"Hei Yue, bagaimana kamu bisa tahu kalau aku ada di sini?" Tanyaku pada Yue, Yue menoleh, "Aku menanyakannya pada nyonya, beliau bilang kalau anda ada di kuro gakuen dan beliau memberikanku peta untuk ke sini." kata Yue. "Kalau begitu dengan kata lain ibu telah menyuruhnya ke sini, hah~" kataku dalam hati sambil mengehla nafas, Yue mendekatkan wajahnya ke arahku, "Ada apa? Mengapa anda menghela nafas?" Tanyanya dengan jarak yang sangat dekat denganku. Mukaku memerah akibat itu, aku segera menjauh, "Tidak, tidak ada apa-apa." kataku dengan singkat, "Hmm,,,, mengapa muka anda menjadi merah? Apa anda terkena flu?" Tanyanya sambil memegang, dahiku dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang dahinya untuk mengukur panas tubuh. Aku menghela nafas, "Tidak, aku tidak apa-apa cuma,,,," kataku dengan sedikit malu, "Cuma apa?" Tanya Yue yang mendekatkan wajahnya lagi. "Apa kau sadar kalau wajahmu itu berada sangat dekat denganku?" kataku, Muka Yue pun memerah padam. "Atatata,,,,, ma, ma, maaf!!!!" Kata Yue sambil mundur kebelakang dengan cepat sehingga kepalanya terbentur dinding. Aku mendekatinya, "Apa kau tidak apa-apa Yue?" tanyaku yang berada di dekatnya, Yue yang sedang memegang kepalanya yang terbentur langsung menatapku, "Ah,, maaf,,, aku,,,, saya,,,, tidak sadar bahwa terlalu dekat dengan anda Rikimaru-sama!" Katanya dengan muka yang masih memerah. Mendengar itu aku langsung memukul kepalanya dengan pelan, Yue pun terkejut, "Aku sudah bilang kan kalau pakai tidak usah pakai bahasa yang formal? Gunakan saja kata aku untuk menyebut dirimu, tidak usah memakai saya!" kataku dengan nada memerintah, Yue menunduk, "Baiklah, Rikimaru-sama." katanya dengan kecil.
"Selamat malam Rikimaru." Kata Ren sambil menguap dan masuk ke kamarnya, "Benar juga, hari sudah malam, ini saatnya untuk tidur." Kataku sambil naik ke lantai atas. Sesampai di lantai atas aku membuka pintu dan di dalam kamar belum ada Ayame, "Hei, mengapa kau mengikutiku Yue?" kataku tanpa berbalik, "Seorang pelayan harus mengikuti tuannya sampai mana pun." Katanya dengan jelas, Aku pun duduk di kasur, "Hei, bukankah kau sudah memiliki kamar sendiri? Kau tak perlu menjagaku sampai larut malam, aku bisa menjaga diriku sendiri." kataku, "Tetapi itu,,," kata Yue pun terputus karena Ayame memasuki kamar. "Oh, itu si anjing kampung. Mau apa kau ke sini?" tanya yue ketus, aku tertawa kecil saat itu, karena Ayame terlihat mau marah aku lengsung berbicara, "Aku sekamar dengan Ayame Yue." dengan niat agar mereka menjadi tenang tetapi hasilnya malah terbalik. "Apa!?" Jerit Yue sambil mengacungkan pedangnya ke arah Ayame, "Kau, keluar dari sini!" Perintah Yue kepada Ayame. "Apa? Jangan konyol! Harusnya dia yang kau usir karenaini adalah kamarku pada awalnya!" Balas Ayame, "Tetapi Rikimaru-sama ingin di sini, jadi kau keluarlah!" Kata yue dengan marah. "Mengapa aku harus keluar?" Tanya Ayame dengan marah juga, "Karena kau pasti akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak pada Rikimaru-sama sewakti dia tidur! Ya kan?" Jawab Yue dengan keras, Ayame terlihat kesal, "Kau,, kau ingin cari ribut, hah?" kata Ayame yang menggenggam tangannya dengan geram. Kalau situasi ini diteruskan, maka hal ini akan buruk, aku tahu itu. Karena itu aku langsung berdiri dari tempat tidur, "Sudahlah kalian berdua, aku akan tidur di tempat Ren jadi hentikanlah perdebatan kalian itu." kataku menengahi mereka berdua, "Ayo sudahlah, tidurlah di tempatmu Yue. Kamarmu berada tempat di depan Ren kan? Kalau begitu tidur saja di tempatmu." kataku sambil membawa Yue keluar dari kamar, Selamat malam Ayame." kataku dengan senyum tetapi Ayame langsung menutup pintu dengan keras. Yue pun masuk ke kamarnya untuk tidur, saat itu aku mengetuk kamar Ren, "Ren panggilku, hei, biarkan aku tidur di sini dulu untuk malam ini!" Kataku dengan keras agar Ren terbangun tetapi tidak ada jawaban dari dalam. Setelah mengetuk beberapa kali aku mengetuk dan tidak ada jawaban aku baru sadar kalau sekali Ren tidur maka dia sulit untuk dibangunkan. Karena itu malam ini aku harus tidur di atap untuk yang kedua kalinya, "hah~ apa mereka tak bisa berbaikan? Bagaimana jika aku harus mengurusi mereka berdua setiap saat sedangkan mereka begitu?" kataku dengan menghela nafas sambil berbaring di atas atap, tiba-tiba aku melihat sebuah bintang jatuh di langit. Aku memandang langit malam, "Malam ini rasanya sangat berbeda, mungkin karena banyak kejadian yang tak terduga ya?" kataku yang sedang sendirian, "Meski begitu, entah kenapa rasanya suasana begini akan menyenangkan?" kataku lagi. MEONG!!! suara kucing yang mengejutkanku, aku langsung duduk dan melihat ada kucing yang berada di dekatku, aku terdiam sebentar dan kecing tersebut mendekatiku lalu berbaring di sampingku. Aku berbaring kembali, "Benar juga, apa yang sedang dilakukannya sekarang ya?" kataku sambil mengelus kucing tersebut dan tidur.
Saat aku bangun aku ada melihat seseorang yang berada di dekatku, karena pendanganku belum jelas jadi aku tak mengetahui orang tersebut. Aku mengusap mataku dan ternyata orang tersebut adalah Yue, "Selamat pagi Rikimaru-sama." sapanya, "Selamat pagi" kataku sambil turun turun ke bawah, saat iu aku baru sadar kalau aku telat bangun, tetapi untungnya Yue menyiapkan makan pagi serta bekal. "Hei, mana punyaku?" Tanya Ayame, "Siapa yang mau membuatkan bekal untukmu anjing kampung?" kata Yue dengan ketus sambil memberikan bekal padaku, "Sudahlah, ini, ambil saja punyaku?" kataku sambil memberikan bekalku pada Ayame." Aku meninggalkan Yue di asrama, saat waktu istirahat di kelas Ayame marah-marah, "Apa-apaan sih dia itu?" teriak Ayame didepanku, "Dia menganggap aku sebagai parasit saja! Teriak Ayame lagi, "Yah, sudahlah. Meski begitu tetapi kuharap dia dapat berteman denganmu, karena dia itu sendirian." kataku dengan suara kecil, Ayame yang mendengar suaraku samar-samar medekat, "Apa katamu?" tanyanya. Tiba-tiba kaca jendela pecah dan ada seseorang yang meloncat masuk, "Jangan mendekati Rikimaru-sama kau anjing kampung!" Teriak Yue yang berdiri di sampingku. Karena suasana yang parah maka banyak orang-orang yang berkumpul di luar kelas, saat itu kepala sekolah datang, "Kaguya-kun, apa yang terjadi?" tanya kepala sekolah padaku, "Ah, kepala sekolah." kataku yang sedikit kaget, mendengar kata kepala sekolah Yue langsung berjalan menujunya, "Anda kepala sekolah di sini kan? Kalau begitu cepat keluarkan anjing kampung itu!" Kata Yue dengan memaksa. Kepala sekolah menjadi keseusahan, "NG,, tapi itu,,," kata kepala sekolah sambil mencoba untuk menenangkan Yue, Yue langsung berbalik, "Apa kalian masih mau kalau youkai yang lemah itu berada di sini? Dia itu lemah, dia cuma akan menjadi pengganggu!" Teriak Yue kepada orang-orang yang ada di situ. Mendengar itu aku menjadi marah, "Hentikan itu sekarang juga, Yue!" pandangan orang-orang langsung tertuju padaku, "Pertama-tama, kau mau dia pergi dari asrama. Dan sekarang kau mau dia pergi dari sekolah?" bentakku lagi, "Tetapi,,," kata Yue dengan nada kecil, "Tetapi apa! Apa kau tak sadar kalau kau telah menimbulkan ganguan kepada yang lain? Menjadi egois pun, ada batasnya!" teriakku. Aku menggambil nafas sejenak, saat itu ada tetesan air yang jatuh dari wajah Yue. "Yue,," kataku sambil mendekatinya dan menyentuhnya, tetapi Yue menghindar, "Maaf, Rikimaru-sama." katanya sambil menangis dan langsung meloncat keluar jendela dan menghilang. "Ah! sial. Aku jadi membuatnya menangis" kataku dengan kesal, "Sudahlah, biarkan itu menjadi pelajaran baginya." kata Ren dengan tenang, tetapi saat itu Ayame langsung mengejar Yue, saat aku mau menahannya Ren menghalangiku dan menggeleng lalu aku pun menghela nafas membiarkan Ayame mengejar Yue.
"Ah!!! Sial! Di mana sih dia itu?" teriak Ayame yang kesal di dalam hutan, Ayame terus berlari dan menemukan sebuah kolam kecil. Di sana ada Yue yang sedang meringkuk, "Hei, sedang apa kau disini?" tanya Ayame pada Yue, Yue tidak memperdulikan Ayame, "Mengapa kau mengejarku?" tanya Yue tanpa melihat Ayame. Ayame menghembuskan nafas, "Jika kau pergi seperti itu, jelas saja kalau aku akan khawatir meski aku tidak menyukaimu." jawab Ayame, "Lupakan saja, aku takkan kembali. Aku telah dibenci Rikimaru-sama." katanya dengan lesu, "Hei, tetapi setahuku Rikimaru bukanlah jenis orang yang membenci seseorang hanya dengan memarahinya sekali saja. Contohnya saja aku, aku beberapa kali membuatnya sekarat tetapi dia tidak membenciku." kata Ayame untuk menyemangati Yue, "Tepi tetap saja,,,,,dia,,,,, memarahiku." kata Yue dengan nada kecil, Ayame pun menghela nafas. Situasi menjadi hening, "Hei,," kata Ayame dengan nada serius, "Apa kau menyukai Rikimaru?" tanya Ayame dengan serius pada Yue, Yue menatap Ayame dengan pandangan kaget tetapi tetap diam. Yue pun kembali menatap kolam yang berada di depannya dan berdiam diri, "Hahahaha, aku cuma bercanda!" kata Ayame dengan tertawa, "Ya!" kata Yue dengan suara yang cukup jelas, "Eh?" kata Ayame sambil masih tertawa, "Ya! Aku menyukai Rikimaru-sama." kata Yue dengan jelas kepada Ayame. Ayame terlihat terkejut akibat jawaban Yue, "Alasanku menyukainya?" kata Yue sambil terus menatap kolam, "Aku tidak tahu siapa diriku, yang kuketahui hanya saat-saat aku terbangun dengan pedang ini yang telah berlumuran darah di sebuah hutan. Aku sama sekali tidak bisa mengingat apa-pun, aku tak ingat apa yang telah terjadi, aku ketakutan karena sendirian di hutan itu. Saat itu juga ada seseorang yang mendekat, aku merangkak mundur ke dalam semak-semak karena ketakutan tetapi orang itu berjalan ke arah aku sendiri. Orang itu pun menemukanku, dia mengangkat tangannya, aku pun memejamkan mataku dengan takut. Tetapi ternyata dia malah menaruh tangannya di atas kepalaku dan berkata, 'sedang apa kau di sini sedirian dengan pedang itu?' Orang itu adalah Rikimaru-sama, dia membawa aku ke rumahnya dan diterima di sana, dia juga memberiku nama dengan Yue. Sampai suatu saat Rikimaru-sama memanggilku di suatu malam. Aku pergi menemuinya di halaman dan dia berkata, 'hei Yue, akhirnya kau datang.' Aku diam saja dan tak menjawab, Rikimaru-sama terlihat bingung karena hal itu. 'mengapa kau tetap diam meski ditanya? Orang-orang menjadi susah karena itu.' katanya padaku, aku menjawab, 'mengapa kau begitu memperhatikanku? Aku hanya seseorang yang kosong, masa laluku itu gelap. Aku tak mengetahui apa-apa.' kataku, Rikimaru-sama menghembuskan nafas, 'jangan bilang kau itu sendiri, kau memilikiku sebagai majikan, kau tidak lagi sendiri lagi sekarang.' katanya denga tersenyum, aku hanya diam dengan muka yang tertutup oleh rambut yang kesisir ke depan saat itu. Rikimaru-sama berjalan mendekatiku, 'apa kau tahu kenapa aku memberimu nama Yue?' tanyanya padaku, aku menggeleng, 'itu agar kau dapat menerangi orang yang berada di dalam kegelapan seperti bulan. Karena itu, mulai sekarang, jadilah seseorang yang bersemangat dan mau membantu orang lain yang sedang kesusahan.' kata Rikimaru-sama sambil mengikat rambutku ke belakang dengan pita sehingga rambutku menjadi seperti sekarang ini." cerita Yue pada Ayame
Saat itu Ayame melihat ada bekas tusukan pedang di bahu Yue dan langsung berpikiran jelek, "Huh! Apa sih bagusnya kamu menyukai orang itu? Dia cuma orang yang menyebalkan!" teriak Ayame yang berpikiran jelek, Yue menatap Ayame, "Luka itu! Itu akibat Rikimaru bukan?" tanya Ayame. Yue pun memegang bekas luka itu, "Ya, ini akibat Rikimaru-sama." Mendengar hal itu Ayame langsung mau marah tetapi Yue melanjutkan perkataannya, "Kalau bukan karena Rikimaru-sama, aku sudah mati. Ini adalah luka akibat youkai yang diburu oleh Rikimaru-sama, tetapi saat itu youkai itu sangat kuat sehingga kami berdua tak bisa melawannya. Saat itu juga, youkai itu menyerangku dengan ingin menusukku tetapi Rikimaru-sama melindungiku sehingga tusaukan itu cuma menembus bahuku. Tetapi karena itu Rikimaru-sama mendapatkan luka yang berat, saat itu aku mengerti, dia tidak melihat perbedaan antar orang, dimana ada yang memerlukan bantuan, maka akan dia bantu meski itu harus mengorbankan nyawanya sendiri." Kata Yue yang menjelaskan bekas luka itu. Ayame terlihat terkejut karena hal itu, Ayame diam saja karena merasa malu. Yue pun berdiri, "Sudahlah, perasaanku juga sudah membaik. Ayo kembali ke asrama Ayame." ajak Yue yang sudah pergi, itu adalah pertama kalinya Yue memanggil Ayame dengan sebutan nama. Sesampainya di asrama, mereka berdua mencium bau daging, mereka berlari menuju halaman belakang asrama dan melihat kalau aku sedang mengadakan pesata Yakiniku, "selamat datang kembali, ayo bergabung. Ini semua karena Ren mengatakan kalau dia ingin makan Yakiniku jadi sekalian saja aku membuat pesta, terlebih lagi, aku tahu kalau kalian akan datang." kataku sambil tersenyum dan memberikan daging kepada mereka berdua, "Hei, sepertinya rencananya berjalan lancar ya?" bisik Ren padaku, "Yah, semoga saja mereka akan menjadi teman baik." Kataku yang meilhat Ayame dan Yue yang saling tertawa.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
"Selamat malam Rikimaru." Kata Ren sambil menguap dan masuk ke kamarnya, "Benar juga, hari sudah malam, ini saatnya untuk tidur." Kataku sambil naik ke lantai atas. Sesampai di lantai atas aku membuka pintu dan di dalam kamar belum ada Ayame, "Hei, mengapa kau mengikutiku Yue?" kataku tanpa berbalik, "Seorang pelayan harus mengikuti tuannya sampai mana pun." Katanya dengan jelas, Aku pun duduk di kasur, "Hei, bukankah kau sudah memiliki kamar sendiri? Kau tak perlu menjagaku sampai larut malam, aku bisa menjaga diriku sendiri." kataku, "Tetapi itu,,," kata Yue pun terputus karena Ayame memasuki kamar. "Oh, itu si anjing kampung. Mau apa kau ke sini?" tanya yue ketus, aku tertawa kecil saat itu, karena Ayame terlihat mau marah aku lengsung berbicara, "Aku sekamar dengan Ayame Yue." dengan niat agar mereka menjadi tenang tetapi hasilnya malah terbalik. "Apa!?" Jerit Yue sambil mengacungkan pedangnya ke arah Ayame, "Kau, keluar dari sini!" Perintah Yue kepada Ayame. "Apa? Jangan konyol! Harusnya dia yang kau usir karenaini adalah kamarku pada awalnya!" Balas Ayame, "Tetapi Rikimaru-sama ingin di sini, jadi kau keluarlah!" Kata yue dengan marah. "Mengapa aku harus keluar?" Tanya Ayame dengan marah juga, "Karena kau pasti akan melakukan sesuatu yang tidak-tidak pada Rikimaru-sama sewakti dia tidur! Ya kan?" Jawab Yue dengan keras, Ayame terlihat kesal, "Kau,, kau ingin cari ribut, hah?" kata Ayame yang menggenggam tangannya dengan geram. Kalau situasi ini diteruskan, maka hal ini akan buruk, aku tahu itu. Karena itu aku langsung berdiri dari tempat tidur, "Sudahlah kalian berdua, aku akan tidur di tempat Ren jadi hentikanlah perdebatan kalian itu." kataku menengahi mereka berdua, "Ayo sudahlah, tidurlah di tempatmu Yue. Kamarmu berada tempat di depan Ren kan? Kalau begitu tidur saja di tempatmu." kataku sambil membawa Yue keluar dari kamar, Selamat malam Ayame." kataku dengan senyum tetapi Ayame langsung menutup pintu dengan keras. Yue pun masuk ke kamarnya untuk tidur, saat itu aku mengetuk kamar Ren, "Ren panggilku, hei, biarkan aku tidur di sini dulu untuk malam ini!" Kataku dengan keras agar Ren terbangun tetapi tidak ada jawaban dari dalam. Setelah mengetuk beberapa kali aku mengetuk dan tidak ada jawaban aku baru sadar kalau sekali Ren tidur maka dia sulit untuk dibangunkan. Karena itu malam ini aku harus tidur di atap untuk yang kedua kalinya, "hah~ apa mereka tak bisa berbaikan? Bagaimana jika aku harus mengurusi mereka berdua setiap saat sedangkan mereka begitu?" kataku dengan menghela nafas sambil berbaring di atas atap, tiba-tiba aku melihat sebuah bintang jatuh di langit. Aku memandang langit malam, "Malam ini rasanya sangat berbeda, mungkin karena banyak kejadian yang tak terduga ya?" kataku yang sedang sendirian, "Meski begitu, entah kenapa rasanya suasana begini akan menyenangkan?" kataku lagi. MEONG!!! suara kucing yang mengejutkanku, aku langsung duduk dan melihat ada kucing yang berada di dekatku, aku terdiam sebentar dan kecing tersebut mendekatiku lalu berbaring di sampingku. Aku berbaring kembali, "Benar juga, apa yang sedang dilakukannya sekarang ya?" kataku sambil mengelus kucing tersebut dan tidur.
Saat aku bangun aku ada melihat seseorang yang berada di dekatku, karena pendanganku belum jelas jadi aku tak mengetahui orang tersebut. Aku mengusap mataku dan ternyata orang tersebut adalah Yue, "Selamat pagi Rikimaru-sama." sapanya, "Selamat pagi" kataku sambil turun turun ke bawah, saat iu aku baru sadar kalau aku telat bangun, tetapi untungnya Yue menyiapkan makan pagi serta bekal. "Hei, mana punyaku?" Tanya Ayame, "Siapa yang mau membuatkan bekal untukmu anjing kampung?" kata Yue dengan ketus sambil memberikan bekal padaku, "Sudahlah, ini, ambil saja punyaku?" kataku sambil memberikan bekalku pada Ayame." Aku meninggalkan Yue di asrama, saat waktu istirahat di kelas Ayame marah-marah, "Apa-apaan sih dia itu?" teriak Ayame didepanku, "Dia menganggap aku sebagai parasit saja! Teriak Ayame lagi, "Yah, sudahlah. Meski begitu tetapi kuharap dia dapat berteman denganmu, karena dia itu sendirian." kataku dengan suara kecil, Ayame yang mendengar suaraku samar-samar medekat, "Apa katamu?" tanyanya. Tiba-tiba kaca jendela pecah dan ada seseorang yang meloncat masuk, "Jangan mendekati Rikimaru-sama kau anjing kampung!" Teriak Yue yang berdiri di sampingku. Karena suasana yang parah maka banyak orang-orang yang berkumpul di luar kelas, saat itu kepala sekolah datang, "Kaguya-kun, apa yang terjadi?" tanya kepala sekolah padaku, "Ah, kepala sekolah." kataku yang sedikit kaget, mendengar kata kepala sekolah Yue langsung berjalan menujunya, "Anda kepala sekolah di sini kan? Kalau begitu cepat keluarkan anjing kampung itu!" Kata Yue dengan memaksa. Kepala sekolah menjadi keseusahan, "NG,, tapi itu,,," kata kepala sekolah sambil mencoba untuk menenangkan Yue, Yue langsung berbalik, "Apa kalian masih mau kalau youkai yang lemah itu berada di sini? Dia itu lemah, dia cuma akan menjadi pengganggu!" Teriak Yue kepada orang-orang yang ada di situ. Mendengar itu aku menjadi marah, "Hentikan itu sekarang juga, Yue!" pandangan orang-orang langsung tertuju padaku, "Pertama-tama, kau mau dia pergi dari asrama. Dan sekarang kau mau dia pergi dari sekolah?" bentakku lagi, "Tetapi,,," kata Yue dengan nada kecil, "Tetapi apa! Apa kau tak sadar kalau kau telah menimbulkan ganguan kepada yang lain? Menjadi egois pun, ada batasnya!" teriakku. Aku menggambil nafas sejenak, saat itu ada tetesan air yang jatuh dari wajah Yue. "Yue,," kataku sambil mendekatinya dan menyentuhnya, tetapi Yue menghindar, "Maaf, Rikimaru-sama." katanya sambil menangis dan langsung meloncat keluar jendela dan menghilang. "Ah! sial. Aku jadi membuatnya menangis" kataku dengan kesal, "Sudahlah, biarkan itu menjadi pelajaran baginya." kata Ren dengan tenang, tetapi saat itu Ayame langsung mengejar Yue, saat aku mau menahannya Ren menghalangiku dan menggeleng lalu aku pun menghela nafas membiarkan Ayame mengejar Yue.
"Ah!!! Sial! Di mana sih dia itu?" teriak Ayame yang kesal di dalam hutan, Ayame terus berlari dan menemukan sebuah kolam kecil. Di sana ada Yue yang sedang meringkuk, "Hei, sedang apa kau disini?" tanya Ayame pada Yue, Yue tidak memperdulikan Ayame, "Mengapa kau mengejarku?" tanya Yue tanpa melihat Ayame. Ayame menghembuskan nafas, "Jika kau pergi seperti itu, jelas saja kalau aku akan khawatir meski aku tidak menyukaimu." jawab Ayame, "Lupakan saja, aku takkan kembali. Aku telah dibenci Rikimaru-sama." katanya dengan lesu, "Hei, tetapi setahuku Rikimaru bukanlah jenis orang yang membenci seseorang hanya dengan memarahinya sekali saja. Contohnya saja aku, aku beberapa kali membuatnya sekarat tetapi dia tidak membenciku." kata Ayame untuk menyemangati Yue, "Tepi tetap saja,,,,,dia,,,,, memarahiku." kata Yue dengan nada kecil, Ayame pun menghela nafas. Situasi menjadi hening, "Hei,," kata Ayame dengan nada serius, "Apa kau menyukai Rikimaru?" tanya Ayame dengan serius pada Yue, Yue menatap Ayame dengan pandangan kaget tetapi tetap diam. Yue pun kembali menatap kolam yang berada di depannya dan berdiam diri, "Hahahaha, aku cuma bercanda!" kata Ayame dengan tertawa, "Ya!" kata Yue dengan suara yang cukup jelas, "Eh?" kata Ayame sambil masih tertawa, "Ya! Aku menyukai Rikimaru-sama." kata Yue dengan jelas kepada Ayame. Ayame terlihat terkejut akibat jawaban Yue, "Alasanku menyukainya?" kata Yue sambil terus menatap kolam, "Aku tidak tahu siapa diriku, yang kuketahui hanya saat-saat aku terbangun dengan pedang ini yang telah berlumuran darah di sebuah hutan. Aku sama sekali tidak bisa mengingat apa-pun, aku tak ingat apa yang telah terjadi, aku ketakutan karena sendirian di hutan itu. Saat itu juga ada seseorang yang mendekat, aku merangkak mundur ke dalam semak-semak karena ketakutan tetapi orang itu berjalan ke arah aku sendiri. Orang itu pun menemukanku, dia mengangkat tangannya, aku pun memejamkan mataku dengan takut. Tetapi ternyata dia malah menaruh tangannya di atas kepalaku dan berkata, 'sedang apa kau di sini sedirian dengan pedang itu?' Orang itu adalah Rikimaru-sama, dia membawa aku ke rumahnya dan diterima di sana, dia juga memberiku nama dengan Yue. Sampai suatu saat Rikimaru-sama memanggilku di suatu malam. Aku pergi menemuinya di halaman dan dia berkata, 'hei Yue, akhirnya kau datang.' Aku diam saja dan tak menjawab, Rikimaru-sama terlihat bingung karena hal itu. 'mengapa kau tetap diam meski ditanya? Orang-orang menjadi susah karena itu.' katanya padaku, aku menjawab, 'mengapa kau begitu memperhatikanku? Aku hanya seseorang yang kosong, masa laluku itu gelap. Aku tak mengetahui apa-apa.' kataku, Rikimaru-sama menghembuskan nafas, 'jangan bilang kau itu sendiri, kau memilikiku sebagai majikan, kau tidak lagi sendiri lagi sekarang.' katanya denga tersenyum, aku hanya diam dengan muka yang tertutup oleh rambut yang kesisir ke depan saat itu. Rikimaru-sama berjalan mendekatiku, 'apa kau tahu kenapa aku memberimu nama Yue?' tanyanya padaku, aku menggeleng, 'itu agar kau dapat menerangi orang yang berada di dalam kegelapan seperti bulan. Karena itu, mulai sekarang, jadilah seseorang yang bersemangat dan mau membantu orang lain yang sedang kesusahan.' kata Rikimaru-sama sambil mengikat rambutku ke belakang dengan pita sehingga rambutku menjadi seperti sekarang ini." cerita Yue pada Ayame
Saat itu Ayame melihat ada bekas tusukan pedang di bahu Yue dan langsung berpikiran jelek, "Huh! Apa sih bagusnya kamu menyukai orang itu? Dia cuma orang yang menyebalkan!" teriak Ayame yang berpikiran jelek, Yue menatap Ayame, "Luka itu! Itu akibat Rikimaru bukan?" tanya Ayame. Yue pun memegang bekas luka itu, "Ya, ini akibat Rikimaru-sama." Mendengar hal itu Ayame langsung mau marah tetapi Yue melanjutkan perkataannya, "Kalau bukan karena Rikimaru-sama, aku sudah mati. Ini adalah luka akibat youkai yang diburu oleh Rikimaru-sama, tetapi saat itu youkai itu sangat kuat sehingga kami berdua tak bisa melawannya. Saat itu juga, youkai itu menyerangku dengan ingin menusukku tetapi Rikimaru-sama melindungiku sehingga tusaukan itu cuma menembus bahuku. Tetapi karena itu Rikimaru-sama mendapatkan luka yang berat, saat itu aku mengerti, dia tidak melihat perbedaan antar orang, dimana ada yang memerlukan bantuan, maka akan dia bantu meski itu harus mengorbankan nyawanya sendiri." Kata Yue yang menjelaskan bekas luka itu. Ayame terlihat terkejut karena hal itu, Ayame diam saja karena merasa malu. Yue pun berdiri, "Sudahlah, perasaanku juga sudah membaik. Ayo kembali ke asrama Ayame." ajak Yue yang sudah pergi, itu adalah pertama kalinya Yue memanggil Ayame dengan sebutan nama. Sesampainya di asrama, mereka berdua mencium bau daging, mereka berlari menuju halaman belakang asrama dan melihat kalau aku sedang mengadakan pesata Yakiniku, "selamat datang kembali, ayo bergabung. Ini semua karena Ren mengatakan kalau dia ingin makan Yakiniku jadi sekalian saja aku membuat pesta, terlebih lagi, aku tahu kalau kalian akan datang." kataku sambil tersenyum dan memberikan daging kepada mereka berdua, "Hei, sepertinya rencananya berjalan lancar ya?" bisik Ren padaku, "Yah, semoga saja mereka akan menjadi teman baik." Kataku yang meilhat Ayame dan Yue yang saling tertawa.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
Tidak ada komentar:
Posting Komentar