***
“Karen-chan?” tanya seorang perempuan berambut ungu
kehitaman yang muncul dari belakang Skull dan langsung berlari
menghampiri Karen yang masih tercengang.Karen yang mendengar suara
langkahan kaki menuju yang semakin mendekat kemudian berbalik melihat
pemilik suara langkah kaki tersebu.
“Sankarea-san?” ucap
Karen terkejut.Perempuan berambut ungu kehitaman tersebut berhenti di
depan Karen dengan nafas terengah.”Kau ternyata bersekolah disini?”
tanya Karen.Yuuko kemudian mengatur nafasnya.
“Iya,kenapa kau tidak memberitahuku dan melihatmu selama ini kalau kau bersekolah disini?” tanya blaik Yuuko menatap Karen.
“Aku baru pindah ke sekolah ini kemarin hari,kau kesini karena-“
“Aku
merasakan hawa kegelapan yang kuat,ternyata berasal dari laki-laki
itu..” sambung Yuuko seraya menunjuk Nac yang meringis tersandar pada
dinding bangunan sekolah.
“Hei-hei,jadi kalian berdua saling mengenal antara satu dengan yang lain?” tanya Skull berjalan mendekati Karen dan Yuuko.
“Iya,dia
adalah teman masa kecilku dan juga sekaligus seorang Shaman,Karen
Alexandrite.Kami juga dulu pernah bertemu pada saat SMP tiga tahun yang
lalu,namun Karen-chan pindah sekolah dan kami tidak pernah bertemu lagi”
jelas Yuuko seraya tersenyum pada Karen.
“Ohya,dan dua laki-laki bersamamu ini siapa?” tanya Karen memandang Skull.
“Oh,laki-laki
di sampingku ini bernama Skull Whiteback.Dan yang ada di depan
berhadapan dengan laki-laki berjubah itu adalah Ciel Ashigawa,mereka
berdua adalah temanku” jawab Yuuko seraya menatap Skull dan Ciel secara
bergantian.
“Cih,percakapan perempuan” gumam Sota melirik sinis Yuuko.
“Kau
mengatakan sesuatu,Reima-kun?” tanya Karen menatap Sota dengan senyuman
yang mengeluarkan hawa menyeramkan membuat Sota merinding.
“Lup-lupakan saja” ucap Sota singkat mengalihkan pandangannya dari Karen.
“Oi!
Apa kalian sudah selesai bicara,di depan kita masih ada seorang
musuh,perhatikan kondisi sekitar kalian nanti kalian bisa terbunuh” ucap
Ciel dingin melirik mereka yang ada di belakang.
“Maaf,Ashigawa-kun.Kita
lanjutkan nanti pembicaraan kita ya,Karen-chan” ucap Yuuko pada Karen
kemudian mengalihkan pandangannya pada Phantom yang melayang di
atas.Karen juga mengalihkan pandangannya pada Phantom.
“Heh,aku
sepertinya tidak memiliki urusan dengan kalian semua.Sayang sekali
rasanya untuk mengucapkan selamat tinggal,Sayonara…~” ucap Phantom yang
kemudian menghilang ditelan oleh kegelapan.
“Dia sudah
pergi” ucap Ciel pelan seraya mengubah twin daggernya menjadi asap
hitam.Mata kuning tajam milik Ciel berubah menjadi merah gelap.Ciel
berbalik menatap Karen dan Sota secara bergantian kemudian ia menatap
Yuuko.”Mereka adalah?”
“Tenang saja mereka temanku,berarti juga teman kita” sambung Yuuko seraya tersenyum pada Ciel.
“Hei,bagaimana
dengan perempuan berambut merah muda yang tergeletak di belakang itu?”
tanya Skull seraya mengacungkan ibu jarinya menunjuk ke Yui yang
tergeletak.Sota berbalik kemudian menatap Yui dari kejauhan,air mata
mengalir membasahi pipinya.Rambut peraknya berubah menjadi hitam dan
matanya yang berwarna merah darah berubah menjadi biru.
“Takajima-san” ucap Karen pelan menatap Sota.
“Hey,Karen-chan..kenapa
dengan laki-laki itu?” bisik Yuuko di telinga Karen.Karen tersenyum
kemudian ia mendekatkan bibirnya ke telinga Yuuko.
“Mereka
bisa dibilang couple,mungkin kau bisa membantu Takajima-san?” bisik
Karen.Yuuko menatap Karen kemudian mengangguk,Yuuko berjalan mendekati
Yui.Sota terkejut melihat Yuuko yang berjalan mendekati Yui.
“A-apa yang akan perempuan itu lakukan?” tanya Sota pelan.Karen kemudian memegang pundak Sota.
“Tenang
saja,Takajima-kun.Sankarea-san akan menolong Yui-chan” ucap Karen
tersenyum.Yuuko yang berjalan kemudian berhenti tepat di depan Yui.
“Lukanya
lumayan parah,tapi ini masih bisa disembuhkan” Yuuko menunduk dan
menaruh kedua telapak tangannya di depan dada Yui,beberapa saat kemudian
sebuah cahaya keluar dari tangan Yuuko dan membungkus tubuh Yui.Seluruh
darah dan luka yang ada di punggung Yui menghilang dan kembali seperti
semula.Setelah selesai,Yuuko berdiri kemudian berbalik menatap Sota dan
Karen.Yuuko menggangguk seraya tersenyum.Sota terkejut lalu akhirnya
bernafas lega.
“Nah,sekarang tinggal masalah Merfield-kun”
ucap Karen berbalik hendak menatap Nac,namun Nac tidak terlihat di
tempatnya tadi tapi terdapat seorang perempuan berambut pirang kepang
dua dan bermata ungu kelam bersama siluet bayangan hitam terlihat di
tempat sekitar Nac berada.Siluet bayangan hitam tersebut menggerakkan
mulut besarnya seolah seperti menguyah makanan.
“Vienna Eizenwald” ucap Karen pelan menatap Vienna,Vienna berbalik menatap Karen dengan tatapan hampanya.
“Wow! Lihat Blackout yang dimiliki perempuan itu keren!” seru Skull dengan mata berbinar-binar.
“Apa kau ini tidak bisa serius sedikit?” ucap Ciel kesal melirik Skull.
“Dia siapa…?” tanya Sota berbalik.
“Dia
Vienna Eizenwald,orang yang telah menyelamatkan Yui dari pengaruh
Blackout yang mengubahnya menjadi zombie.Aku tidak terlalu banyak tahu
mengenai dirinya,karena kami hanya sempat berkenalan saat insiden
kemarin itu” jelas Karen.
“Jadi…dia yang telah menyelamatkan Yui?” tanya Sota menatap Karen.
“Aku
sudah selesai dengan laki-laki ini” ucap Vienna pelan,siluet bayangan
hitam di belakangnya kemudian memuntahkan dan melempar Nac pada
mereka.Ciel segera berlari ke depan dan menangkap tubuh Nac yang
melayang.”Sayonara,minna” ucap Vienna berbalik berlari meninggalkan
mereka.
“Hei,tunggu dulu!...ah,sial padahal aku baru mau menanyakan nomer hpnya dan dimana dia dapat Blackout itu” keluh Skull.
“Sekali
lagi,kau bicara yang tidak penting aku langsung potong bibirmu itu!”
seru Ciel melirik Skull.Karen dan Yuuko pun hanya bisa sweatdropped
melihat tingkah laku mereka berdua.
“Ano..~Sankarea-san apa benar mereka ini temanmu?” tanya Karen heran.
“Iya,mereka memang biasa seperti ini.Jadi aku sudah biasa” jelas Yuuko.
“Kita
bawa kedua orang ini masing-masing ke rumah mereka,penjelasannya besok
pagi akan aku jelaskan.Ayo!” perintah Ciel.Skull dan Yuuko mengangguk
sementara Sota hanya terdiam melihat tangan kanannya yang bergetar.
“Apa
yang aku sempat rasakan tadi,perasaan ini seolah…tidak,mungkin hanya
karena Blackout saja tapi perasaan yang tadi aku rasakan ketika Reima
mengambil tubuhku itu apa cuma mimpi?” ucap Sota dalam hati,Karen
memandang Sota.
“Semuanya akan baik-baik
saja,Takajima-kun.Jangan khawatir” ucap Karen seraya memegang pundak
Sota.Sota tersadar dari lamunannya kemudian ia tersenyum pada Karen.
“Iya,tentu
saja,Karen” ucap Sota kemudian berjalan menghampiri Yui dan
meninggalkan Karen.Sementara Ciel,Skull dan Yuuko pergi membawa Nac ke
rumahnya.Karen terdiam menatap sinar rembulan yang perlahan mulai muncul
dan menyinari lapangan tersebut,Karen berbalik dan menatap bulan yang
masih terhalang oleh awan hitam.
“Sebentar lagi bulan
purnama,aku tidak bisa berlama-lama diam disini.Sial,apa artinya ini…dia
akan muncul” ucap Karen mengepalkan tangan dan menggigit
bibirnya.Kemudian Karen berbalik lalu berlari meninggalkan tempat
tersebut.
***
Di suatu ruangan yang terlihat seperti
ruangan sebuah gereja dimana terdapat kursi-kursi,jendela dengan motif
yang khas dengan Kristen dan juga lilin-lilin yang menghiasi tempat
tersebut.Di ruangan tersebut terlihat laki-laki memakai jubah putih
sedang mengacupkan kedua tangannya seperti sedang berdoa.Beberapa saat
kemudian pintu pada gereja tersebut terbuka membuat cahaya dari luar
masuk ke dalam ruangan tersebut,laki-laki memakai jubah hitam muncul
dari balik pintu tersebut lalu berjalan perlahan mendekati laki-laki di
depannya.
“Maafkan aku,aku gagal menjalankan
tugasku.Raiga-sama” ucap Phantom menunduk pada laki-laki berambut perak
memakai jubah putih,baju zirah yang juga putih dengan motif ukiran emas
pada bagian platenya.Laki-laki bernama Raiga tersebut membawa sebuah
salib besar yang ukurannya hampir sama dengan tubuhnya di punggung.Raiga
berbalik kemudian menatap Phantom dengan mata emasnya,Raiga tidak
mengeluarkan ekspresi apapun.
“Apa ada sesuatu yang
menghalangimu sehingga kau gagal?” tanya Raiga pelan.Phantom terlihat
agak terkejut kemudian Phantom menggeleng.
“Tidak sama
sekali,Raiga-sama.Ini murni kesalahanku” ucap Phantom sedikit
mengalihkan pandangannya dari Raiga.Raiga terdiam kemudian berbalik.
“Kau
tidak usah menyembunyikan hal tersebut dariku,Phantom.Karena Tuhan Maha
Tahu,tapi tidak apa-apa aku tahu kau tidak suka menimpakan kesalahan
pada orang lain.Tuhan akan memberikan hukuman pada orang-orang yang
menghalangi dan mengganggu tujuannya” ucap Raiga menatap ukiran jendela
yang terpajang besar di depannya.
“I-iya,Raiga-sama” ucap Phantom gugup.
“Oleh
karena itu,kita pasrahkan saja diri kita pada Tuhan” ucap Raiga seraya
berbalik menatap Phantom.Tiba-tiba suara petir menggelegar dan sinar
petir tersebut masuk melalui kaca jendela membuat suasana pada ruangan
tersebut menjadi mencekam.Beberapa saat kemudian terdengar suara hujan
yang turun di tempat tersebut.
***
Di suatu taman
dimana lampu-lampu di sisi jalan menyinari kegelapan pada ruangan
tersebut dan suara rintik hujan yang deras yang terdengar,terlihat
seorang perempuan berambut hitam panjang sepinggang,bermata biru berlari
bersama seorang laki-laki berambut pirang gelap,bermata biru di
sampingnya.Mereka berlari di tengah hujan yang turun dengan
derasnya,mereka berhenti di sebuah tempat berteduh di taman tersebut.
“Yah,kenapa
cuacanya menjadi seperti ini…padahal tadi aku sedang menikmati es
krimku tapi sekarang…” ucap Ayane murung melihat es krimnya yang meleleh
karena terkena hujan tadi.
“Tenang saja,nanti kalau hujan
sudah reda akan kubelikan lagi yang baru” ucap laki-laki berambut
pirang di sampingnya seraya tersenyum pada Ayane.
“Arigatou
ne! Taku!” seru Ayane dengan wajah memerah dan berseri pada laki-laki
berambut pirang yang dipanggilnya Taku.Beberapa saat kemudian,hujan
mulai mereda walaupun langit masih terlihat hitam.
“Ayo,Ayane”
ucap Taku seraya menarik tangan Ayane,rona wajah Ayane memerah saat
Taku menarik tangannya.Mereka kembali berlari di tengah hujan yang mulai
mereda,kemudian Ayane mengingat sesuatu di taman tersebut.Ayane
menghentikan langkahnya membuat Taku terkejut dan ikut berhenti.
“Ada apa,Ayane?” tanya Taku.
“Bukankah
sebentar lagi bulan purnama akan muncul,aku ingin melihatnya.Dan aku
dengar di taman ini ada tempat dimana kita bisa melihat bulan dengan
jelas” jawab Ayane.”Ayo,kita kesana” lanjut Ayane gantian menarik tangan
Taku.Mereka berlari menyusuri taman tersebut menuju ke tengah taman
tersebut dimana terdapat rumput hijau yang menghiasi tempat tersebut dan
pohon-pohon rindang,dan juga terdapat sebuah bangku panjang bercat
putih di tempat tersebut.
“Ayo,kita kesana Taku.Aku ingin
melihat bulan yang indah malam ini” ucap Ayane riang.Taku hanya
tersenyum mengikuti Ayane.Ayane terkejut ketika melihat siluet seorang
perempuan yang berdiri di samping bangku tersebut begitu juga dengan
Taku.Melihat siluet perempuan tersebut,Ayane dan Taku berhenti.Sinar
bulan yang terhalang oleh awan muncul dan menyinari tempat
tersebut,sehingga Nampak jelas siluet perempuan tersebut yang memiliki
rambut perak panjang,mata merah darah dan mengenakan pakaian gothic
berwarna hitam.Perempuan bermata merah darah tersebut menatap Ayane
dengan tajam membuat Ayane ketakutan.
“Taku,aku-aku…takut” ucap Ayane berlari ke belakang punggung Taku.
“Tidak
apa-apa,aku disini untuk melindungimu” ucap Taku menatap merentangkan
tangan kanannya hendak melindungi Ayane.Perempuan berambut perak
tersebut berjalan perlahan mendekati mereka berdua kemudian berhenti
tidak jauh dari mereka.Perempuan itu mengangkat tangannya dan menunjuk
Ayane.
“Kau…manusia yang memiliki kebahagiaan yang besar
dan Illumination dalam tubuhmu,aku akan mengubahnya” ucap perempuan itu
pelan.Taku mengerutkan dahinya.
“Apa maksudmu!? Aku tidak
mengerti apa yang kau kata-“ seru Taku terhenti ketika melihat perempuan
tersebut sudah berada di depannya.”Cepat sekali” kejut Taku.
“Kau
manusia biasa,menyingkirlah dari hadapanku” ucap perempuan itu dingin
seraya mengarahkan sebuah pukulan ke pipi Taku,Taku terkena dan
terpental jauh ke samping.
“TAKU!!” seru Ayane melihat Taku yang terjatuh.
“Sekarang
giliranmu…” Ayane terkejut menoleh perempuan tersebut yang mengangkat
tangannya dengan cepat dan langsung menusuk dadanya.Ayane
tercengang,bola mata biru cerahnya meredup.Es Cone uang ada di tangannya
terjatuh.Taku kembali bangkit dengan pipinya yang bengkak karena
pukulan tadi.Taku terkejut melihat Ayane yang terdiam dan dadanya
tertusuk oleh perempuan berambut perak tersebut.
“AYANE!!!”
seru Taku berlari ke arah Ayane,namun sebuah barrier tiba-tiba muncul
dan menghalanginya mendekati Ayane.”Apa ini?! apa yang sebenarnya
terjadi?! Ayane? AYANE!!” seru Taku memukul dinding barrier tersebut,ia
hanya bisa melihat mereka berdua yang terdiam tidak bergerak sama
sekali.
TO BE CONTINUED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar