Halaman

TRANSLATE

Minggu, 25 Oktober 2009

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 13. The Turth of School

Aku memasak makan pagi dengan kepala yang penuh tentang kejadian kemarin, bagaimana mungkin LORE sebanyak itu berkumpul pada satu tempat? Aku harus menanyakannya kepada kepala sekolah. Ayame turun dan menyapaku, "Selamt pagi." sapanya, aku membalasnya dengan dinggin karena masih berpikir. Ayame tampak binggung karena sifatku, "Dimana Ren? Aku tak melihatnya." tanya Ayame, aku menunjuk ke halaman samping asrama tanpa berbicara apa-apa. Ayame pergi ke halaman samping dan melihat Ren sedang latihan, "Displin sekali kamu, kamu suah latihan semenjak tadi pagi." kata Ayame, Ren mengambil air minum, "Aku displin? jangan bercanda, katakan itu pada Rikimaru karena dia hanya tidur 3-4 jam untuk latihan. Meski dia terlihat tidur pada jam yang sama denganmu dia bangun pada saat kamu tertidur, itulah takdir yang harus ditanggung Ninja Demon Hunter." Kata Ren, "Hei,, kalian berdua. Cepatlah siap-siap, makanan sudah jadi." kataku dengan lantang.

Kami berangkat sekolah, " Hei, apa kau akan ke ruangan kepala sekolah nanti?" tanya Minata, Aku menoleh, "Ah,, ya. Aku akan pergi ke sana." Aku melihat ke arah Ayame, dia tampak khawatir. Entah apa penyebabnya. Saat kami sudah dekat dengan sekolah, kami melihat banyak orang berkumpul di depan gerbang. Karena penasaran aku menghampiri kerumunan orang tersebut, "Apa? apa-apan ini?" Kataku yang terkejut, Ayame menghampiriku dan ikut terkejut juga, "Bangunan sekolah, kantin kita,,, telah hancur." Kata Ayame dengan terputus-putus. Kantin sekolah telah hancur lebur, saat itu Ren mengarahkan tangannya ke atas kantin, "Lihat! Dia atas kantin terdapat sebuah goresan yang tipis dab halus. Goresan tipis dan halus yang bisa menyebabkan kerusakan sebesar ini hanya...." Kata Ren se-akan tidak percaya, "KAZERI salah satu dari LORE. Sial! Apa yang sebenarnya sedang terjadi disini?" Kataku dengan menggepalkan tangan dan merasa kesal. Waktu istirahat tiba, "Hah~ susah juga ya kalau tak ada kantin. Kita harus membawa bekal setiap hari, kalau kita ke cafe di atas atap harganya terlalu mahal." kata Fuyu, "Itu benar, pasti akan sangat merepotkan." sambung Yoshida, "Sudahlah, ayo kita ke cafe saja. Daripada kita mati kelaparan." ajak Ayame. "Aku ikut!" Teriak Ren yang ingin pergi bersama Ayame, aku lengsung memegang pundaknya, "Kau ikut denganku ke ruangan kepala sekolah." kataku sambil meyeret Ren. Ren tampak cemberut, "Hei, sudahlah. Makanan bisa ditunda kan?" kataku kepada Ren, "Ya, tetapi rasa lapar tak bisa ditunda." Kata Ren dengan kesal, "Apa boleh buat, saat pulang nanti kubuatkan makanan yang kamu sukai deh." tawarku pada Ren, "Serius?" aku mengangguk, "Baiklah." kata Ren. Tiba-tiba kepala sekolah datang, "Ah kalian berdua, terima kasih karena telah memburu roh dari kuil tersebut. Untuk jasa kalian akan kuberi sesuatu yang bagus." kata kepala sekolah seperti menyembunyikan sesuatu, aku tersenyum, "Daripada perburuan roh sebaiknya anda sebut itu perburuan LORE kepala sekolah." kataku dengan serius. "Itu benar, LORE sebanyak itu tidaklah lazim. Terlebih lagi mereka berkumpul di satu tempat. LORE tidak dapat bertahan di dunia manusia karena ekstensi mereka bisa lenyap, mengetahui hal itu mengapa mereka berkumpul di kuil tersebut?" sambung Ren, perkataan tadi telah mendesak kepala sekolah, "Itu cuma kebetulan." kata kepala sekolah dengan nada kecil. Mendengar itu aku menghentakan tanganku ke atas meja, "Apanya yang kebetulan? Kerusakan di kantin juga akibat LORE kan? Kalau bukan tak mungkin goresan kecil seperti itu dapat menghancurkan kantin!" teriakku, kepala sekolah duduk di kursinya, "Kaguya-kun,,,, itu cuma kebetulan." kata kepala sekolah dengan tenang, aku segera beranjak dari kursi dan keluar dari ruangan tersebut diikuti Ren. "Kepala sekolah,, apa sebaiknya kau tak memberitahukannya kepada Ren dan Kaguya?" tanya Yubisaki-sensei, "Belum, belum saatnya. Karena saat mereka mengetahuinya mereka harus menjaga itu dengan taruhan nyawa. Ini belum saatnya." kata kepala sekolah sambil melihat kami berdua berjalan menuju kelas melalui jendela.

"Sial! Kepala sekolah masih menyembunyikan sesuatu!' kataku dengan nada kesal, "Lalu kau mau bagaimana?" tanya Minata, "Sudahlah, sebaiknya kita tinggalkan saja hal itu." Kata Ren. Aku berdiam diri sejenak, "Aku tak bisa membiarkannya, seperti yang kau ketahui. LORE tak bisa hidup disini karena ke-ekstensian mereka tidak labil, untuk menstabilkan itu mereka harus menyatu dengan makhluk yang berada di dunia ini. Tetapi pada dasarnya kekuatan LORE terlalu besar untuk ditampung dalam wadah seperti manusia, sehingga hal itu dapat menyebabkan manusia mati. Karena itu ini tak bisa dibiarkan, Ren, kita pergi ke kuil itu lagi setelah pulang sekolah." kataku kepada Ren. "Hei,, apa kau serius kita pergi lagi ke sana?" Tanya Minata, "sebaiknya kalian tidak usah ikut, ini mungkin akan membahayakan." kataku kepada Ayame dkk, Minata pun marah akibat omonganku, "Hei! Kita ini partner, partner itu saling melindungi bukan saling berselisih!" Bentaknya, "Itu benar Rikimaru-kun, kita harus bekerja sama." sambung Yoshida, aku menghela nafas, "Hei, makin banyak orang makin baik kan?" kata Ren, "Baiklah." kataku sambil berangkat. Kami melewati rute yang sama dengan yang tadi malam, aku tak merasakan hawa-hawa LORE sedikit pun karena itu mungkin ini akan aman. Kami sampai di depan kuil tersebut, kuil tersebut tertutup semak belukar. Saat aku mau melangkah masuk tiba-tiba tubuhku seperti tersengat listrik tegangan tinggi, aku pun mundur menjauhi kuil itu. "Begitu ya? Kekkai ternyata." Kataku, "Sepertinya bukan kekkai rendahan, terlebih lagi kekkai ini ada tiga lapis." kata Ren yang menyentuhkan tangannya, Aku berjalan menuju kekkai tersebut dan menaruh tanganku di kekkai tersebut, "The wind form heaven, plase break this barrier. Please do what i say and break this barrier so i can get in." ucapku, tiba-tiba kekkai tersebut retak dan pecah. "Apa yang kau lakukan?" tanya Ayame, "Aku cuma memadatkan udara yang berada di dalam kekkai agar kekkai itu pecah. Yang lebih penting lihat itu.' kataku sambil menunjuk sebuah daun yang dibungkus dengan kekkai seperti kotak. "ini kekkai khusus, tak bisa dirusak, setiap kali kau menebasnya dia akan kembali seperti semula, dia juga menolak benda asing yang berada di dalamnya." Kata Ren, "kalu begitu bagaimana kalau begini?" kataku sambil menusukkan pedangku ke dalam kekkai tersebut sampai tembus, "Percuma" kata Ren aku tersenyum dan menarik kembali pedangku. "benar bekas tusukanku itu menutup tetapi daun itu akan keluar" kataku dan daun tersebut benar-benar keluar. "Aku memasukan kekkai di dalam kekkai tersebut, karena kekkai ini menolak benda asing jadi dia mengeluarkan kekkai yang kupasang di sekitar daun tersebut." kataku sambil memegang daun tersebut. "Pintar juga kau.' ejek Ren, aku menghilangkan kekkai tersebut dan menyentuh daun tersebut secara langsung. Tiba-tiba aku merasa seperti ditimpa oleh benda yang berukuran jutaan ton, aku langsung melepas daun tersebut dan menasang kekkai lagi di daun itu. Nafasku terengah-engah, "Jadi begitu. Ayo kita kembali!" kataku sambil berlari ke sekolah, Aku memasuki ruangan kepala sekolah. "Ah, ada apa Kaguya-kun.' tanya kepala sekolah, aku tersenyum dan memperlihatkan daun tersebut, "Ini, LORE mengincar ini kan?" kataku dengan nada menang. Kepala sekolah nampak terkejut melihatku yang ememegang daun tersebut, "ini bukan daun biasa, daun ini menyimpan kekuatan yang sangat besar. Lebih baik kau menceritakan semuanya kepala sekolah." Desakku.






_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville

Tidak ada komentar: