Halaman

TRANSLATE

Minggu, 25 Oktober 2009

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 19. The scent of blood

Aku langsung berlari ke arah Ayame dkk lalu membebaskan mereka semua. Ayame nampak terkejut dengan wujud asli Yue yang tidak disangka-sangka olehnya. Serangan Yue tadi telah menghancurkan semua mumi yang berda dalam kekkai itu, Yue hanya diam saja bahkan tak bergerak dari tempatnya. Saat itu kekkai milik Ren menipis, itu tanda bahwa dia telah menyelesaikan semua mumi-mumi yang dia lawan. "Yue,,,," kata Ayame yang mendekati Yue, tiba-tiba pecahan mumi-mumi itu bergerak seakan mau menyatu lagi. Aku yang mengetahui itu mau menyatu lagi langsung berteriak, "Lari!" sambil berlari. "Mengapa itu bisa hidup lagi meski telah hancur seperti itu?" teriak Hinata, "Mana aku tahu! Jangan tanya aku!" teriak Ren, kami berlari ke arah dimana aku terluka. Aku merasa ada yang aneh tentang piramid ini, pertama mengapa mumi itu masih bisa menyatu meski sudah hancur? Kedua, mengapa tulisan-tulisan yang berada di dinding itu menghilang, lalu masih ada yang aneh tetapi aku tak tahu apa itu. Tiba-tiba aku menyadarinya dan berhenti di tengah jalan, "Hei! Mengapa kau berhenti? Ayo kabur seblum mereka datang!" bentak Hinata. "Ren." panggilku dengan nada serius, Ren menoleh kearahku, "Saat kau bertarung di dalam kekkai itu, apa yang kau lakukan?" tanyaku, "Hei! Ini bukan saatnya menanyakan itu! Mereka sudah mengejar kita!" teriak Ayame, "Eh? Aku menyerangnya." kata Ren dengan tergesa-gesa, "Bukan itu, maksudku sihir apa yang kau gunakan di dalam sana?" tanyaku lagi, "Hei!!! Mereka sudah mendekat." teriak Minata, "Sihir yang kulakukan? Aku menggunakan sihir angin pembersih." jawab Ren. Sihir angin pembersih, itu adalah sihir untuk menciptakan angin yang dapat menghapus segala sesuatu yang memiliki energi yang tidak diketahui oleh penggunanya sendiri dalam jarak tertentu. " Ren, saat ini kita berjalan di tempat dimana aku terluka kan?" tanyaku lagi, Ren mengangguk, "Memangnya kenapa dengan itu?" tanya Hinata yang terburu-buru, "Apa kau ingat kalau jalan itu berbelok-belok?" tanya dengan serius. Situasi pun menjadi hening seketika, "Saat itu jalanan ini berbelok-belok, tetapi mengapa sekarang menjadi lurus? Mungkin jawabannya ada pada Ren, dia melakukan sihir angin pembersih yang dapat menghapus segala sesuatu yang berada dalam jangkauannya. Dan mungkin jalanan in aslinya memang lurus." kataku, "Kalau begitu ini,,,,,,," kata Ren yang terputus seakan tak percaya, "Hanya ada satu jalan untuk mengetahuinya." kataku sambil berjalan mendekati mumi-mumi harimau yang mengejarku itu. "Rikimaru-sama!" jerit Yue yang ingin menarikku tetapi tindakan itu dihentikan oleh Ren, "Tunggu, lihatlah dulu." kata Ren yang menenangkan Yue."Apa yang dia pikirkan? Dia bisa mati!" kata Hinata, "Tenanglah, ini satu-satunya jalan." kata Ren. Mumi-mumi itu sudah berada dekat denganku, mereka langsung menerjangku secara serentak, "Rikimaru!!!" jerit Ayame sambil menutup matanya.

Situasi menjadi hening saat itu, Ayame membuka matanya dan terkejut. "Apa?" kata Minata yang terkejut, "Ternyata benar." kata Ren dengan lega, "Ini semua adalah ilusi." katanya sambil menunjuk harimau itu yang menembus diriku dengan tubuh yang trasparan. "kita semua tertipu. Pertama adalah jalan, jalan yang kita lalaui sebenarnya tidak sepajang itu. Coba ingat lagi ukuran piramid ini lumayan kecil, jadi kita tak mungkin bisa berjalan sampai sejauh ini. Kedua itu tempat, tempat dimana kita melihat tulisan-tulisan aneh itu tak pernah ada. Dan yang ketiga itu adalah mumi harimau ini, ini semua hanya tiruan, mungkin menggunakan daun sebagai medianya. Lalu semua itu telah hilang karena angin pembersih milik Ren." kataku dengan tenang sambil menjelaskan semua misteri itu. "Tetapi, mumi itu melukaimu. Kalau ini ilusi kita tak merasakan sakit bukan? Tetapi kenapa kita dapat merasakan rasa sakit itu." Tanya Miruku, "Ini bukan sembarang ilusi, ini ilusi tingkat tinggi yang memanipulasi otak dan saraf-saraf kita." kata Ren, "Ilusi ini sangat sulit dilakukan karena untuk memanipulasi saraf itu dibutuhkan dalam waktu yang lama. Tetapi ada satu Youkai yang dapat melakukan itu dengan waktu satu malam." kataku dengan tersenyum, Hinata langsung menoleh ke arahku, "Dan yang satu-satunya orang yang bersama kita semalaman hanya satu orang kan?" kataku sambil melihat ke atas. "Yubisaki-sensei, sang succubus." kataku yang tersenyum sambil melihat Yubisaki-sensei yang sedang terbang di atas. Yubisaki-sensei pun turun ke bawah, Ayame dkk masih terkejut akibat hal itu, "Wah-wah, padahal waktunya satu hari lebih tetapi kau dapat mengetahuinya dengan cepat." kata Sensei dengan menghela nafas, "Pada waktu awal aku memang sudah curiga, terlebih lagi mau seaneh apapun, sekolah tak akan membuat muridnya melakukan sesuatu yang berbahaya sampai mendekati kematian kan?" kataku, Yubisaki-sensei pun tertawa, "Kau memang keturunan keluarga Kaga." katanya sambil melepas ilusi tersebut.

Lukaku telah hilang, itu sebenarnya hanya ilusi saja tetapi yang menjadii pikiranku adalah Yue. Dia tak berbicara apapun, begitu juga dengan Ayame, memang benar, Yue adalah satu-satunya siluman rubah ekor sembilan yang memiliki warna hitam. Bagi siluman rubah ekor sembilan itu adalah aib, karena semua siluman rubah ekor sembilan itu berwarna kuning atau abu-abu. Meski sudah kembali ke penginapan situasinya tidak berubah, "Hei, jadi Yue itu sama seperti Ayame?" tanya Yoshida, aku mengangguk, "Tetapi mengapa dia memiliki warna hitam?" tanya Fuyu, "Aku pun tak mengtahui hal itu." kataku dengan berat. Malam pun tiba, "Sepertinya mereka sedang susah ya?" bisik Ren padaku sambil melihat ke arah Yue dan Ayame, "Yah, begitulah, tetapi sepertinya mereka akan kembali seperti biasa." kataku sambil bangkit untuk mandi. Tiba-tiba aku menoleh ke belakang dengan cepat, "Ada apa?" tanya Ren yang bingung, "Tidak, tidak ada apa-apa." kataku yang berbalik dan pergi untuk mandi. Saat aku selesai madi aku melihat Yue yang sedang berdiri di beranda sendirian, saat itu juga Ayame mendekatinya. "Apa kau tidak tidur?" tanya, Yue menoleh dan tak menjawab apa-apa. Ayame terlihat kesal, "Hei, kalau seperti ini akan sama dengan waktu kita pertama kali betemu! Bicaralah sesuatu!" kata Ayame, Yue menoleh lagi, "Pergilah anjing kampung!" katanya dengan ketus, Ayame terlihat marah, "Hah~ Kali ini aku kumaafkan deh walau kau memanggilku begitu." kata Ayame yang berdiri di samping Yue sambil memandang bintang. "Wah, bintang malam ini indah sekali. INi adalah kelebihan dari kota Tora." kata Ayame sambil tersenyum, "Mengapa? Mangapa kau mau mendekatiku? Aku ini berbeda denganmu, lebih tepatnya aku membenci diriku sendiri! Mengapa rambutku bewarna hitam? Mengapa mataku bewarna hitam? Aku benci semua itu!!" teriak Yue, "Apakah itu menjadi masalah?" kata Ayame, Yue pun memandang Ayame. "Memangnya kenapa jika kita berbeda warna? Meski berbeda warna tetapi pada dasarnya kita ini sama bukan? Bagiku, meski kau bewarna apa-pun. Aku akan tetap menganggapmu rubah ekor sembilan, begitu juga dengan jang lain." kata Ayame. "Itu benar Yue.' kataku yang mencul dari balik dinding, "Rikimaru-sama" kata Yue dengan sedikit terkejut. Aku mendekatinya, "Apa kau ingat pada malam au memberimu pita ini? Saat itu aku mengatakan, walau kau itu adalah setan, aku akan tetap menganggapmu sebagai pelayanku. Karena itu, jangan pikirkan hal itu lagi." kataku sambil menyentuh kepalanya, muka Yue memerah. "Baiklah, Rikimaru-sama." katanya dengan malu-malu, Ayame tersenyum padaku saat itu nenek pemilik penginapan datang, "Ayame, bisa ikut aku sebentar? Ada yang ingin kubicarakan" tanyanya pada Ayame, "Baiklah." kata Ayame yang berjalan mengikuti nenek itu, aku jadi penasaran dengan apa yang dibicarakannya. Ayame masuk ke kamar nenek tersebut dan menutup pintunya, "Ayame, apa yang kau ketahui tentang Rikimaru?" tanyanya dengan serius, "Rikimaru? Dia campuran dari ninja dan demon hunter, itu saja." jawab Ayame, "Itu saja?" tanya Nenek tersebut, "Yah,,, dia itu kuat. Dan kemampuannya itu sangat bagus. Oh iya, dia sebenarnya adalah partnerku." kata Ayame sambil malu-malu. "Partner? Mungkin kalau begitu tidak masalah. Apa kau pernah melihatnya membunuh sesuatu atau melukai sesuatu?" tanya nenek itu lagi. "Aku tak tahu disebut apa, tetapi dia pernah melenyapkan roh jahat. Dia memang pernah bertarung terhadap Youkai, tetapi tidak sampai membunuh. Memangnya kenapa?" tanya Ayame dengan penasaran. "Begitu,, roh jahat ya? Kalau melenyapkan itu tidak akan bau itu." gumam nenk tersebut, "Kau tahu kan kalau aku adalah elf? Elf mempunyai penciuman yang khusus seperti aku yang mencium bau angin dari pendeta itu." kata nenek tersebut, "Lalu? Memangnya kenapa?" tanya Ayame, "Saat aku berada di dekat rikimaru, aku sangat terkejut dengan aroma yang dimilikinya. Aromanya memang sudah terasa lama, tetapi tetap saja mengerikan." kata nenek itu lagi, "memangnya apa aroma yang dimiliki Rikimaru?" tanya Ayame dengan serius. "Kau yang sebagai partnernya lebih baik barhati-hatilah padanya. Aku membuntutinya sejak kemarin karena pensaran karena, ini adalah pertama kalinya aku mencium aroma seperti itu." kata nenek tersebut sambil bangkit dan bersiap keluar dari ruangan, "Aroma miliknya adalah aroma darah yang sangat pekat dalam jumlah yang banyak, Karena itu, berhati-hatilah." kata Nenek itu sambil meninggalkan ruangan itu, mendengar hal itu Ayame tampak sangat terkejut sampai dia tak bergerak dari tempat itu.




_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville

Tidak ada komentar: