Halaman

TRANSLATE

Selasa, 28 Juni 2011

Anima no Seihen-Chapter 2 “Who is He?”

***
“Apa kau mau merasakan bagaimana rasanya neraka di dunia yang kejam ini?” tanya Sota menatap Fujima dengan matanya yang berwarna merah darah.

“Cih…aku tidak mengerti maksudmu.Lalat kecil sepertimu tidak akan bisa mengalahkan aku yang merupakan ketua klub kendo di sekolah!” ucap Fujima mengangkat pedang kayunya dan mengambil kuda-kuda kendo.Sota hanya tersenyum sinis mendengar hal itu.

“Apa? Kendo? Aku tidak pernah dengar…hehe” ejek Sota.

“Kau tidak akan kumaafkan!!” teriak Fujima yang berlari ke arah Sota.Fujima kemudian mengayunkan keras pedang kayunya ke pundak Sota.Namun pedang itu patah begitu menghantam pundak Sota.

“Hah? Apa yang kau lakukan? Kau ingin membuatku geli?” tanya Sota dengan nada mengejek.

“A-apa k-kau sebenarnya apa?” ucap Fujima yang terkejut melihat pedang kayunya yang patah.Raut wajah Fujima kemudian ketakutan,keringat dingin mengucur di kepalanya.Fujima tambah terkejut saat kepalanya dicengkram kuat oleh Sota.Sota kemudian tersenyum lalu tertawa bagaikan iblis.

“Hahahahah! Cuma segini kemampuan yang kau banggakan,dasar lalat kecil!” bentak Sota,dari tangannya Sota yang mengcengkram kepala Fujima mengeluarkan asap-asap hitam yang mengepul di kepala Fujima.

“Tidurlah selamanya dalam kegelapan abadi..Darkness Phantasm” ucap Sota pelan.Asap yang mengepul kemudian berkumpul dan masuk ke dalam kepala Fujima.Fujima berteriak kesakitan sementara Sota tertawa menikmati pemandangan tersebut.Seluruh asap hitam akhirnya masuk ke dalam kepala Fujima,mata Fujima tidak memperlihatkan cahaya kehidupan dan badannya terlihat lemas.Fujima langsung terjatuh tidak sadarkan diri di depan Sota.

“Ahahahahaha! Menyenangkan! Menyenangkan sekali! Aku selama ini tidak pernah merasakan bagaimana rasanya udara ini,tanah ini dan langit ini! dan aku tidak pernah tahu betapa menyenangkan mengalahkan orang-orang bodoh ini…” ucap Sota melihat Fujito dan semua temannya yang tergeletak tidak berdaya.

“Aku suka! Aku suka! Tubuh ini akan menjadi milikku!” teriak Sota yang kemudian tertawa keras.Sota menghentikan tawanya saat melihat Yui yang tergeletak tidak jauh di sana.Sota terdiam sambil terus memandangi Yui.

“Y-yui..Yui”

Mendadak kepala Sota merasakan tekanan berat.Sota berteriak kesakitan seraya memegang kepalanya.“Aaaaargh! Kau harusnya kau tidak bisa keluar!...k-kau,sial! Aku masih ingin merasakan dunia ini!!” teriak Sota yang kesakitan.Sota kemudian jatuh terduduk seraya memegang kepalanya.Perlahan rambut Sota yang putih berubah kembali menjadi hitam,mata merah darahnya menghilang dan digantikan oleh mata yang berwarna biru.Penampilan Sota berubah kembali seperti semula.Sota kemudian menatap Yui yang tidak jauh di depannya.

“Y-yui…” ucap Sota terbata seraya berusaha merangkak mendekati Yui.Sota merasakan tubuhnya terlalu berat sehingga sulit untuk digerakkan.

“Tubuhku rasanya berat...Y-yui,sebenarnya apa yang  terja-“ ucap Sota yang langsung kehilangan kesadaran dan langsung jatuh pingsan di depan Yui.Dengan posisi tangan kanan Sota yang berusaha meraih Yui.

***
Sota membuka matanya perlahan.Dia terkejut menyadari bahwa dia sedang berdiri di dunia yang langitnya berwarna hitam kelam,sejauh mata memandang hanya terlihat pohon-pohon mati menjulang dari bawah tanah yang juga hitam.Sota berjalan mengelilingi tempat tersebut.Disana betul-betul gelap dan tidak ada cahaya penerangan,namun Sota dapat melihat jelas setiap tanah dan pohon yang dilaluinya.Sota terdiam menatap salah satu pohon disana.Pohon tersebut tidak bisa dengan pohon yang biasanya,pohon tersebut berwarna perak dan terlihat keras seperti besi.Sota kemudian menatap ke bawah dan melihat tanah dipijaknya terlihat retak dan tandus.

“Aku ada dimana dan sebenarnya ini tempat apa?” ucap Sota pelan yang terlihat takjub melihat dunia tersebut.Kemudian Sota mendengar suara langkah kaki seseorang di belakangnya,Sota sentak terkejut kemudian ia berbalik untuk melihat pemilik suara langkah kaki tersebut.Dari kegelapan disana keluar seorang laki-laki berambut putih,memiliki mata merah darah,memakai jubah hitam yang sudah rusak serta celana hitam pnjang dan kedua tangannya dihiasi oleh borgol hitam dimana rantai penghubung borgol itu sudah putus

“Hei,kau Sota.Harusnya kau membiarkan aku lebih lama berada di luar sana!” bentak laki-laki berambut putih itu seraya menatap Sota dengan tatapan penuh amarah.

“A-apa maksudmu? A-aku tidak mengerti dengan maksud perkataanmu” ucap Sota terbata.Laki-laki berambut putih itu terlihat geram,kemudian ia menarik kerah baju Sota lalu menghantamkan punggung Sota pada pohon yang ada dibelakangnya.Sota meringis.

“He? Apa maksudku? Kau harusnya sudah tahu,Sota.Tentang Shifting…” ucap laki-laki berambut putih itu seraya tersenyum licik.

“Shif-shifting?” tanya Sota bingung.

Laki-laki berambut putih itu menghela nafas.”Heh,sepertinya kau masih belum mengerti apa itu Shifting.Baiklah,tidak apa-apa.Akan aku lakukan sekali lagi.” Ucap laki-laki berambut putih itu mengangkat tangannya dan langsung mencengkram kuat kepala Sota dengan tangan kanannya.

“Apa yang kau lakukan?!” ucap Sota ketakutan.

“Heheh,jelas saja kembali mengambil alih.Ternyata dunia luar itu lebih menyenangkan dari yang aku kira” ucap laki-laki berambut putih itu seraya tersenyum.Tangan laki-laki berambut putih itu perlahan mengeluarkan asap hitam.Sota berteriak kesakitan.

“Nii-chan!”

***
Sota membuka matanya.Ia menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih.Sota terdiam seraya memegang kepalanya.Sota kemudian menoleh ke samping dan terkejut menemukan Ayane yang duduk dan tertidur di sampingnya.Sota kemudian menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 4.30,cahaya merah masuk dari jendela Sota yang menandakan bahwa hari sudah senja.Sota kemudian bangun dan menatap adiknya.

“Ayane..bangun Ayane” ucap Sota pelan seraya mengguncang pundak Ayane.Ayane tersadar kemudian bangun dan menatap kakaknya.Ayane terlihat senang.

“Nii-chan! Kau sudah sadar!” seru Ayane seraya memeluk Sota dengan erat.Sota terkejut sebentar saat Ayane memeluknya kemudian ia terdiam.

“Anoo..Ayane.Kenapa aku bisa ada di kamarku? Dan apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Sota pelan.Ayane kemudian melepaskan pelukannya.

“Tadi siang ada seorang perempuan berambut coklat dan bermata emas datang kesini seraya menyangga tubuh Nii-chan di pundaknya.Aku turun ke bawah untuk melihat dan aku terkejut melihat Nii-chan yang pingsan dan terlihat lemas.Kata perempuan itu bahwa dia adalah teman sekelas kakak yang bernama Karen dan kakak jatuh pingsan karena melawan sekelompok preman sendirian” jawab Ayane.

“Ooh,jadi Karen yang membawaku kesini” gumam Sota pelan.”Lalu yang membawaku ke kamarku?” tanya lagi Sota.

“Aku dan Karen-san.Kakak kenapa sih? Melawan sekelompok preman sendirian kan Nii-chan tidak bisa berkelahi.Ya untung saja,aku tidak melihat luka di sekitar tubuh Nii-chan” ucap Ayane dengan nada menasehati.

“Oh,maafkan aku Ayane,telah membuatmu khawatir seperti ini.Aku juga tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi,semuanya rasanya terjadi begitu saja” jelas Sota yang kehilangan kata-kata.

“Oh,ya sudah.Tapi aku lihat Karen-san itu orangnya baik dan kelihatannya perhatian sekali dengan Nii-chan.Jangan-jangan dia adalah….” Ucap Ayane dengan menggoda.

“Ah? Maksudmu pacar? Bukan,aku saja baru pertama kali dengan dia,dan dia adalah siswa baru di sekolah.Jadi rasanya tidak mungkin kami jadi pacar hanya dalam waktu satu hari saja,kenal dekat saja belum” ucap Sota dingin.

“Yah..Nii-chan,aku kan cuma bercanda.Sudah ya yang penting Nii-chan sudah sadar” ucap Ayane yang bangkit lalu berbalik kemudian berjalan meninggalkan kamar Sota.

“Mau kemana?” tanya Sota.

“Mau menelpon Ayah dan Ibu agar tidak khawatir dengan keadaan Nii-chan.Jadi mereka tidak usah menunda pekerjaan mereka untuk menjenguk Nii-chan,aku lihat Nii-chan kan baik-baik saja” ucap Ayane tersenyum kemudian berjalan melewati pintu kamar Sota dan langsung berlari menuju tangga ke bawah.

“Tadi yang aku rasakan tadi apa cuma mimpi atau kenyataan.Aku yakin dunia tadi itu nyata,dan laki-laki berambut putih itu benar-benar asli dan aku merasakannya saat dia mencengkram kepalaku” gumam Sota seraya memegang kepalanya.

“Aku yakin dia itu nyata,lalu apa yang dia maksud dengan kata Shifting?” ucap Sota pelan.

***
Keesokan paginya,Sota bangun kemudian memakai seragam,mempersiapkan segalanya untuk pergi ke sekolah hari ini.Sota turun ke bawah untuk sarapan,setelah itu dia pergi meninggalkan rumah.Menjalani kehidupannya yang dianggapnya membosankan sebagai seorang siswa.Sota berjalan sendirian di tengah keramaian kota.Beberapa menit dia berjalan,dia berpapasan dengan Yui.Yui kemudian melihat Sota lalu melambaikan tangannya dan berlari ke arah Sota.

“Ohayou! Sota!” seru Yui bersemangat.

“Oh,ohayou Yui” balas Sota lemas.“Ada apa,Yui?” tanya Sota dengan tatapan lemas khasnya.

“Heeeh,seperti biasa kau selalu tidak terlihat bersemangat” ucap Yui menggeleng.”Aku hanya ingin menyapamu saja,tidak masalah kan? Dan aku berterima kasih karena menyelamatkan aku kemarin” ucap Yui pelan dengan wajah sedikit memerah.

“Heh? Darimana kau tahu?” tanya Sota.

“Aku diberitahu oleh Karen-chan.Ayo berangkat ke sekolah,karena seorang siswa tidak boleh terlambat untuk menjaga reputasinya” ucap Yui membara.Yui kemudian berbalik seraya berlari sambil menarik tangan Sota.Yui berlari dengan kecepatan penuh,sehingga Sota terbawa dan tidak bisa melawan.Semua orang yang ada disana hanya heran melihat tingkah aneh mereka berdua.

***
Bel pelajaran tanda selesainya pelajaran berbunyi,guru keluar dari kelas.Beberapa siswa keluar untuk pergi ke kantin atau urusan lain sementara ada beberapa siswa diam di kelas hanya untuk sekedar ngobrol atau memakan bekal mereka.Karen terlihat sedang memasukkan bukunya,Sota terdiam memperhatikan Karen yang ada di sampingnya secara seksama.Karen yang menyadari hal itu kemudian menatap Sota.

“Ada apa?” tanya Karen heran.

“Tidak,tidak apa-apa…aku hanya ingin mengatakan terima kasih untuk kemarin” ucap Sota mengalihkan pandangannya dari Karen.Karen tersenyum.

“Iya,itu sudah menjadi tugas kita sebagai seorang teman.Mungkin lain kali,aku juga akan membutuhkan bantuanmu” ucap Karen kemudian berdiri.”Aku dengar kantin disini punya menu Nasi Kare yang lezat” ucap Karen kembali tersenyum seraya mengedipkan matanya ke Sota,kemudian ia berjalan keluar meninggalkan kelas.Sota terdiam lalu ia memasang headset ke handphonenya lalu mengenakan headset tersebut ke telinganya.Memutar lagu di handphonenya.Beberapa menit kemudian,tiba-tiba semua siswa yang ada di kelas kecuali Sota berhamburan keluar.Sota tidak menghiraukan hal tersebut dan terus mendengarkan lagu dari headsetnya.

“Yui! sepertinya ada orang yang berkelahi di samping kelas kita,ayo kita lihat” ajak seorang siswa perempuan pada Yui.Yui yang mendengar hal tersebut kemudian bangkit dari tempat duduknya lalu berlari keluar kelas yang sudah dikerumuni oleh beberapa siswa.Yui berusaha menyelip di tengah kerumunan agar bisa maju ke depan untuk melihat jelas perkelahian yang terjadi disana.Setelah berusaha dengan susah payah,Yui akhirnya berhasil keluar dari kerumunan dan berada di depan.Yui melihat sekelompok siswa yang kelihatannya merupakan siswa kelas tiga SMA sedang memukuli seorang siswa laki-laki berambut coklat dan bermata biru.Laki-laki berambut coklat tersebut hanya menahan dan berteriak kesakitan menerima beberapa pukulan dan tendangan yang dilesatkan oleh siswa yang lebih tua.Akhirnya laki-laki berambut coklat tersebut jatuh pingsan karena tidak kuat lagi menahan tubuhnya yang penuh luka.

“Hehe..pecundang sepertimu tidak pantas hidup di dunia ini..lebih baik mati!” ucap Seorang laki-laki berambut hitam dan acak-acakkan seraya mengangkat kakinya hendak menginjak kepala laki-laki berambut coklat tersebut.

“Nac!!” seru perempuan berambut hitam dan bermata hitam pula yang keluar dari kerumunan dan langsung berlari ke arah laki-laki berambut coklat yang dipanggilnya Nac.Laki-laki berambut hitam tersebut berhenti kemudian menurunkan kakinya.

“Nac! Kau tidak apa-apa?” tanya perempuan berambut hitam tersebut yang terlihat sangat khawatir.

“Heh,dasar pecundang hanya bisa diselamatkan oleh anak perempuan.Ayo teman-teman sudah cukup untuk hari ini” ucap laki-laki berambut hitam tersebut berbalik meninggalkan tempat tersebut.Semua teman di belakangnya berjalan mengikutinya.Perempuan berambut hitam itu mulai menangis melihat Nac yang tidak sadarkan diri.Semua kerumunan yang melihat perkelahian tadi pergi begitu saja.Yui terdiam melihat perempuan berambut hitam tersebut.

“Dia kan? Misa!” seru Yui berlari mendekati perempuan berambut hitam tersebut.

TO BE CONTINUED



Tidak ada komentar: