Halaman

TRANSLATE

Sabtu, 08 Januari 2011

Ninja's Demon Hunter In Kuro Gakuen chp 44. Final Exam

Aku menarik nafas dan menutup mataku dengan tenang. Dengan Kiriya yang berada di tanganku dalam bentuk senjata, aku mulai mengatur nafas agar berhasil Syncro dengan Kiriya. Setelah kurasa cukup, aku pun membuka mataku

"Syncro!!" Teriakku dengan keras

Hawa panas dari bawah pun muncul secara perlahan, setiap Valcyria yang melakukan Syncro memiliki beberapa tanda. Seperti Ren, ketika ia melakukan Syncro, akan jatuh bulu bewarna putih disekelilingnya. Untukku, aku masih belum tahu. Aku beberapa kali mencobanya, tetapi masih gagal

Hawa itu semakin terasa panas, mulai muncul api-api kecil dari atas tanah dan

BLAARR!!!!!!!!!!!!!!!!

Terjadi ledakan di tanah aku berpijak. Aku terlempar ke dekat Ren dalam keadaan berantakan. Aku pun duduk sambil menghela nafas, Ren pun memberikan tangannya padaku untuk membantuku berdiri. Aku menggenggam tangannya dan bangkit

"Gagal lagi..??" kata Ren dengan tersenyum

"Melakukan Syncro lebih sulit dari yang kukira..." kataku sambil membersihkan debu yang menempel padaku.

Saat itu pun Kiriya kembali ke wujud manusianya, "Yang benar saja, sudah satu minggu dan masih belum bisa melakukan Syncro? Kenapa aku memilihmu sebagai pemegang kontrakku?" Katanya dengan nada menyesal

"Kau pikir melakukan Syncro denganmu gampang? Dalam melakukan Syncro Valycria dan Lore harus selaras. Jangan-jangan penyebabnya karena kamu.." kataku membalas

"Kau mau kubakar?" kata Kiriya sambil mengeluarkan api birunya.

"Tapi kau harus menguasainya..... ini masuk ujian akhir sebelum kita kembali sih..." kata Ren

Benar, kenapa aku mau menguasai Syncro secepat ini? Jawabannya adalah karena apa yang direncanakan kepala sekolah, tepat setelah insiden Hinata.

(Beberapa Hari yang Lalu)

"Hai.. apa kabarmu Rikimaru-kun..??" tanya kepala sekolah dengan tersenyum

"Kudengar kau membuat Hinata-san menjadi partnermu... kau benar-benar berani ya.." sambung kepala sekolah

"Jangan salah paham akan hal itu kepala sekolah.." kataku sambil menghela nafas

"Ya.. aku mengerti kondisinya kok. Tapi... bukankah dia wanita yang cantik?" kata kepala sekolah

"Lalu?" tanyaku tidak mengerti

"Tidak mau berpacaran dengannya?" kata Kepala sekolah dengan mudah

OHOKH..!!!!

Ucapan barusan membuatku tersedak, "Apa-apaan itu? Tentu tidak..." sangkalku dengan muka yang sedikit memerah.

"Hmm.... jadi kau tak tertarik dengan Hinata-san?" tanya kepala sekolah

"Bukannya tidak tertarik.. Malah bisa dibilang tertarik.. Ah! Bukan begitu! Maksudku...
yah.. Hinata-san memang wanita yang cantik dan menarik, dia juga terpilih sebagai ketua dewan murid, tidak diragukan lagi kalau dia menarik..." kataku menjelaskan secara berantakan dan muka yang memerah.

"Ahem..."

Suara yang kukenal pun muncul secara tiba-tiba. Aku menoleh ke samping dan melihat Hinata berdiri sambil mengangkat tangan kanannya di bawah mulutnya, sehingga memperlihatkan bahwa ia batuk, dengan muka yang merah.

-Ah.... aku dikutuk ya.....

"Kau dengar apa yang dikatakannya Hinata-san? Kau senang kan..?" Tanya kepala sekolah sambil tertawa.

"Tolong jangan bermain-main kepala sekolah, ada apa kau memanggilku kemari?" tanya Hinata dengan tegas meski sedikit malu

"Ah! Tolong urus ini.. bisa dikembalikan sore ini bukan?" kata kepala sekolah memberikan beberapa map kepada Hinata

"Eh.. yah.. akan kuusahakan secepatnya.." kata Hinata yang menerima permintaan itu.

"Rikimaru-kun, tolong panggil Ren dan semua partnermu ke lapangan kecuali Hinata-san, kita adakan ujian.." kata kepala sekolah.

Karen itulah, (Secara tiba-tiba) kepala sekolah mengadakan ujian, Untuk para Youkai, mereka dilatih untuk mengendalikan kekuatannya. Yah.. kurasa itu cocok untuk mereka, dan khusus untukku, aku harus menguasai Syncro sekarang juga, itulah yang ditekankan oleh kepala sekolah.

Aku pun beristirahat sebentar di bawah pohon, aku melihat Yue melatih Ayame untuk menggatur kekuatannya, Sesekali aku mengingat apa yang telah terjadi selama ini. Smenjak aku masuk, dan sampai sekarang, banyak hal yang telah terjadi. Tampaknya pobhiaku terhadap Youkai telah hilang. "Rikimaru-sama...." sahut beberapa murid cewek dari jauh sambil melambaikan tangannya untuk salam. Tubuhku pun bergetar sedikit, "Kurasa itu belum hilang..." kataku menyangkal apa yang kupikirkan barusan. "Apa yang belum hilang?" peertanyaan Kiriya membuatku sadar bahwa ia ada disampingku, "Tidak, cuma phobiaku saja..." kataku sambil tertawa kecil. Kiriya hanya diam, aku pun menaruh pedangku disamping, "Kau masih membawanya ya, pedang itu, walau wujudku adalah pedang.." kata Kiriya. Aku mengambil pedang itu dan menoleh ke arah Kiriya, "Ya, aku tak bisa membuang pedang ini, pedang ini, seperti salah satu harta milikku.." kataku dengan tawa kecil

Kiriya pun masih diam, tak lama ia berdiri dan berjalan, "Mungkin kalau itu aku, kau akan mudah melakukan Syncro.." kata Kiriya, "Eh?" kataku dengan sedikit terkejut, "Kau gagal melakukan Syncro karena kau melewatkan sesuatu.." kata Kiriya sambil berjalan menjauh.

-Apa maksudnya? Melewatkan sesuatu??

Ren pun bersandar disampingku, "Dia benar lho.." katanya padaku, "Apa maksudnya? Aku melewatkan sesuatu?" tanyaku heran. Ren menggaruk kepalanya, "Tampaknya kau harus diberi tahu ya? Ada beberapa bagian, antara Valcyria dan Lore yang harus diakui oleh keduanya.." jelas Ren, "Apa maksudmu? Aku sudah menerima semuanya? Menerima bahwa Dia adalah senjataku, dan begitu juga sebaliknya.." kataku menyangkal, "Makanya, ada sesuatu yang kau lewatkan..." kata Ren sambil berniat kembali ke lapangan, "Apa itu?" tanyaku, "Entahlah... kau harus mencari jawabannya sendiri.." kata Ren.

-Sesuatu yang belum kuterima... Apa itu?? Kenapa Lore serumit ini...

Aku melihat ke arah Yue dan Ayame yang sedang berlatih, Ayame tampak kesulitan membentuk apinya menjadi bentuk tertentu.

"Arghh.... kenapa sulit sekali mengubahnya?" protes Ayame
"Kau terlalu memikirkannya, mengubahnya, mengaturnya, kau terlalu banyak pikiran.." kata Yue
"Lalu bagaimana? Bukankah memang harus begitu.." kata Ayame
"Tidak, Kau adalah Kitsune, Untuk membentuk api atau petir, merupakan kemampuan alami kita. Tak perlu memikirkan apa pun, cukup menerima bahwa api tersebut adalah bagian dari diri kita."

Aku pun tersadar akan sesuatu, "Ung.. aku tidak terlalu mengerti..." kata Ayame, "Dasar bodoh..." mereka berdua pun mulai bertengkar.

[Mengikat kontrak dengan LORE artinya adalah menyatukan kehidupan]

Aku pun segera berdiri, aku berlari ke lapangan dengan cepat, "Kiriya!! Dimana dia?" tanyaku. "Ng? Entahlah..." kata yang lain, "Sudah sadar akan sesuatu?" tanya Ren sambil tersenyum, "Yah.. lihat saja.." kataku dengan tawa, "Kau memanggilku?" kata Kiriya yang muncul secara tiba-tiba, "Sebaiknya kau hentikan kebiasaan muncul dengan tiba-tibamu itu, itu buruk untuk jantung..." kataku. "Daripada itu, ayo kita coba sekali lagi, Syncro..." kataku

Kiriya pun kembali ke wujud pedang, aku pun mulai mengatur nafasku. Jangan terlalu banyak pikiran, bersikaplah sealami mungkin. Aku kembali membuka mataku, selama ini, aku melupakan suatu hal. Mengkikat Kontrak, berarti menyatukan kehidupan. Itu berarti, Valcyria dan Lore menjadi satu. Aku melupakan hal itu, aku cuma menerimanya sebagai senjata dan semacamnya, padahal dia punya kehidupan, di dalam diriku. Benar, dia adalah diriku..

"Syncro..." kataku secara tenang, pada awal tidak terjadi apa-apa, suasana pun hening, tak lama Api biru pun muncul mengelilingiku. Begitu juga dengan Kiriya, dia diselimuti oleh api biru. Tak lama Api biru itu pun membentuk sesuatu dan menempel ditubuhku, "Aoi Kassai (Blue Fire)"

"Selamat Rikimaru-kun, kau telah lulus dalam ujian ini." kata Kepala sekolah dari arah pintu. Aku segera kembali ke mode biasa, Kiriya pun kembali ke wujud manusia, "Maaf aku tak menyadarinya.." kataku padanya, "Tak masalah.." balas Kiriya, "Sekarang... kepala sekolah.. apa sebenarnya tujuanmu?" tanyaku.

"Hmm..? bukan sesuatu yang besar kok.. cuma membuat kalian liburan musim panas saja.." kata kepala sekolah

"Hah..??" kata kami semua secara serentak

"Bukannya Liburan musim panas baru dimulai 2 minggu lagi?" tanya Ren

"Kalian spesial, kalian sudah melakukan banyak hal, jadi biar aku beri sedikit hadiah.."

"Aku tak keberatan menerimanya, tapi, bukankah itu tidak adil?" kataku

Saat itu juga Hinata datang dengan map yang diberikan tadi, "Kepala sekolah, aku sudah manyelesaikannya, tapi ini..." Kepala sekolah langsung mengambil map tersebut dan menceknya, "Sempurna.." kata kepala sekolah dengan senyum. "Apa isi map itu?" tanyaku, "Lihat saja sendiri.." kata kepala sekolahmemberikannya padaku.

"Tapi apa yang dikatakan Rikimaru itu benar, bukankah itu tidak adil?" tanya Ren

"Karena itu.. kalian akan kupindahkan dengan alasan pertukaran pelajar ke bagian manusia.." balas kepala sekolah, situasi pun menjadi hening

..........
.....................
..........................
....................................


"Ng... kami ini pindah kesini dengan alasan pertukaran pelajar, dan sekarang anda memindahkan kami dengan alasan yang sama?" kata Ren dengan ekspresi bingung. Wajar saja, ini kejadian yang tidak logis sama sekali.


"Tidak masalah kan, lagi pula bukankah kalian ingin pergi keluar juga?" balas kepala sekolah dengan senyum

"Yah... sebenarnya tidak masalah sih.. tampaknya menarik.." kata Ren dengan senyum

"Ini masalah...." kataku dengan berat sambil membaca map itu

"Hah? kenapa bisa?" tanya Ren sambil mendekatiku

"Lihat ini!! Sekolah yang akan kita tuju!" kataku sambil memperlihatkan isi map tersebut pada Ren.

Ren pun membeku seketika, "Makanya sudah kubilang, apa ini tidak masalah?" tanya Hinata, "Kepala sekolah... Sekolah yang akan kami tuju adalah SMA Kazehana... itu adalah sekolah kami berdua sebelum pindah kesini.." kataku dengan berat

"Aku tahu hal itu..." kata kepala sekolah, "Lalu kenapa anda memilih sekolah itu.?? Bukannya aneh kalau ada pertukaran murid antar dua sekolah yang sudah melakukan pertukaran? Terlebih lagi dengan murid yang sama.." kata Ren menolak, "Itu adalah Rekomendasi dari Mira.." Kami berdua langsung terdiam ketika mendengar nama ibu muncul, "Yah, selama kalian bersikap sealami mungkin tidak ada masalah kok, besok kalian akan berangkat, bersiaplah.." kata kepala sekolah

Entah kenapa, rasanya ini akan jadi sesuatu yang luar biasa..

--------------------------------------------------------------by: Yahya Scorellia Courtville

Tidak ada komentar: