"Hei,,, makan apa kita kali ini?" Tanya Fuyu yang meloncat turun dari tangga. Aku menoleh ke-arahnya, "Sup ikan dan sasshimi saja, aku kota tak punya banyak waktu." Kataku sambil menuangkan sup ke dalam mangkuk. Saat tengah-tengah memasak bel asrama berbunyi, "seseorang, bisa tolong bukakan pintu. Aku sedang sibuk." Kataku kepada semuanya, "biar aku saja" kata Yoshida sembil berlari ke pintu depan. Belum ada 5 menit Yoshida sudah kembali, "siapa?" tanyaku kepadanya. "Em,, itu,, emm,,, ada yang mencarimu." Katanya dengan sedikit gugup, "mencariku? siapa yang mencariku di sepagi ini?" tanyaku padanya. "aku tak tahu, dia berambut putih dan bermata kuning keemasan." kata Yoshida sambil mengingat, Aku terdiam sebentar."Apa dia tingginya sama denganku? Dan apa ia berpakaian bewarna putih?" tanyaku dengan serius, "Ya" jawab Yoshida dengan cepat. Aku langsung menuju pintu depan tanpa berkata apapun. Sesampai di pintu depan aku langsung membuka pintu tersebut, "Hei,,, lama tak bertemu Rikimaru. Apa kabarmu?" kata orang yang menunggu di pintu depan tersebut. Aku langsung menutup pintu tersebut secara kasar, "Jangan khawatir, dia cuma pendeta yang tersasar di hutan ini." kataku dengan tersenyum kepada Ayame dkk, "Apa?? hei!!! ini aku, Ren Mikaido. Temanmu sejak kecil!!!! Hei!!! Buka!!!" teriak orang itu, "Benar kan? dia jadi gila" kataku lagi. "Aku kemari atas perintah ibumu Rikimaru!!! Kalau kau tidak mau membukanya, aku kirim shikigami kepada ibumu." teriak orang itu lagi. Aku melempar pisau yang berada di tanganku sampai menancap dengan dalam di pintu, Aku membuka pintunya dan berkata, "Apa yang mau kau lakukan R-E-N~ ?" Dengan senyum. "Kau sama saja dengan ibumu, meski kau senyum tapi aku dapat merasakan hawa membunuh yang sangat pekat darimu." Katanya.
Aku membawa Ren masuk, "orang ini adalah temanku sejak kecil. Dia merupakan pemburu hantu yang cukup dekat dengan keluargaku, dia juga adalah pendeta Shinto." Kataku kepada Ayame dkk, "nah sekarang masuk ke masalah inti, "Apa maksud ibu memintamu ke sini sampai kau pindah sekolah kemari?" tanyaku kepada Ren, Ren menaruh gelas berisi teh yang sudah ia minum di meja dan berkata, "Entahlah, aku cuma disuruh ke sini saja. Awalnya aku tak mau, tapi apa yang bisa aku lakukan jika sudah melihat ibumu membawa nanigata?" kata Ren dengan berat. Aku menghela nafas, "Ya, sudahlah. Cepat ganti bajumu, kita akan segera pergi ke sekolah." perintahku kepada Ren. Kami pergi ke sekolah bersama-sama, saat kami memasuki kelas Yubisaki-sensei mengatakan, "Ren Miakido dan Kaguya, kalian diminta pergi ke ruangan kepala sekolah sekarang." kata Sensei, Saat keluar dari kelas Ren berkata, "mengapa kepala sekolah meminta kita untuk ke kantornya?" Aku berjalan, "entahlah, mungkin ada yang ingin dikatakannya.
Saat sampai Kepala sekolah sudah mengunggu kami, "Ada apa kepala sekolah? Sampai memanggil kami ke sini? " Tanyaku dengan penasaran, "duduklah dulu." kata kepala sekolah. Kami duduk di kursi yang berada di depan kepala sekolah, "Saat kalian ke sini, Apa kalian melhat sebuah kuil tua yang berada di arah barat dari sekolah ini?" tanya kepala sekolah dengan serius, "Ya, mamangnya kenapa?" tanya kami berdua. "Singkat saja, aku inggin kalian mengusir roh-roh yang ada di situ." kata kepala sekolah dengan simpel, Kami sedikit terkejut mendengarnya, "Mengapa kami? kan kalian sendiri bisa kalau soal yang itu." Kata Ren menyangkal, "pertama karena kalian adalah demon hunter, dan yang kedua aku mendapat izin untuk menggunakan kalian sesukaku." Kata kepala sekolah dengan riang sambil menunjukan perjanjian yang telah ditanda-tangani oleh ibuku, "dasar tak ada henti-hentinya ibuku membuat anaknya sendiri berada dalam kesusahan!" kataku dalam hati. Kami menerima pekerjaan itu dengan berat, "Jadi kalian berada di sini untuk bekerja kepada kepala sekolah?" tanya Ayame, Kami berdua berdiam diri dan merasa suram karena itu. Ayame mentertawakan keadaan kai berdua, "jadi, kapan kalian pergi?" tanya Fuyu, aku menoleh ke arahnya, "malam ini, kami akan pergi malam ini. Jadi, sepertinya aku akan pulang larut ke asrama, tolong beri tahu Saki ya." kataku kepada Ayame.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
Aku membawa Ren masuk, "orang ini adalah temanku sejak kecil. Dia merupakan pemburu hantu yang cukup dekat dengan keluargaku, dia juga adalah pendeta Shinto." Kataku kepada Ayame dkk, "nah sekarang masuk ke masalah inti, "Apa maksud ibu memintamu ke sini sampai kau pindah sekolah kemari?" tanyaku kepada Ren, Ren menaruh gelas berisi teh yang sudah ia minum di meja dan berkata, "Entahlah, aku cuma disuruh ke sini saja. Awalnya aku tak mau, tapi apa yang bisa aku lakukan jika sudah melihat ibumu membawa nanigata?" kata Ren dengan berat. Aku menghela nafas, "Ya, sudahlah. Cepat ganti bajumu, kita akan segera pergi ke sekolah." perintahku kepada Ren. Kami pergi ke sekolah bersama-sama, saat kami memasuki kelas Yubisaki-sensei mengatakan, "Ren Miakido dan Kaguya, kalian diminta pergi ke ruangan kepala sekolah sekarang." kata Sensei, Saat keluar dari kelas Ren berkata, "mengapa kepala sekolah meminta kita untuk ke kantornya?" Aku berjalan, "entahlah, mungkin ada yang ingin dikatakannya.
Saat sampai Kepala sekolah sudah mengunggu kami, "Ada apa kepala sekolah? Sampai memanggil kami ke sini? " Tanyaku dengan penasaran, "duduklah dulu." kata kepala sekolah. Kami duduk di kursi yang berada di depan kepala sekolah, "Saat kalian ke sini, Apa kalian melhat sebuah kuil tua yang berada di arah barat dari sekolah ini?" tanya kepala sekolah dengan serius, "Ya, mamangnya kenapa?" tanya kami berdua. "Singkat saja, aku inggin kalian mengusir roh-roh yang ada di situ." kata kepala sekolah dengan simpel, Kami sedikit terkejut mendengarnya, "Mengapa kami? kan kalian sendiri bisa kalau soal yang itu." Kata Ren menyangkal, "pertama karena kalian adalah demon hunter, dan yang kedua aku mendapat izin untuk menggunakan kalian sesukaku." Kata kepala sekolah dengan riang sambil menunjukan perjanjian yang telah ditanda-tangani oleh ibuku, "dasar tak ada henti-hentinya ibuku membuat anaknya sendiri berada dalam kesusahan!" kataku dalam hati. Kami menerima pekerjaan itu dengan berat, "Jadi kalian berada di sini untuk bekerja kepada kepala sekolah?" tanya Ayame, Kami berdua berdiam diri dan merasa suram karena itu. Ayame mentertawakan keadaan kai berdua, "jadi, kapan kalian pergi?" tanya Fuyu, aku menoleh ke arahnya, "malam ini, kami akan pergi malam ini. Jadi, sepertinya aku akan pulang larut ke asrama, tolong beri tahu Saki ya." kataku kepada Ayame.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
Tidak ada komentar:
Posting Komentar