Seseorang berjubah hitam berambut panjang yang diikat dibelakang, dia adalah shinigami, aku yakin hal itu, semenjak, ia memanggul sebuah sabit besar bewarna biru kehitaman. Sabit itu lebih besar daripada punya Hinata, tapi ada satu hal yang membuatku penasaran, apa yang dikatakan oleh Hinata tadi, yaitu..
"Ketua...." Kata Hinata sekali lagi
"Apa yang kau lakukan disitu? Campuran?" kata orang tersebut sambil mendekati Hinata.
-Campuran? Hoi, hoi.... apa itu cara untuk memanggil seseorang?
Orang itu berada di depanku dan Hinata, auranya terasa berat, apa ini, yang disebut ketua dari Shinigami? Orang tersebut memukul Hinata sehingga Hinata terjatuh di lantai, "Hei!!" Aku yang langsung bereaksi atas tindakannya berdiri. Orang itu secara tiba-tiba melemparku, "Aku akan berurusan dengan jiwamu nanti..." kataya padaku yang berada jauh darinya karena terlempar.
"Sial.." Aku mencoba untuk berdiri tetapi aku sudah kehilangan banyak darah, aku tak bisa melakukan gerakan seperti tadi. "Kupikir aku sudah memberimu cukup peringatan, tetapi tampaknya kau masih belum berhasil, benar-benar campuran yang mengesalkan.." Kata orang tersebut sambil menendang Hinata. Aku ingin menghentikannya, tapi aku tak bisa, "af.." aku mendengar suara Hinata dengan nada kecil, "Ng..?? Kau mengatakan sesuatu?" tanya orang itu, Hinata membuka mulutnya sekali lagi, kali ini suaranya terdengar jelas, "Maaf... aku dapat melakukanya, aku sudah berjanji untuk itu, tetapi... aku tetap tak bisa membunuh temanku..." katanya dengan nada tak bertenaga. Orang tersebut diam.
"Persahabatan yang mematahkan kematian, ya?"
"Hal semacam itu bisa bertahan dari apa pun" balas Hinata, orang tersebut pun tersenyum dan akhirnya ia tertawa nyaring
"Menarik juga.. tapi, apa yang kau katakan itu, hanya teori idealnya, bukan?" Orang itu menendang Hinata sekali lagi, "Pada akhirnya kau hanya akan bersujud pada keputus-asaan. Bagaimanapun kuatnya keinginanmu, kalau tak ada pelindung yang melindunginya, hanya akan terinjak. Kau yang berada di pertengahan tidak akan mendapatkannya, idealisme tanpa kekuatan, hanyalah kesia-siaan.." kata orang itu sambil menghentakkan kakinya di depan Hinata, "Kau harusnya tahu, kapan harus menyerah, kita shinigami, menggunakan hati, bukanlah sifat kita.." kata orang tersebut.
"Kau salah ketua.." Hinata akhirnya membalas"Apa?""Aku bukalah shinigami, tetapi aku setengah shinigami.." katanya dengan senyum dan nafas yang berat. Orang tersebut terdiam sejenak, "Pemikiran bodoh..." katanya sambil mengangkat sabitnya, ia pun mengayunkan sabitnya tepat ke arah Hinata.
"Cukup sampai disitu, ketua Shinigami..." Perkataanku berhasil menghentikan gerakan orang tersebut, "kalau kau bergerak lagi, kemungkinan kepalamu akan berpisah dengan tubuhmu..." kataku. Orang tersebut melihat ke samping.
"Ini...."
"Aku mengambil semua benang-benang tersebut secara diam-diam. Kemudian aku menyusunnya menjadi satu. Hasilnya benang itu akan lebih kuat, aku yakin, itu bisa menahan sabitmu.." kataku sambil berdiri meski kupaksakan
Orang tersebut memegang benang tersebut, ia memejamkan matanya sejenak, "Pertama, namaku Kaoru... Aku adalah ketua Shinigami seperti yang kau bilang. Lalu, kau pikir ketua Shinigami akan terjebak dalam keadaan seperti ini?" katanya sambil melihatku. Ia memberikan hawa membunuh yang serius sampai membuatku sulit bernafas, tetapi aku tetap berdiri, meski aku tak membawa pedangku, tetapi aku masih mempunyai benang itu....
"Lalu..." Aku kembali mendengarkan Kaoru, "Kau pikir aku tak bisa lolos? Benar, ini akan menahan sabit milikku, kalau sabitku adalah sabit biasa.."
Ia menebas benang tersebut, sabitnya tertahan, bukannya mengulangi serangan, tetapi ia hanya diam, "DELETE..." katanya dengan tegas. Secara tiba-tiba benang yang kususun telah lenyap. Aku yang terkejut melihat tanganku, benang yang kupegang pun telah lenyap, "Apa, apa ini..." kataku dengan nafas yang berat. "Setiap Shinigami mempunyai Death Scythe, dan setiap Dead Scythe memiliki kemampuan masing-masing..." kata Kaoru. Aku teringat bagaimana Hinata bisa mengendalikan darah, miliknya adalah Blood Scythe, jangan-jangan....
Aku melihat ke arah Kaoru dengan pandangan tidak percaya, "Nama Dead Sycthe'ku adalah... Amoito Crescent (Deleting Sycthe). Dead Sycthe yang akan menghapus apa-pun...." kata Kaoru yang berjalan mendekatiku. "Aku berubah pikiran, kau akan kuurus lebih dulu." katanya yang berada di depanku, "Work like shadow, Hidden like wind, Strong like fire, Calm like water, i'll reap your soul..." Kaori menebaskan sabitnya ke arahku.
Aku berhasil menghindar meski responku agak lambat, kepalaku terasa pusing, "Boleh juga, dengan pendarahan sebanyak itu kau masih bisa menghindar.." kata Kaori yang sabitnya tertahan di puing-puing, "DELETE" Puing-puing itu pun menghilang.
-Yang benar saja, ini konyol. Kekuatan yang dapat menghapus apa pun, kekuatan macam apa itu.
NYUUTT......
"Ughh..."-Gawat, aku mulai kehilangan kesadaran..
"Tenanglah,, biar kuselesaikan.. yang kau perlukan hanya menutup matamu, Rikimaru" Kesadaranku pun kembali secara paksa, "Tidak, tidak akan kuserahkan padamu..." kataku, "Apa maksudmu?" tanya Kaori, "Bukan, itu bukan perkataan untukmu, perkataan untukmu adalah, aku tak akan menyerah, aku belum boleh mati sekarang.." kataku pada Kaori, "Kau orang yang terbodoh yang pernah kuketahui.." Katanya sambil melompat maju.
Aku menghindar dari serangannya dengan susah payah, "Aku akan memecahkan misteri kekuatannya, meski ia dapat menghapus segalanya, ia pasti mempunyai syarat batasan. Seperti Hinata, ia hanya bisa menggunakan darah yang tidak mengalir di dalam tubuh, dengan kata lain darah yang telah keluar. Jadi, ini pun pasti sama.." Tanpa disadari sabit Kaori berada di depan mukaku, aku segera melompat ke kanan. Aku pun mengambil sebuah puing-puing bagunan dan melemparkannya. Kaori mengangkat sabitnya dan membelah puing tersebut, "DELETE" puing yang kulempar telah menghilang, "Percuma, aku bisa menghapus apa pun, meski kau memiliki senjata macam apa pun, aku akan menghapus semuanya.." kata Kaori dengan dingin.
"Sial, apakah benar? Apakah benar kalau ia dapat menghapus segalanya. Kalau itu benar, apa yang kulakukan percuma, ia bisa menghapusku" pikirku sambil tertawa kecil, "Tunggu, hapus? Itu benar, kenapa ia tidak menghapus diriku kalau ia bisa menghapus segalanya? BUkankah cara itu lebih mudah? Lalu, kenapa ia selalu menggunakan senjatanya sebelum ia mengapus sesuatu? Jangan-jangan..." Aku menatap ke arah Kaori dengan tatapan serius, "Apa yang akan kau lakukan sekarang?" kata Kaori, "Ini adalah pertaruhan, jika gagal, aku bisa tamat, apa analisisku benar...." aku melihat ke arah sabit Hinata yang tertancap tak begitu jauh, "Aku harus melakukannya, taruhan dengan bayaran nyawa ini.."
Kaori maju dan menyerangku, aku melemparkan 10 batu ke arahnya, Kaori menebas semua batu tersebut, "DELETE" batu tersebut lenyap, ia melanjutkan menyerangku secara beruntun. Aku terus menghindar dengan hati-hati kebelakang. Jaraknya sudah tepat, aku melompat ke belakang, Kaori menebaskan sabitnya dari bawah ke atas secara miring. Tangan kananku yang dibelakang memegang gagang sabit Hinata, aku menariknya sehingga tercabut dan memindahkannya ke tangan kiri dari belakang, lalu aku menahan serangan Kaori.
TRANNNGG..............
Aku terlempar dan mendarat dengan aman, "Menggunakan sabit Shinigami? Mungkin itu ide bagus, tapi kemampuan Dead Scythe hanya bisa dikeluarkan pemiliknya, jadi itu sia-sia.." Aku segera memotong ucapannya, 'Bukankah kau bilang kau bisa menghapuskan segalanya?" Kaori terdiam, "Tampaknya aku benar. Ada beberapa syarat agar kau bisa menghilangkan sesuatu, pertama, Sabitmu harus menyentuh objek yang ingin kau hilangkan. Yang kedua, objek tersebut harus konkrit di dunia ini, sedangkan Dead Sycthe bukanlah benda dari dunia ini. Kau hanya berkata begitu untuk membuatku salah berpikir.." kataku sambil tersenyum.
Kaori Mengibaskan rambutnya, "Kau benar, tapi, apa yang bisa kau lakukan dengan kemampuanmu yang sekarang?" Kata Kaori yang menebas sabit Hinata sehingga terlempar ke belakang, "Kau sudah berada pada batasnya, kau bahkan tidak bisa menggenggam senjata lagi.. kau mirip dengan Hinata, berpegang pada suatu teori, tetapi tak ada yang melindungi teori tersebut" kata Kaori, aku hanya tersenyum, "Yang bisa menggeluarkan kemampuan Dead Sycthe hanya pemiliknya bukan?" Kaori menyadari sesuatu, "Blood Needles..." Darah yang membentuk duri muncul dalam jumlah yang banyak dan mengacu kepada leher Kaori. Kaori menoleh ke belakang, "Work like shadow, Hidden like wind, Strong like fire, Calm like water, bukankah itu apa yang disebut Shinigami?" kata Hinata yang berdiri dengan bantuan sabitnya.
"Lalu untuk satu hal.. Kami memang berpegang pada sebuah teori tanpa pelindung. Tetapi itu bukan karena tidak ada, tetapi karena kami tidak membutuhkannya, karena idealisme kami bukanlah sesuatu yang bisa dihilangkan..." kataku dengan nafas berat, Hinata terlihat terkejut dengan apa yang kukatakan, "Hinata, Lepaskan aku, sekarang juga.." Perintah Kaori.
"Tidak" balas Hinata"Jadi kau akan menghabisiku?" kata Kaori"TIDAK!!!" kata Hinata sambil memeluk Kaori, "Aku tidak bisa membiarkanmu membunuhnya, tapi aku juga tak bisa membunuhmu! Kau adalah penolongku saat itu, kau yang membawaku saat aku ditolak dari dunia! Kaulah yang pertama kali menerimaku! Aku tak bisa membunuhmu!" Semua Serangan Hinata pun kembali, Hinata menarik semua serangannya sambil menangis dan memeluk Kaori."Itu dulu, pada masa lalu.." kata Kaori yang dingin"Aku tak peduli! Apakah itu dulu! Apakah itu sekarang! Kaori adalah Kaori! Penyelamatku! Sebagai buktinya, aku ada disini sekarang! Aku ada disini sekarang, memelukmu.." balas Hinata. Kaori menghela nafas, ia mengusap kepala Hinata dan tersenyum, "Kau berubah... Hina-chan..." kata Kaori
"Sekarang jadi masuk akal. Kaori-san, kau bertingkah kejam kepada Hinata, agar ia dapat bertahan di dunia ini bukan?" Pertanyaanku membuat Hinata terkejut. Kaori tersenyum, "Benar, ia selalu menurut kepadaku, karena statusnya yang campuran. Kalau ia terus begitu, ia tidak bisa bertahan.." kata Kaori. Aku pun tertawa, "Kalau begitu, soal nyawaku..." kataku yang sudah pasti kalau itu hanya rencana, "Ah, yang itu serius.." kata Kaori.
"Eh...??" kataku dan Hinata bersamaan, "Namamu benar-benar muncul dalam catatan, jadi kau harus mati..." kata Kaori, "Kaori... apa kau tak ada cara lain..??" kata Hinata panik, "Kaori-san... kau bisa melepaskanku kan..." kataku dengan penuh harap, "Tidak....' kata Kaori sambil mengangkat sabitnya, tiba-tiba ada sesuatu yang berbunyi. Kaori pun berhenti dan mengambil sebuah telpon genggam dari sakunya.
-Shinigami membawa telpon genggam..??
Kaori berbicara agak pendek, ia menutup telponnya dan menghadap ke arahku, "Kau beruntung, sepertinya ada kesalahan nama. Bukan kamu targetnya, jadi kau selamat.." Aku pun membatu selama beberapa detik, "Aku hampir mati karena kesalahan nama? Apa aku begitu sialnya sampai bisa memanipulasi kematian?" pikirku dengan muram, "Hinata, bawakan aku air dari kolam yang ada di depan gerbang?" perintah Kaori, "Eh, tapi disitu jauh.." balas Hinata, "L~A~K~U~K~A~N......." Sambung Kaori, "Ba, baik.." Hinata langsung berlari keluar. "Apa itu yang kau sebut dengan berubah??" pikirku, Kaori memanggil namaku.
"Apa yang kukatakan itu benar, ada kesalahan nama.." kata Kaori"Dan aku nyaris mati, bagaimana bisa!!" kataku sedikit marah"Dan ini pertama kalinya terjadi.." balas Kaori, aku pun terdiam"Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, tidak pernah ada kesalahan seperti ini. Ini cuma hipotesisku, tapi tampaknya, ada orang yang mengincarmu, Rikimaru-kun.." sambung Kaori"Sampai mengutak atik catatan kematatian?" kataku melengkapi"Kami tak mempunyai kepastian, tapi jika itu benar, orang tersebut masalah serius. Ia dapat mengutak atik catatan kematian, aku pun penasaran, orang macam apa ia.." kata Kaori
Hinata pun datang dengan membawa seember air, "Lama, aku berubah pikiran, aku akan langsung kembali. Hiduplah dengan damai, bersama partnermu" Kata Kaori yang pergi dari jendela. Aku dan Hinata menatap keluar jendela, terlihat lampu-lampu perguruan bersinar terang dengan indahnya, "Jadi untuk apa aku membawa air itu?" tanya Hinata heran, "entahlah.." kataku sambil tertawa kecil, Hinata menatap keluar, "Rikimaru-kun, aku ini takut ketinggian, tetapi ini pertama kalinya aku merasakan perasaan indah dari ketinggian..." kata Hinata sambil menarik lengan bajuku. Aku melihat tangannya gemetar, tetapi ia tersenyum, "Itu teori ideal yang tak memerlukan pertahanan.." kataku, Hinata pun tertawa kecil, "Ah, Rikimaru-kun, soal partner itu.."
BRUUUKK.......
Aku pun telah berada di ambang batas. Aku membuka mataku dan melihat langit-langit kamarku. Aku pun bangun, "Sudah bangun?" Aku melihat Ren di pintu, hampir seluruh tubuhku diperban, "Tampaknya kau mengalami pertempuran yang mematikan tadi malam.." kata Minata, "Rikimaru-sama.. Kenapa kau tidak memanggilku? Kau membuatku Khawatir..." kata Yue disampingku dengan sedu. Aku tertawa kecil, "Yah, maaf membuat kalian khawatir.." kataku, "kami sudah dengan semuanya dari Hinata, sekarang dia tertidur di kamarku setelah ia membawamu kesini. Ia membawamu kesini dengan luka yang tak kalah darimu.." kata Ren sambil tersenyum. "Jadi, kali ini kau bertarung untuk apa?" kata Ayame, aku pun diam dan berpikir sejenak, "Umm.... teori ideal yag tak memerlukan pertahanan..??" kataku, "Hah? Apa-apaan itu..." kata Ayame kesal, "Entahlah..." kataku sambil tertawa. Ayame menyerangku yang sedang dalam keadaan penyembuhan, suasana pun kembali seperti biasa, "Itu benar, aku tak memerlukan alasan, pertahanan, dan semacamnya untuk teoriku, karena faktanya aku tidak memerlukannya, aku berada disini adalah buktinya yang paling jelas" Pikirku sambil tertawa.
------------------------------------------------------by: Yahya Scorellia Courtville
"Ketua...." Kata Hinata sekali lagi
"Apa yang kau lakukan disitu? Campuran?" kata orang tersebut sambil mendekati Hinata.
-Campuran? Hoi, hoi.... apa itu cara untuk memanggil seseorang?
Orang itu berada di depanku dan Hinata, auranya terasa berat, apa ini, yang disebut ketua dari Shinigami? Orang tersebut memukul Hinata sehingga Hinata terjatuh di lantai, "Hei!!" Aku yang langsung bereaksi atas tindakannya berdiri. Orang itu secara tiba-tiba melemparku, "Aku akan berurusan dengan jiwamu nanti..." kataya padaku yang berada jauh darinya karena terlempar.
"Sial.." Aku mencoba untuk berdiri tetapi aku sudah kehilangan banyak darah, aku tak bisa melakukan gerakan seperti tadi. "Kupikir aku sudah memberimu cukup peringatan, tetapi tampaknya kau masih belum berhasil, benar-benar campuran yang mengesalkan.." Kata orang tersebut sambil menendang Hinata. Aku ingin menghentikannya, tapi aku tak bisa, "af.." aku mendengar suara Hinata dengan nada kecil, "Ng..?? Kau mengatakan sesuatu?" tanya orang itu, Hinata membuka mulutnya sekali lagi, kali ini suaranya terdengar jelas, "Maaf... aku dapat melakukanya, aku sudah berjanji untuk itu, tetapi... aku tetap tak bisa membunuh temanku..." katanya dengan nada tak bertenaga. Orang tersebut diam.
"Persahabatan yang mematahkan kematian, ya?"
"Hal semacam itu bisa bertahan dari apa pun" balas Hinata, orang tersebut pun tersenyum dan akhirnya ia tertawa nyaring
"Menarik juga.. tapi, apa yang kau katakan itu, hanya teori idealnya, bukan?" Orang itu menendang Hinata sekali lagi, "Pada akhirnya kau hanya akan bersujud pada keputus-asaan. Bagaimanapun kuatnya keinginanmu, kalau tak ada pelindung yang melindunginya, hanya akan terinjak. Kau yang berada di pertengahan tidak akan mendapatkannya, idealisme tanpa kekuatan, hanyalah kesia-siaan.." kata orang itu sambil menghentakkan kakinya di depan Hinata, "Kau harusnya tahu, kapan harus menyerah, kita shinigami, menggunakan hati, bukanlah sifat kita.." kata orang tersebut.
"Kau salah ketua.." Hinata akhirnya membalas"Apa?""Aku bukalah shinigami, tetapi aku setengah shinigami.." katanya dengan senyum dan nafas yang berat. Orang tersebut terdiam sejenak, "Pemikiran bodoh..." katanya sambil mengangkat sabitnya, ia pun mengayunkan sabitnya tepat ke arah Hinata.
"Cukup sampai disitu, ketua Shinigami..." Perkataanku berhasil menghentikan gerakan orang tersebut, "kalau kau bergerak lagi, kemungkinan kepalamu akan berpisah dengan tubuhmu..." kataku. Orang tersebut melihat ke samping.
"Ini...."
"Aku mengambil semua benang-benang tersebut secara diam-diam. Kemudian aku menyusunnya menjadi satu. Hasilnya benang itu akan lebih kuat, aku yakin, itu bisa menahan sabitmu.." kataku sambil berdiri meski kupaksakan
Orang tersebut memegang benang tersebut, ia memejamkan matanya sejenak, "Pertama, namaku Kaoru... Aku adalah ketua Shinigami seperti yang kau bilang. Lalu, kau pikir ketua Shinigami akan terjebak dalam keadaan seperti ini?" katanya sambil melihatku. Ia memberikan hawa membunuh yang serius sampai membuatku sulit bernafas, tetapi aku tetap berdiri, meski aku tak membawa pedangku, tetapi aku masih mempunyai benang itu....
"Lalu..." Aku kembali mendengarkan Kaoru, "Kau pikir aku tak bisa lolos? Benar, ini akan menahan sabit milikku, kalau sabitku adalah sabit biasa.."
Ia menebas benang tersebut, sabitnya tertahan, bukannya mengulangi serangan, tetapi ia hanya diam, "DELETE..." katanya dengan tegas. Secara tiba-tiba benang yang kususun telah lenyap. Aku yang terkejut melihat tanganku, benang yang kupegang pun telah lenyap, "Apa, apa ini..." kataku dengan nafas yang berat. "Setiap Shinigami mempunyai Death Scythe, dan setiap Dead Scythe memiliki kemampuan masing-masing..." kata Kaoru. Aku teringat bagaimana Hinata bisa mengendalikan darah, miliknya adalah Blood Scythe, jangan-jangan....
Aku melihat ke arah Kaoru dengan pandangan tidak percaya, "Nama Dead Sycthe'ku adalah... Amoito Crescent (Deleting Sycthe). Dead Sycthe yang akan menghapus apa-pun...." kata Kaoru yang berjalan mendekatiku. "Aku berubah pikiran, kau akan kuurus lebih dulu." katanya yang berada di depanku, "Work like shadow, Hidden like wind, Strong like fire, Calm like water, i'll reap your soul..." Kaori menebaskan sabitnya ke arahku.
Aku berhasil menghindar meski responku agak lambat, kepalaku terasa pusing, "Boleh juga, dengan pendarahan sebanyak itu kau masih bisa menghindar.." kata Kaori yang sabitnya tertahan di puing-puing, "DELETE" Puing-puing itu pun menghilang.
-Yang benar saja, ini konyol. Kekuatan yang dapat menghapus apa pun, kekuatan macam apa itu.
NYUUTT......
"Ughh..."-Gawat, aku mulai kehilangan kesadaran..
"Tenanglah,, biar kuselesaikan.. yang kau perlukan hanya menutup matamu, Rikimaru" Kesadaranku pun kembali secara paksa, "Tidak, tidak akan kuserahkan padamu..." kataku, "Apa maksudmu?" tanya Kaori, "Bukan, itu bukan perkataan untukmu, perkataan untukmu adalah, aku tak akan menyerah, aku belum boleh mati sekarang.." kataku pada Kaori, "Kau orang yang terbodoh yang pernah kuketahui.." Katanya sambil melompat maju.
Aku menghindar dari serangannya dengan susah payah, "Aku akan memecahkan misteri kekuatannya, meski ia dapat menghapus segalanya, ia pasti mempunyai syarat batasan. Seperti Hinata, ia hanya bisa menggunakan darah yang tidak mengalir di dalam tubuh, dengan kata lain darah yang telah keluar. Jadi, ini pun pasti sama.." Tanpa disadari sabit Kaori berada di depan mukaku, aku segera melompat ke kanan. Aku pun mengambil sebuah puing-puing bagunan dan melemparkannya. Kaori mengangkat sabitnya dan membelah puing tersebut, "DELETE" puing yang kulempar telah menghilang, "Percuma, aku bisa menghapus apa pun, meski kau memiliki senjata macam apa pun, aku akan menghapus semuanya.." kata Kaori dengan dingin.
"Sial, apakah benar? Apakah benar kalau ia dapat menghapus segalanya. Kalau itu benar, apa yang kulakukan percuma, ia bisa menghapusku" pikirku sambil tertawa kecil, "Tunggu, hapus? Itu benar, kenapa ia tidak menghapus diriku kalau ia bisa menghapus segalanya? BUkankah cara itu lebih mudah? Lalu, kenapa ia selalu menggunakan senjatanya sebelum ia mengapus sesuatu? Jangan-jangan..." Aku menatap ke arah Kaori dengan tatapan serius, "Apa yang akan kau lakukan sekarang?" kata Kaori, "Ini adalah pertaruhan, jika gagal, aku bisa tamat, apa analisisku benar...." aku melihat ke arah sabit Hinata yang tertancap tak begitu jauh, "Aku harus melakukannya, taruhan dengan bayaran nyawa ini.."
Kaori maju dan menyerangku, aku melemparkan 10 batu ke arahnya, Kaori menebas semua batu tersebut, "DELETE" batu tersebut lenyap, ia melanjutkan menyerangku secara beruntun. Aku terus menghindar dengan hati-hati kebelakang. Jaraknya sudah tepat, aku melompat ke belakang, Kaori menebaskan sabitnya dari bawah ke atas secara miring. Tangan kananku yang dibelakang memegang gagang sabit Hinata, aku menariknya sehingga tercabut dan memindahkannya ke tangan kiri dari belakang, lalu aku menahan serangan Kaori.
TRANNNGG..............
Aku terlempar dan mendarat dengan aman, "Menggunakan sabit Shinigami? Mungkin itu ide bagus, tapi kemampuan Dead Scythe hanya bisa dikeluarkan pemiliknya, jadi itu sia-sia.." Aku segera memotong ucapannya, 'Bukankah kau bilang kau bisa menghapuskan segalanya?" Kaori terdiam, "Tampaknya aku benar. Ada beberapa syarat agar kau bisa menghilangkan sesuatu, pertama, Sabitmu harus menyentuh objek yang ingin kau hilangkan. Yang kedua, objek tersebut harus konkrit di dunia ini, sedangkan Dead Sycthe bukanlah benda dari dunia ini. Kau hanya berkata begitu untuk membuatku salah berpikir.." kataku sambil tersenyum.
Kaori Mengibaskan rambutnya, "Kau benar, tapi, apa yang bisa kau lakukan dengan kemampuanmu yang sekarang?" Kata Kaori yang menebas sabit Hinata sehingga terlempar ke belakang, "Kau sudah berada pada batasnya, kau bahkan tidak bisa menggenggam senjata lagi.. kau mirip dengan Hinata, berpegang pada suatu teori, tetapi tak ada yang melindungi teori tersebut" kata Kaori, aku hanya tersenyum, "Yang bisa menggeluarkan kemampuan Dead Sycthe hanya pemiliknya bukan?" Kaori menyadari sesuatu, "Blood Needles..." Darah yang membentuk duri muncul dalam jumlah yang banyak dan mengacu kepada leher Kaori. Kaori menoleh ke belakang, "Work like shadow, Hidden like wind, Strong like fire, Calm like water, bukankah itu apa yang disebut Shinigami?" kata Hinata yang berdiri dengan bantuan sabitnya.
"Lalu untuk satu hal.. Kami memang berpegang pada sebuah teori tanpa pelindung. Tetapi itu bukan karena tidak ada, tetapi karena kami tidak membutuhkannya, karena idealisme kami bukanlah sesuatu yang bisa dihilangkan..." kataku dengan nafas berat, Hinata terlihat terkejut dengan apa yang kukatakan, "Hinata, Lepaskan aku, sekarang juga.." Perintah Kaori.
"Tidak" balas Hinata"Jadi kau akan menghabisiku?" kata Kaori"TIDAK!!!" kata Hinata sambil memeluk Kaori, "Aku tidak bisa membiarkanmu membunuhnya, tapi aku juga tak bisa membunuhmu! Kau adalah penolongku saat itu, kau yang membawaku saat aku ditolak dari dunia! Kaulah yang pertama kali menerimaku! Aku tak bisa membunuhmu!" Semua Serangan Hinata pun kembali, Hinata menarik semua serangannya sambil menangis dan memeluk Kaori."Itu dulu, pada masa lalu.." kata Kaori yang dingin"Aku tak peduli! Apakah itu dulu! Apakah itu sekarang! Kaori adalah Kaori! Penyelamatku! Sebagai buktinya, aku ada disini sekarang! Aku ada disini sekarang, memelukmu.." balas Hinata. Kaori menghela nafas, ia mengusap kepala Hinata dan tersenyum, "Kau berubah... Hina-chan..." kata Kaori
"Sekarang jadi masuk akal. Kaori-san, kau bertingkah kejam kepada Hinata, agar ia dapat bertahan di dunia ini bukan?" Pertanyaanku membuat Hinata terkejut. Kaori tersenyum, "Benar, ia selalu menurut kepadaku, karena statusnya yang campuran. Kalau ia terus begitu, ia tidak bisa bertahan.." kata Kaori. Aku pun tertawa, "Kalau begitu, soal nyawaku..." kataku yang sudah pasti kalau itu hanya rencana, "Ah, yang itu serius.." kata Kaori.
"Eh...??" kataku dan Hinata bersamaan, "Namamu benar-benar muncul dalam catatan, jadi kau harus mati..." kata Kaori, "Kaori... apa kau tak ada cara lain..??" kata Hinata panik, "Kaori-san... kau bisa melepaskanku kan..." kataku dengan penuh harap, "Tidak....' kata Kaori sambil mengangkat sabitnya, tiba-tiba ada sesuatu yang berbunyi. Kaori pun berhenti dan mengambil sebuah telpon genggam dari sakunya.
-Shinigami membawa telpon genggam..??
Kaori berbicara agak pendek, ia menutup telponnya dan menghadap ke arahku, "Kau beruntung, sepertinya ada kesalahan nama. Bukan kamu targetnya, jadi kau selamat.." Aku pun membatu selama beberapa detik, "Aku hampir mati karena kesalahan nama? Apa aku begitu sialnya sampai bisa memanipulasi kematian?" pikirku dengan muram, "Hinata, bawakan aku air dari kolam yang ada di depan gerbang?" perintah Kaori, "Eh, tapi disitu jauh.." balas Hinata, "L~A~K~U~K~A~N......." Sambung Kaori, "Ba, baik.." Hinata langsung berlari keluar. "Apa itu yang kau sebut dengan berubah??" pikirku, Kaori memanggil namaku.
"Apa yang kukatakan itu benar, ada kesalahan nama.." kata Kaori"Dan aku nyaris mati, bagaimana bisa!!" kataku sedikit marah"Dan ini pertama kalinya terjadi.." balas Kaori, aku pun terdiam"Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, tidak pernah ada kesalahan seperti ini. Ini cuma hipotesisku, tapi tampaknya, ada orang yang mengincarmu, Rikimaru-kun.." sambung Kaori"Sampai mengutak atik catatan kematatian?" kataku melengkapi"Kami tak mempunyai kepastian, tapi jika itu benar, orang tersebut masalah serius. Ia dapat mengutak atik catatan kematian, aku pun penasaran, orang macam apa ia.." kata Kaori
Hinata pun datang dengan membawa seember air, "Lama, aku berubah pikiran, aku akan langsung kembali. Hiduplah dengan damai, bersama partnermu" Kata Kaori yang pergi dari jendela. Aku dan Hinata menatap keluar jendela, terlihat lampu-lampu perguruan bersinar terang dengan indahnya, "Jadi untuk apa aku membawa air itu?" tanya Hinata heran, "entahlah.." kataku sambil tertawa kecil, Hinata menatap keluar, "Rikimaru-kun, aku ini takut ketinggian, tetapi ini pertama kalinya aku merasakan perasaan indah dari ketinggian..." kata Hinata sambil menarik lengan bajuku. Aku melihat tangannya gemetar, tetapi ia tersenyum, "Itu teori ideal yang tak memerlukan pertahanan.." kataku, Hinata pun tertawa kecil, "Ah, Rikimaru-kun, soal partner itu.."
BRUUUKK.......
Aku pun telah berada di ambang batas. Aku membuka mataku dan melihat langit-langit kamarku. Aku pun bangun, "Sudah bangun?" Aku melihat Ren di pintu, hampir seluruh tubuhku diperban, "Tampaknya kau mengalami pertempuran yang mematikan tadi malam.." kata Minata, "Rikimaru-sama.. Kenapa kau tidak memanggilku? Kau membuatku Khawatir..." kata Yue disampingku dengan sedu. Aku tertawa kecil, "Yah, maaf membuat kalian khawatir.." kataku, "kami sudah dengan semuanya dari Hinata, sekarang dia tertidur di kamarku setelah ia membawamu kesini. Ia membawamu kesini dengan luka yang tak kalah darimu.." kata Ren sambil tersenyum. "Jadi, kali ini kau bertarung untuk apa?" kata Ayame, aku pun diam dan berpikir sejenak, "Umm.... teori ideal yag tak memerlukan pertahanan..??" kataku, "Hah? Apa-apaan itu..." kata Ayame kesal, "Entahlah..." kataku sambil tertawa. Ayame menyerangku yang sedang dalam keadaan penyembuhan, suasana pun kembali seperti biasa, "Itu benar, aku tak memerlukan alasan, pertahanan, dan semacamnya untuk teoriku, karena faktanya aku tidak memerlukannya, aku berada disini adalah buktinya yang paling jelas" Pikirku sambil tertawa.
------------------------------------------------------by: Yahya Scorellia Courtville
Tidak ada komentar:
Posting Komentar