinis Yuuko.

“Kau mengatakan sesuatu,Reima-kun?” tanya Karen menatap Sota dengan senyuman yang mengeluarkan hawa menyeramkan membuat Sota merinding.

“Lup-lupakan saja” ucap Sota singkat mengalihkan pandangannya dari Karen.

“Oi! Apa kalian sudah selesai bicara,di depan kita masih ada seorang musuh,perhatikan kondisi sekitar kalian nanti kalian bisa terbunuh” ucap Ciel dingin melirik mereka yang ada di belakang.

“Maaf,Ashigawa-kun.Kita lanjutkan nanti pembicaraan kita ya,Karen-chan” ucap Yuuko pada Karen kemudian mengalihkan pandangannya pada Phantom yang melayang di atas.Karen juga mengalihkan pandangannya pada Phantom.

“Heh,aku sepertinya tidak memiliki urusan dengan kalian semua.Sayang sekali rasanya untuk mengucapkan selamat tinggal,Sayonara…~” ucap Phantom yang kemudian menghilang ditelan oleh kegelapan.

“Dia sudah pergi” ucap Ciel pelan seraya mengubah twin daggernya menjadi asap hitam.Mata kuning tajam milik Ciel berubah menjadi merah gelap.Ciel berbalik menatap Karen dan Sota secara bergantian kemudian ia menatap Yuuko.”Mereka adalah?”

“Tenang saja mereka temanku,berarti juga teman kita” sambung Yuuko seraya tersenyum pada Ciel.

“Hei,bagaimana dengan perempuan berambut merah muda yang tergeletak di belakang itu?” tanya Skull seraya mengacungkan ibu jarinya menunjuk ke Yui yang tergeletak.Sota berbalik kemudian menatap Yui dari kejauhan,air mata mengalir membasahi pipinya.Rambut peraknya berubah menjadi hitam dan matanya yang berwarna merah darah berubah menjadi biru.

“Takajima-san” ucap Karen pelan menatap Sota.

“Hey,Karen-chan..kenapa dengan laki-laki itu?” bisik Yuuko di telinga Karen.Karen tersenyum kemudian ia mendekatkan bibirnya ke telinga Yuuko.

“Mereka bisa dibilang couple,mungkin kau bisa membantu Takajima-san?” bisik Karen.Yuuko menatap Karen kemudian mengangguk,Yuuko berjalan mendekati Yui.Sota terkejut melihat Yuuko yang berjalan mendekati Yui.

“A-apa yang akan perempuan itu lakukan?” tanya Sota pelan.Karen kemudian memegang pundak Sota.

“Tenang saja,Takajima-kun.Sankarea-san akan menolong Yui-chan” ucap Karen tersenyum.Yuuko yang berjalan kemudian berhenti tepat di depan Yui.

“Lukanya lumayan parah,tapi ini masih bisa disembuhkan” Yuuko menunduk dan menaruh kedua telapak tangannya di depan dada Yui,beberapa saat kemudian sebuah cahaya keluar dari tangan Yuuko dan membungkus tubuh Yui.Seluruh darah dan luka yang ada di punggung Yui menghilang dan kembali seperti semula.Setelah selesai,Yuuko berdiri kemudian berbalik menatap Sota dan Karen.Yuuko menggangguk seraya tersenyum.Sota terkejut lalu akhirnya bernafas lega.

“Nah,sekarang tinggal masalah Merfield-kun” ucap Karen berbalik hendak menatap Nac,namun Nac tidak terlihat di tempatnya tadi tapi terdapat seorang perempuan berambut pirang kepang dua dan bermata ungu kelam bersama siluet bayangan hitam terlihat di tempat sekitar Nac berada.Siluet bayangan hitam tersebut menggerakkan mulut besarnya seolah seperti menguyah makanan.

“Vienna Eizenwald” ucap Karen pelan menatap Vienna,Vienna berbalik menatap Karen dengan tatapan hampanya.

“Wow! Lihat Blackout yang dimiliki perempuan itu keren!” seru Skull dengan mata berbinar-binar.

“Apa kau ini tidak bisa serius sedikit?” ucap Ciel kesal melirik Skull.

“Dia siapa…?” tanya Sota berbalik.

“Dia Vienna Eizenwald,orang yang telah menyelamatkan Yui dari pengaruh Blackout yang mengubahnya menjadi zombie.Aku tidak terlalu banyak tahu mengenai dirinya,karena kami hanya sempat berkenalan saat insiden kemarin itu” jelas Karen.

“Jadi…dia yang telah menyelamatkan Yui?” tanya Sota menatap Karen.

“Aku sudah selesai dengan laki-laki ini” ucap Vienna pelan,siluet bayangan hitam di belakangnya kemudian memuntahkan dan melempar Nac pada mereka.Ciel segera berlari ke depan dan menangkap tubuh Nac yang melayang.”Sayonara,minna” ucap Vienna berbalik berlari meninggalkan mereka.

“Hei,tunggu dulu!...ah,sial padahal aku baru mau menanyakan nomer hpnya dan dimana dia dapat Blackout itu” keluh Skull.

“Sekali lagi,kau bicara yang tidak penting aku langsung potong bibirmu itu!” seru Ciel melirik Skull.Karen dan Yuuko pun hanya bisa sweatdropped melihat tingkah laku mereka berdua.

“Ano..~Sankarea-san apa benar mereka ini temanmu?” tanya Karen heran.

“Iya,mereka memang biasa seperti ini.Jadi aku sudah biasa” jelas Yuuko.

“Kita bawa kedua orang ini masing-masing ke rumah mereka,penjelasannya besok pagi akan aku jelaskan.Ayo!” perintah Ciel.Skull dan Yuuko mengangguk sementara Sota hanya terdiam melihat tangan kanannya yang bergetar.

“Apa yang aku sempat rasakan tadi,perasaan ini seolah…tidak,mungkin hanya karena Blackout saja tapi perasaan yang tadi aku rasakan ketika Reima mengambil tubuhku itu apa cuma mimpi?” ucap Sota dalam hati,Karen memandang Sota.

“Semuanya akan baik-baik saja,Takajima-kun.Jangan khawatir” ucap Karen seraya memegang pundak Sota.Sota tersadar dari lamunannya kemudian ia tersenyum pada Karen.

“Iya,tentu saja,Karen” ucap Sota kemudian berjalan menghampiri Yui dan meninggalkan Karen.Sementara Ciel,Skull dan Yuuko pergi membawa Nac ke rumahnya.Karen terdiam menatap sinar rembulan yang perlahan mulai muncul dan menyinari lapangan tersebut,Karen berbalik dan menatap bulan yang masih terhalang oleh awan hitam.

“Sebentar lagi bulan purnama,aku tidak bisa berlama-lama diam disini.Sial,apa artinya ini…dia akan muncul” ucap Karen mengepalkan tangan dan menggigit bibirnya.Kemudian Karen berbalik lalu berlari meninggalkan tempat tersebut.

***
Di suatu ruangan yang terlihat seperti ruangan sebuah gereja dimana terdapat kursi-kursi,jendela dengan motif yang khas dengan Kristen dan juga lilin-lilin yang menghiasi tempat tersebut.Di ruangan tersebut terlihat laki-laki memakai jubah putih sedang mengacupkan kedua tangannya seperti sedang berdoa.Beberapa saat kemudian pintu pada gereja tersebut terbuka membuat cahaya dari luar masuk ke dalam ruangan tersebut,laki-laki memakai jubah hitam muncul dari balik pintu tersebut lalu berjalan perlahan mendekati laki-laki di depannya.

“Maafkan aku,aku gagal menjalankan tugasku.Raiga-sama” ucap Phantom menunduk pada laki-laki berambut perak memakai jubah putih,baju zirah yang juga putih dengan motif ukiran emas pada bagian platenya.Laki-laki bernama Raiga tersebut membawa sebuah salib besar yang ukurannya hampir sama dengan tubuhnya di punggung.Raiga berbalik kemudian menatap Phantom dengan mata emasnya,Raiga tidak mengeluarkan ekspresi apapun.

“Apa ada sesuatu yang menghalangimu sehingga kau gagal?” tanya Raiga pelan.Phantom terlihat agak terkejut kemudian Phantom menggeleng.

“Tidak sama sekali,Raiga-sama.Ini murni kesalahanku” ucap Phantom sedikit mengalihkan pandangannya dari Raiga.Raiga terdiam kemudian berbalik.

“Kau tidak usah menyembunyikan hal tersebut dariku,Phantom.Karena Tuhan Maha Tahu,tapi tidak apa-apa aku tahu kau tidak suka menimpakan kesalahan pada orang lain.Tuhan akan memberikan hukuman pada orang-orang yang menghalangi dan mengganggu tujuannya” ucap Raiga menatap ukiran jendela yang terpajang besar di depannya.

“I-iya,Raiga-sama” ucap Phantom gugup.

“Oleh karena itu,kita pasrahkan saja diri kita pada Tuhan” ucap Raiga seraya berbalik menatap Phantom.Tiba-tiba suara petir menggelegar dan sinar petir tersebut masuk melalui kaca jendela membuat suasana pada ruangan tersebut menjadi mencekam.Beberapa saat kemudian terdengar suara hujan yang turun di tempat tersebut.

***
Di suatu taman dimana lampu-lampu di sisi jalan menyinari kegelapan pada ruangan tersebut dan suara rintik hujan yang deras yang terdengar,terlihat seorang perempuan berambut hitam panjang sepinggang,bermata biru berlari bersama seorang laki-laki berambut pirang gelap,bermata biru di sampingnya.Mereka berlari di tengah hujan yang turun dengan derasnya,mereka berhenti di sebuah tempat berteduh di taman tersebut.

“Yah,kenapa cuacanya menjadi seperti ini…padahal tadi aku sedang menikmati es krimku tapi sekarang…” ucap Ayane murung melihat es krimnya yang meleleh karena terkena hujan tadi.

“Tenang saja,nanti kalau hujan sudah reda akan kubelikan lagi yang baru”  ucap laki-laki berambut pirang di sampingnya seraya tersenyum pada Ayane.

“Arigatou ne! Taku!” seru Ayane dengan wajah memerah dan berseri pada laki-laki berambut pirang yang dipanggilnya Taku.Beberapa saat kemudian,hujan mulai mereda walaupun langit masih terlihat hitam.

“Ayo,Ayane” ucap Taku seraya menarik tangan Ayane,rona wajah Ayane memerah saat Taku menarik tangannya.Mereka kembali berlari di tengah hujan yang mulai mereda,kemudian Ayane mengingat sesuatu di taman tersebut.Ayane menghentikan langkahnya membuat Taku terkejut dan ikut berhenti.

“Ada apa,Ayane?” tanya Taku.

“Bukankah sebentar lagi bulan purnama akan muncul,aku ingin melihatnya.Dan aku dengar di taman ini ada tempat dimana kita bisa melihat bulan dengan jelas” jawab Ayane.”Ayo,kita kesana” lanjut Ayane gantian menarik tangan Taku.Mereka berlari menyusuri taman tersebut menuju ke tengah taman tersebut dimana terdapat rumput hijau yang menghiasi tempat tersebut dan pohon-pohon rindang,dan juga terdapat sebuah bangku panjang bercat putih di tempat tersebut.

“Ayo,kita kesana Taku.Aku ingin melihat bulan yang indah malam ini” ucap Ayane riang.Taku hanya tersenyum mengikuti Ayane.Ayane terkejut ketika melihat siluet seorang perempuan yang berdiri di samping bangku tersebut begitu juga dengan Taku.Melihat siluet perempuan tersebut,Ayane dan Taku berhenti.Sinar bulan yang terhalang oleh awan muncul dan menyinari tempat tersebut,sehingga Nampak jelas siluet perempuan tersebut yang memiliki rambut perak panjang,mata merah darah dan mengenakan pakaian gothic berwarna hitam.Perempuan bermata merah darah tersebut menatap Ayane dengan tajam membuat Ayane ketakutan.

“Taku,aku-aku…takut” ucap Ayane berlari ke belakang punggung Taku.

“Tidak apa-apa,aku disini untuk melindungimu” ucap Taku menatap merentangkan tangan kanannya hendak melindungi Ayane.Perempuan berambut perak tersebut berjalan perlahan mendekati mereka berdua kemudian berhenti tidak jauh dari mereka.Perempuan itu mengangkat tangannya dan menunjuk Ayane.

“Kau…manusia yang memiliki kebahagiaan yang besar dan Illumination dalam tubuhmu,aku akan mengubahnya” ucap perempuan itu pelan.Taku mengerutkan dahinya.

“Apa maksudmu!? Aku tidak mengerti apa yang kau kata-“ seru Taku terhenti ketika melihat perempuan tersebut sudah berada di depannya.”Cepat sekali” kejut Taku.

“Kau manusia biasa,menyingkirlah dari hadapanku” ucap perempuan itu dingin seraya mengarahkan sebuah pukulan ke pipi Taku,Taku terkena dan terpental jauh ke samping.

“TAKU!!” seru Ayane melihat Taku yang terjatuh.

“Sekarang giliranmu…” Ayane terkejut menoleh perempuan tersebut yang mengangkat tangannya dengan cepat dan langsung menusuk dadanya.Ayane tercengang,bola mata biru cerahnya meredup.Es Cone uang ada di tangannya terjatuh.Taku kembali bangkit dengan pipinya yang bengkak karena pukulan tadi.Taku terkejut melihat Ayane yang terdiam dan dadanya tertusuk oleh perempuan berambut perak tersebut.

“AYANE!!!” seru Taku berlari ke arah Ayane,namun sebuah barrier tiba-tiba muncul dan menghalanginya mendekati Ayane.”Apa ini?! apa yang sebenarnya terjadi?! Ayane? AYANE!!” seru Taku memukul dinding barrier tersebut,ia hanya bisa melihat mereka berdua yang terdiam tidak bergerak sama sekali.




TO BE CONTINUED




Tidak ada komentar: