Mai tidak bisa berpikir. Apa yang harus dia lakukan.
Kakak, kau harus asdar. .! Dalam hati Mai berharap.
Tiba-tiba, kakak yang di kuasai iblis memanggil ku, "Mai, tolong kakak Mai . . !!" katanya memohon.
Mai terkejut. Apakah harapan Mai sampai pada kakaknya?
Mai mencoba berbicara padanya lagi melalui kekuatan pikiran. Kakaknya menyahut.
Mai ingat mantra yang berhubungan dengan pikiran. Ada di hal 24. Tapi lagi-lagi sial! Mai belum hapal. Mai tak bisa membuka bukunya sekarang.
Mai mengayunkan tongkat sihirnya pada kakaknya. Mai merapalkan mantranya seingatannya.
Apa yang terjadi?
Yuya mengamuk!! Mai bodoh, Mai bodoh, Mai itu memang tak bisa brtarung! Walaupun Mai punya tongkat sihir tapi Mai tak bisa berkutik.
"Myuta . . . Akito tolong aku . . . !!" teriak Mai.
Yuya yang di kuasai iblis semakin meracau. Mai merasa tak sanggup lagi.
"Huh, tapi dengan serangan pemula kau tak akan mengalahkanku" kata Mily.
"Tak perlu sampai mengalahkan”Aku menunjuk kurungan Mai, "tujuanku sejak awal adalah membuka kurungan mereka" kurungan Mai pun terbuka
CKLANG . . .
Kunci kurungan terbuka. Mai terkejut. Mai menyuruh Hanrui yang memejamkan matanya membuka. Mai meminta Hanrui keluar lebih dahulu sementara Yuya meraung-raung kesakitan akibat perapalan mantra Mai yang asal-asalan tadi.
Mai kemudian membuat sihir isolasi untuk Hanrui agar dia aman. Sihir isolasi saja yang paling Mai kuasai.
Mai membuka lembar demi lembar halaman buku sihir. Tapi saking gugupnya Mai malah tak dapat menemukannya. Tenanglah Mai, tenang! Ini memang yg prtama kali kau brtarung, tp tolonglah tenang . . Katanya menyemangati diri sndiri.
Mai masih membuka halaman-halamannya.
Mily pun menyerang Akito. Karena Mily masih tampak kaget, Akito dengan mudah memukulnya.
"Kazehana, kita mulai!"
Akito menarik kazehana dan mulai menyerang Mily. Pada akhirnya, Akito menebaskan kazehananya. Mily pun terjatuh, tapi tak terjadi luka, kemampuan kazehana, membuka kmbli trauma Mily. Mily pun tampak pingsan karena ingatan traumanya telah kembali.
"DAPAT!!" seru Mai."Kakak, sebentar lagi kau akan selamat!"
Mai mengacungkan tongkat sihir itu mengarah ke kakaknya yang meraung-raung kesakitan di kuasai iblis, "-sayenus sieus ruhigus-!!" kata Mai merapalkan mantra penenang.
Yuya berhenti meraung. Dia terjatuh tergletak. Dari leher kakak terlepas batu emperal merah. Kakak Mai itu pingsan. Mai segera mengisolasi kakaknya.
Tiba-tiba batu emperal merah itu pecah. Membuat suara yang keras. Mily seketika melihat ke arah Mai yang saat iitu terkulai lemah akibat pertarungannya dengan Akito. Dia melihat lagi ke arah batu emperal merah yang pecah berkeping-keping.
Mily menatap Mai tajam.
Dia yang sudah kepayahan menyerang Akito berbalik ingin menyerang Mai.
"Ternyata Yuya belum cukup hitam untuk membngkitkan sang iblis!" katanya setelah melihat batu emperal itu bertebaran.
" SIALL . . . ! Ini karena mu anak kecil . .... . !" Mily geram dengan Mai."Padahal tinggal beberapa menit lagi , Yuya dapat membangkitkan iblis saat gerhana bulan dan matahari bersamaan!"
Mily merapalkan mantra kepada Mai. Beruntung Akito lebih cepat selangkah dari pada Mily. Akito memberinya mantra pembungkam.
Sepertinya situasi sudah mulai tenang. Akito memutuskan agar pergi dari tempat itu.
Akito mulai merapalkan mantra, seketika sekeliling kami berubah menjadi ladang dekat gubuk tempat tinggal Mai dan kakaknya. Ternyata dari tadi hanya ilusi yang di buat oleh Kumi dan Mily.
Akito merapalkan mantra lagi terhadap Kumi dan Mily. Mily dan Kumi tiba-tiba tak bisa menggunakan mantra. Rupanya tadi mantra penghilang kemampuan.
Tak di sangka, Akito menguasainya lebih dari Mai.
Tak di sangka, Akito menguasainya lebih dari Mai.
Mai menangis menjadi-jadi. Mai memeluk Hanrui. Hanrui pun bingung dengan ulah Mai.
"Hanrui, aku menyesal ! Hampir saja tadi aku memanfaatkan mu sebagai tumbal untuk menukarnya dengan kakak ku. . ! Padahal kau tidak salah apa-apa!!"
Mai menangis meraung-raung.
Mai menangis meraung-raung.
Hanrui hanya mengusap pundak Mai.
Kakak Mai tersadar dari pingsan berkepanjangannya.
"Anda tidak papa?!" tanya Myuta pada kakak Mai.
"Kalian siapa?" kata Yuya balik bertanya.
"Kami teman-teman Mai . . !" kata Akito sambil merapikan pakaiannya.
"Mai, kau punya teman, sejak kapan?!"
Mai langsung memeluk Yuya, kakaknya. Terharu akan pengorbanannya sendiri yang telah di lakukannya dan teman-temannya menyelamatkan kakak yang tidak tau apa-apa tersebut.
Ditengah kegembiraan itu gerhana bulan dan gerhana matahari pun muncul bersamaan. Semuanya tidak terlalu mempedulikannya karena mereka kira ini sudah berakhir. Tapi batu emperal merah yg sudah pecah itu tiba-tiba bersinar sangat terang lalu mengeluarkan asap hitam pekat yang memenuhi seluruh ruangan itu.
"A-apa ini bukannya iblis sudah dikalahkan?" kata Mai.
Kabut hitam itu lalu berkumpul kembali di satu titik dan membentuk monster setinggi 3 meter dengan 2 tanduk besar dan tubuh batu yang diselimuti api, monster itu juga memiliki sayap api yang besar.
"Ha ha ha ha……. Akhirnya aku bangkit kembali, aku iblis Arcala, kali ini akan menghancurkan seluruh kehidupan dan membentuk neraka dunia" kata iblis Arcala
"Ke-kenapa kau masih bisa bangkit, seharusnya kau sudah hancur!" kata Akito.
"Ha ha ha…. Arcala adalah iblis setengah dewa, dia tidak akan mati semudah itu" kata Mily tertawa senang.
Dalam sekali kibasan sayapnya Arcala, Mai dan kawan-kawan langsung terhempas, sihir yang mengikat Kumi dan Mily pun terlepas. Mai dan kawan-kawan yang terhempas kemudian bersembunyi.
“Ba..bagaimana ini,, kita sudah tidak punya kekuatan lagi, bagaimana kita menghadapi iblis Arcala itu?" tanya Akito yang putus asa.
"Tapi kita tetap harus melawannya, biar aku yang maju" kata Mai.
"Jangan bodoh! kau bisa mati kalau menghadapinya sendirian!" teriak Akito menghentikan.
"Akito benar kau sudah tidak bisa menghentikannya lagi" kata peri hutan yang tiba-tiba muncul.
"Apa tidak ada cara untuk menghentiknnya?" tanya Hanrui.
"Masih ada satu cara, tidak mungkin tepatnya hanya satu orang yg bisa menghentikannya " kata peri hutan.
"Siapa orang itu?!" tanya Akito.
"Orang itu...Yuya" kata peri hutan.
"Tapi kenapa kakak?" tanya Mai.
"Sebagai orang yang pernah dikendalikan Arcala dia juga mendapatkan kekuatan Arcala itu sendiri, fokuslah jauh kedalam hatimu disana kau akan menemukan kekuatan yang kau dapat dari Arcala" kata peri hutan.
"Baiklah, aku akan mencobanya" jawab Yuya.
Tidak lama setelah itu tempat persembunyian mereka akhirnya ketahuan oleh Arcala
"Semuanya kita alihkan perhatian Arcala sampai kakak mendapatkan kekuatannya!" teriak Mai. "Ok . . Kita susun rencana untuk mempermainkannya sampai kakak bangkit. . . ! Ada ide?" ujar Mai.
Semua brpikir keras.
"tak ada yang dapat di lakukan!!" ujar Myuta.
Akito angkat bicara, "ada! Mengulur waktu!!"
Semua menyanggupinya.
Pertama-tama, Myuta yang menyerang. Di panahinya iblis Arcala itu. Akito coba menyerang dengan katananya. Mai dan Hanrui sibuk merapalkan mantra-mantra pengisolasi.
Myuta mengurusi Kumi, Akito menghadapi Mily, Mai dan Hanrui menghadapi Arcala. Saat Mai mmbuat Arcala mengamuk dan ingin menghancurkan Mai, dengan sigap Myuta mendorong Mai menjuhi Arcala.
"Kau bodoh apa?...! Kita hanya mengalihkan perhatian, bukan cari mati!!" omel Myuta.
"Hehe.. Maaf, Myuta. Tak sengaja."
Arcala itu berusaha menyerang lagi.
Perlawanan Kumi kosong karena Myuta pergi ke arah Mai. Namun, Akito siaga dan megubah asisten bodoh menjadi patung es.
"Hebat!" puji Hanrui.
"Sekarang, bagaimana selanjutnya?" Tanya Myuta ke Mai. "Kau bisa menggunakan sihir mu?" lanjut Myuta.
Dengan tatapan tajam, Mai berkata, "Akan ku usahakan!"
Sementara itu, Yuya masih berusaha memfokuskan dirinya.
Saat sedang fokus mencari kekuatan di dalam dirinya, Yuya melihat ingatan saat ia sedang dikendalikan, saat ia sedang mengawasi Mai dkk. Melihat perjuangan dan ketulusan sang adik dan kawan-kawan adiknya yang berusaha menyelamatkannya membuat Yuya terharu bahkan sampai meneteskan air mata. Mai dkk yang menarik perhatian Arcala sepertinya sudah tidak sanggup lagi.
"Gawat, sepertinya ini sudah batas kita" kata Akito.
Saat itulah akhirnya Yuya menemukan kekuatannya berupa kristal emeral biru, perubahan dari kristal emeral merah. Kristal itupun keluar dari tubuh Yuya dan berubah menjadi pedang suci Soul Calibur, pedang es yang memiliki inti kristal emeral biru berbentuk bulat
"Dengan akan kubuat kau hancur sekali dan selamanya Arcala!" teriak Yuya, "Wahai pedang suci Soul Calibur, pinjamilah aku kekuatanmu" kata Yuya untuk mengeluarkan kekuatan Soul Calibur.
Arcala menyerang dengan serangan terkuatnya Hellfire. Yuya langsung menerjang dari depan dan berhasil membelah serangan Arcala, menusuk permata emeral merah yang ada di dada Arcala sehingga akhirnya Arcalapun menghilang perlahan.
by: Hoshi Writers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar