"Hah~ pokoknya, terima kasih ya Mutsumi-san. Berkat kamu aku jadi selamat dari kejaran mereka semua, tetapi kayaknya mereka belum menyerah. Masih ada suara-suara yang memanggilku," Kataku kepada Hinata sambil mengikutinya ke suatu tempat. "yah, tidak apa-apa sih. Tapi aku heran, kamu yang bisa mengalahkan dua youkai tingkat elit mengapa kamu lari kesusahan?" tanya Hinata dengan metatapku dengan pandangan yang aneh, "yah, itu karena jika aku tertangkap aku akan dimakan oleh mereka" jawabku dengan ketakutan. "Mereka tak akan memakanmu, sepertinya kau memiliki rasa takut yang besar terhadap youkai." kata Hinata dengan menatapku dengan tatapan menyedihkan, "kita sampai, sembunyilah di sini. Mereka tidak akan berada di sini." Kata Hinata sambil membuka pintu suatu ruangan. Ruangan tersebut lumayan besar, ada tiga meja dan lemari yang berisi data-data. "Ruangan apa ini?" tanyaku kepada Hinata, Hinata tersenyum, "ini kantorku sebagai ketua dewan murid. Cuma anggota dewan murid saja yang boleh masuk ke sini. Tetapi kalau dalam kasusmu sih pengecualian." kata Hinata.
Saat itu ada suara telpon berdering dari luar ruangan, "Ah, ada yang menelpon. Tunggu sebentar ya, aku akan kembali." kata Hinata sambil keluar ruangan. Aku berjalan ke arah meja yang berada di dekat jendela, di meja tersebut terdapat tulisan wakil ketua, aku berjalan lagi ke arah meja yang berada di tengah. Meja tersebut milik Hinata, di situ terdapat sebuah photo yang kelihatannya sudah cukup lama. Aku mengangkat photo tersebut ke atas, di situ aku melihat ada sepasang laki-laki dan perempuan dengan seorang anak perempuan di tengahnya. Apa itu keluarganya? tanyaku dalam hati, aku memperhatikan lagi ke arah punggung tangan anak perempuan yang ada di dalam photo tersebut. Di situ aku melihat sebuah simbol hitam yang lumayan aneh, sebuah bulatan hitam yang disertai sayap dan sabit bewarna hitam. Meski agak sulit dilihat, aku rasanya pernah melihat simbol itu. Saat itu ada seseorang yang masuk ke ruangan dimana aku berada. Aku menengok ke arah pintu, seorang wanita yang berkacamata dengan sebuah data di tangannya dan tingginya setara denganku. Situasi saat itu hening selama 5 menit sampai wanita tersebut mengataan sesuatu, "Ri,,,,,,, curi,,,," katanya dengan terpatah patah dan suara yang kecil. Aku yang tak jelas mendengarnya mendekatinya dan berkata, "apa?". Wanita tersebut mengangkat kepalanya dan berteriak, "Ada pencuri!!!!" Aku terkejut dengan teriakannya, disini sedang terjadi salah pahan yang besar.
"Aku bukan pencuri, aku di sini karena Matsumi." kataku untuk menjelaskan, tetapi situasi tambah parah. "Mutsumi? Hinata maksudmu? Jadi kau menculik Hinata hah???" bentak wanita tersebut. "Huhuhu,, sudah berani untuk mencuri di kediaman dewan murid, lalu kau menculik ketua. Aku akan menghabisimu!!!" Kata wanita tersebut sambil menyerangku dengan pedang yang ia dapat dari pajangan di dalam ruangan. "Hyah...." Syat... bunyi pedang yang ia tebaskan padaku, wanita ini cepat. Aku harus melawan, "tetapi pedang dan kertas manteraku kutitipkan pada Ayame, sial...." kataku dalam hati. "Hiat!!!" Wanita itu menyerangku lagi tetapi aku dapat menghindari semua serangannya. Melihat kecepatannya saja aku sudah tahu, kalau wanita ini adalah seorang vampir. "Hei,,,, mengapa kau menghindar terus???" teriak wanita tersebut padaku, "kalau aku tak menghindar aku pasti mati!!" kataku sambil terus menghindar. "Kau memang harus mati!!" teriak wanita tersebut sambil menebaskan pedangnya lagi, kali ini pedangnya memotong rambutku sedikit." Aku akan mati kalau tak melawan, tapi apa yang aku punya?" kataku dalam hati, aku merogoh kantungku dan menemukan sebuah bola peledak yang merupakan senjata ninja. "Jika aku menggunakan ini pastinya ruangan ini akan berantakan, tapi tak adakan jalan lain" pikirku, aku melihat ada sebuah benang yang tipis seperti benang piano. Aku punya ide, aku melompat ke sampimg benang itu berada dan mengambilnya. "Mati kau!" kata wanita tersebut, aku merentangkan benang tersebut, "Jurus ninja keluarga Shiruya, benang pengontrol boneka!" kataku sambil melilitkan benang tersebut ke tangan, kaki, dan bagian tubuh yang lain dari wanita tersebut. "Ugh!! Mengapa aku tak bisa bergerak?" bentak wanita tersebut, "kau telah kusegel dengan benang. Kalu tidak aku akan mati." kataku dengan menghela nafas, "Siapa kau? kau dapat menghentikanku dengan benang?" tanya wanita tersebut. Aku menjawab, "Aku adalah ninja pemburu hantu. Aku berada di sini karena Ketua murid menyuruhku ke sini." kataku sambil mengendurkan ikatan benang, saat itu Hinata datang. "Apa yang kalian lakukan?" tanyanya pada kami berdua yang masih dalam posisi bertarung. Aku berusaha menjelaskan pada Hinata tentang apa yang terjadi, tetapi karena aku masih kaget. Aku menjatuhkan bola peladak milikku dan,,, DUAR!!!! Bolanya meledak. Seluruh kantor rusak berat, sebagai hukuman aku disuruh membersihkan ruangan tersebut bersama Hinata.
"Hah~ gara-gara kamu semuanya jadi hancur." kata Hinata, "maaf deh, aku tidak sengaja" kataku dengan luka bekas ledakan. "Apa kau tidak apa-apa sehabis terkena ledakan tersebut?" tanya Hinata padaku, "ah, tidak apa-apa. Aku sudah biasa." kataku sambil tertawa. "Tapi kau hebat, bisa mengalahkan wakil dewan murid. Mungkin kau akan terpilih enjadi anggota dewan murid." Kata Hinata padaku, aku tertawa dan berkata,
"Kau lebih hebat."
"Mengapa?" Tanya Hinata keheranan.
"kau bisa menjadi ketua murid, padahal kau itu setengah Youkai. Biasanya, setengah Youkai tidak dapat mengontrol kekuatannya, tetapi kau terpilih menjadi ketua murid. Luar biasa." Sanjungku
"Mengapa kau bisa tahu?" tanya Hinata dengan heran.
"Karena aku melihat photomu sewaktu kecil, aku meihat simbol di punggung tanganmu. Itu adalah segel yang mengahan kekuatan Youkai. dan jika kau bertanya mengapa aku tahu itu, jawabannya adalah karena aku ninja pemburu hantu." Kataku dengan senyum.
____________________________________________________________________
by : Yahaya De Courtville
Saat itu ada suara telpon berdering dari luar ruangan, "Ah, ada yang menelpon. Tunggu sebentar ya, aku akan kembali." kata Hinata sambil keluar ruangan. Aku berjalan ke arah meja yang berada di dekat jendela, di meja tersebut terdapat tulisan wakil ketua, aku berjalan lagi ke arah meja yang berada di tengah. Meja tersebut milik Hinata, di situ terdapat sebuah photo yang kelihatannya sudah cukup lama. Aku mengangkat photo tersebut ke atas, di situ aku melihat ada sepasang laki-laki dan perempuan dengan seorang anak perempuan di tengahnya. Apa itu keluarganya? tanyaku dalam hati, aku memperhatikan lagi ke arah punggung tangan anak perempuan yang ada di dalam photo tersebut. Di situ aku melihat sebuah simbol hitam yang lumayan aneh, sebuah bulatan hitam yang disertai sayap dan sabit bewarna hitam. Meski agak sulit dilihat, aku rasanya pernah melihat simbol itu. Saat itu ada seseorang yang masuk ke ruangan dimana aku berada. Aku menengok ke arah pintu, seorang wanita yang berkacamata dengan sebuah data di tangannya dan tingginya setara denganku. Situasi saat itu hening selama 5 menit sampai wanita tersebut mengataan sesuatu, "Ri,,,,,,, curi,,,," katanya dengan terpatah patah dan suara yang kecil. Aku yang tak jelas mendengarnya mendekatinya dan berkata, "apa?". Wanita tersebut mengangkat kepalanya dan berteriak, "Ada pencuri!!!!" Aku terkejut dengan teriakannya, disini sedang terjadi salah pahan yang besar.
"Aku bukan pencuri, aku di sini karena Matsumi." kataku untuk menjelaskan, tetapi situasi tambah parah. "Mutsumi? Hinata maksudmu? Jadi kau menculik Hinata hah???" bentak wanita tersebut. "Huhuhu,, sudah berani untuk mencuri di kediaman dewan murid, lalu kau menculik ketua. Aku akan menghabisimu!!!" Kata wanita tersebut sambil menyerangku dengan pedang yang ia dapat dari pajangan di dalam ruangan. "Hyah...." Syat... bunyi pedang yang ia tebaskan padaku, wanita ini cepat. Aku harus melawan, "tetapi pedang dan kertas manteraku kutitipkan pada Ayame, sial...." kataku dalam hati. "Hiat!!!" Wanita itu menyerangku lagi tetapi aku dapat menghindari semua serangannya. Melihat kecepatannya saja aku sudah tahu, kalau wanita ini adalah seorang vampir. "Hei,,,, mengapa kau menghindar terus???" teriak wanita tersebut padaku, "kalau aku tak menghindar aku pasti mati!!" kataku sambil terus menghindar. "Kau memang harus mati!!" teriak wanita tersebut sambil menebaskan pedangnya lagi, kali ini pedangnya memotong rambutku sedikit." Aku akan mati kalau tak melawan, tapi apa yang aku punya?" kataku dalam hati, aku merogoh kantungku dan menemukan sebuah bola peledak yang merupakan senjata ninja. "Jika aku menggunakan ini pastinya ruangan ini akan berantakan, tapi tak adakan jalan lain" pikirku, aku melihat ada sebuah benang yang tipis seperti benang piano. Aku punya ide, aku melompat ke sampimg benang itu berada dan mengambilnya. "Mati kau!" kata wanita tersebut, aku merentangkan benang tersebut, "Jurus ninja keluarga Shiruya, benang pengontrol boneka!" kataku sambil melilitkan benang tersebut ke tangan, kaki, dan bagian tubuh yang lain dari wanita tersebut. "Ugh!! Mengapa aku tak bisa bergerak?" bentak wanita tersebut, "kau telah kusegel dengan benang. Kalu tidak aku akan mati." kataku dengan menghela nafas, "Siapa kau? kau dapat menghentikanku dengan benang?" tanya wanita tersebut. Aku menjawab, "Aku adalah ninja pemburu hantu. Aku berada di sini karena Ketua murid menyuruhku ke sini." kataku sambil mengendurkan ikatan benang, saat itu Hinata datang. "Apa yang kalian lakukan?" tanyanya pada kami berdua yang masih dalam posisi bertarung. Aku berusaha menjelaskan pada Hinata tentang apa yang terjadi, tetapi karena aku masih kaget. Aku menjatuhkan bola peladak milikku dan,,, DUAR!!!! Bolanya meledak. Seluruh kantor rusak berat, sebagai hukuman aku disuruh membersihkan ruangan tersebut bersama Hinata.
"Hah~ gara-gara kamu semuanya jadi hancur." kata Hinata, "maaf deh, aku tidak sengaja" kataku dengan luka bekas ledakan. "Apa kau tidak apa-apa sehabis terkena ledakan tersebut?" tanya Hinata padaku, "ah, tidak apa-apa. Aku sudah biasa." kataku sambil tertawa. "Tapi kau hebat, bisa mengalahkan wakil dewan murid. Mungkin kau akan terpilih enjadi anggota dewan murid." Kata Hinata padaku, aku tertawa dan berkata,
"Kau lebih hebat."
"Mengapa?" Tanya Hinata keheranan.
"kau bisa menjadi ketua murid, padahal kau itu setengah Youkai. Biasanya, setengah Youkai tidak dapat mengontrol kekuatannya, tetapi kau terpilih menjadi ketua murid. Luar biasa." Sanjungku
"Mengapa kau bisa tahu?" tanya Hinata dengan heran.
"Karena aku melihat photomu sewaktu kecil, aku meihat simbol di punggung tanganmu. Itu adalah segel yang mengahan kekuatan Youkai. dan jika kau bertanya mengapa aku tahu itu, jawabannya adalah karena aku ninja pemburu hantu." Kataku dengan senyum.
____________________________________________________________________
by : Yahaya De Courtville
Tidak ada komentar:
Posting Komentar