Halaman

TRANSLATE

Rabu, 25 November 2009

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 23. Hey, i been kidnap now......

"hah~ teh yang enak...... serasa ingin tinggal disini selamanya, benarkan,,,, Rii-chan?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan!!! Mengapa kamu bisa ada di sini? Bukankah kamu ada tugas? Lalu, jangan pangil aku Rii-chan!!!!" Kataku dengan marah kepada kakak. "Wah-wah,,,, adikku mengapa dia menjadi dingin sekali? Padahal sewaktu dia masih kecil sangat imut, terlebih lagi dengan gaun itu...." kata kakak dengan menangis sedih.
JLEBB...............
Aku melemparkan pisau ke samping kepalanya, "Yang membuatku melakukan itu semua adalah kau kan....!!!!!!" kataku yang tambah marah. Saat itu Ayame dkk berbicara dengan Ren, "Tak kusangka yang menyebarkan isu itu adalah kakanya Rikimaru." kata Ayame sambil melihat aku yang sedang marah, "Yahh,,,,, itu sudah menjadi sifatnya." kata Ren, "Sifat?" tanya Minata yang keheranan. Ren mengangguk, "Dia pernah menipu guru dengan menggunakan jurus ninja sehingga lolos dari hukuman, mencotek pada saat ulangan sehingga nilainya menjadi yang tertinggi, lalu makan-makanan yang termahal di restoran berkelas tanpa membayar. Itulah sifatnya." kata Ren sambil menghembuskan nafas, "Jadi dengan kata lain,,,,," kata Hinata, "Ya,,,, dia itu LICIK." kata Ren. Kakak pun menaruh gelasnya di atas meja, "Baiklah, akan kuceritakan. Saat aku pergi ke tempat dimana aku bertugas, ternyata terjadi penundaan. Kalau aku kembali ke rumah maka jaraknya akan sangat jauh, jadi aku memutuskan untuk mampir ke sini sampai tugas tersebut berjalan lagi." kata kakak dengan simpel. Aku mengangguk menandakan aku mengerti, "Tetapi, sampai kapan rencana itu tertunda?" tanyaku, kakak pun tertawa, "Mungkin 1 tahun." kata kakak dengan tertawa. JLEBB...... sebilah pisau menancap lagi di samping kepalanya, "Hei-hei, bercanda kok. Aku juga tak tahu kapan, mungkin bisa memakan waktu satu bulan." kata kakak dengan rasa takut karena kulempar pisau. "Kalau begitu mengapa tidak tinggal disini saja sampai ada kabar?" tawar Saki pada kakak, aku menoleh pada Saki dengan pandangan memohon untuk mencabut kembali tawarannya. "Benarkah?" tanya kakak dengan mata yang berbinar-binar, "Ya...." jawab Saki dengan nada ceria, "Lagi-lagi....." kataku dalam hati dengan berat. "Tetapi sepertinya dia kakak yang baik." kata Yoshida pada Ren, "Dia pergi ke sini untuk melihat adiknya kan? itu adalah hal yang baik..." sambung Yoshida. Ren tertawa kecil, "Yah,,, memang, tetapi daripada baik,,,," kata Ren sambil melihat kearahku dan kakak. Saat aku mau kembali ke kamar kakak langsung merangkulku dari belakang, "Hei,,, mau kemana kau??? Karena sudah lama tidak bertemu,,,, bagaimana jika kita tidur sama-sama????" kata kakak padaku. Aku berbalik dan tersenyum padanya lalu menempelkan selembar kertas jimat padanya, "FLAME BURN". "Aku mau tidur" kataku sambil meninggalkan kakak yang telah gosong terbakar akibat ulahku. Ayame dkk melihat kakak dengan pandangan salah sangka, "Ajakan tadi,,, jangan-jangan........" kata Ayame dengan berat. Ren mengangguk, "Yah, selain licik, dia juga memiliki BROTHER COMPLEX, bisa dikatakan begitu." kata Ren

Paginya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
"Hoahm,,,,,,,,, selamat pagi Rikimaru, tidurmu nye,,,,nya,,,,k???" kata Ren yang terputus-putus setelah melihat wajahku yang memancarkan aura kelelahan. Ren langsung diam dan tak mengatakan apa-apa padaku dan dia bertanya pada Ayame mengapa aku menjadi begitu. "Yah,,,, tadi malam dia sama sekali tidak bisa tidur dan terus-terusan melarikan diri dari kakaknya yang terus mengejarnya. Aku sendiri heran, bagaimana dia bisa muncul dari tempat yang tak terduga seperti bawah tempat tidur, bahkan sampai dalam lemari, benar-benar kakak yang menyusahkan." jelas Ayame yang menaruh simpati padaku. Ren pun hanya tertawa mendengar hal itu
*Di sekolah
"Serasa mau mati............" kataku dengan berat, "Mengapa dia sampai datang ke sini? Ini makin membuatku repot." keluhku. "Hei, namanya Akira Kaguya kan? berarti apa dia juga Ninja Demon Hunter?" tanya Minata padaku. "Bukan!" jawabku dengan tegas, "dia itu adalah ninja penerus klan Shiruya. Marganya memang sama denganku tetapi kami berbeda profesi." jawabku, "Begitu ya? ngomong-ngomong, bagaimana pendapat kalian tentang guru baru tadi?" tanya Fuyu. "Ah,,, guru wanita yang memakai bandana dan selalu diikuti oleh seorang lelaki bertubuh tinggi dan tegap kan? Biasa saja." kata Ren. Aku segera bengkit dari kursi dengan tujuan mau pergi ke toilet, "Pendapatku sama seperti Ren tetapi, sepertinya dia patut diwaspadai. Tetapi ini adalah perasaanku saja, mungkin salah." kataku sambil pergi. Saat aku melintas ruang guru, guru baru itu pun memanggilku, "Kaguya-kun, bisakah kamu tolong aku sebentar membawa alat seni ini ke gudang?" tanyanya padaku, "Bukankah anda bisa meminta bantuan dengan lelaki yang selalu bersama anda sensei?" tanyaku, "Meminta pertolonganmu tidak masalah kan?" katanya dengan senyum. Aku pun membantunya membawakan alat tersebut ke gudang, sesampainya di sana, "Ini sudah semua sensei?" tanyaku padanya. Sensei berdiri di depan gudang, "Ya, sudah. Wah-wah, seperti yang digosipkan, kau kuat sekali kaguya-kun." katanya sambil tersenyum. "Jadi apakah anda menyuruhku membawakan ini hanya untuk mengujiku saja sensei?" tanyaku, "Wah-wah, bukan begitu kok." katanya dengan tersenyum lagi. "Aku hanya ingin menjebakmu." katanya dengan nada yang berubah, "Menjebak?" kataku heran, dia tersenyum sekali lagi, "Ya, menjebakmu karena kau adalah penjaga YGGDRASIL." kata sensei dengan jelas. Mendengar itu aku langsung terkejut, aku langsung menarik kertas manteraku tetapi lelaki yang selalu bersamanya itu menghentikanku. "Sungguh menyedihkan,,,,, apa ini penjaga YGGDRASIL?" kata lelaki tersebut, "wah-wah, kau tidak perlu berkata begitu Shin." kata sensei.

"Sensei,,, jangan-jangan kau,,,," kataku sambil menatap sensei, "Yah, aku adalah Yuuga. Seseorang yang mengincar YGGDRASIL dan bergerak demi organisasi." kata sensei, "Organisasi?? Aku baru dengar kalau ada sekelompok Youkai membentuk organisasi." Sensei tertawa dan duduk di sebuah kursi, "Kau belum tahu? kalau begitu biar keceritakan." kata sensei. Saat itu sudah sore, "Hei dimana Rikimaru?" tanya kakak pada Ayame dkk yang barusan pulang sekolah. "Entahlah,,, mungkin dia ada urusan dengan guru, memangnya kenapa?" tanya Ren, "tidak, cuma rasanya, dia sedang terlibat masalah saja." kata kakak. "Jadi secara simpel saja, ada yang dapat membuat kami semua tunduk karena kekuatannya, bukan hanya kami, bahkan LORE juga tunduk padanya. Dia memberikan tawaran yang menarik, 'bekerjalah untukku dan kalian akan mendapatkan hasilnya juga' begitulah katanya. Kami menyetujui tawarannya dan bergerak bersama LORE sampai membentuk organisasi yang bernama, ATRUS (hitam dalam bahasa latin). Lalu, kami mempunyai tujuan, yaitu, membangun populasi antara Youkai dengan LORE di dunia ini." kata sensei, "Membangun, tetapi dengan itu apa kau tahu apa yang akan terjadi?" kataku dengan berat karena ditindihi oleh lelaki yang dia panggil Shin, "Tentu saja tahu, manusia akan lenyap, itulah keuntungan bagi kami Youkai. Lalu keuntungan bagi LORE adalah pecahnya keseimbangan dunia sehingga mereka dapat hidup di sini. Khu, khu, khu, khu,,,,,, menarik kan?" kata sensei dengan tawa. "Bekerja sama dengan LORE, berarti orang ini,,,," kataku sambil melihat kepada orang yang menindihku, "Ya, aku adalah LORE. Golongan GLOFUR, elemen tanah. Tetapi, jangan samakan aku dengan LORE yang kamu lawan sebelumnya." kata orang tersebut. "Daripada itu, mengapa kau tak menyerangku dengan pedang yang kau bawa itu? Dengan kemampuanmu melakukan hal itu mudah saja kan?" tanya sensei itu padaku. Aku menatapnya dengan serius, "itu berat." kataku. "Apa?" tanya sensei sekali lagi, "Itu berat. Bagiku untuk melukai seseorang ataupun Youkai, itu terlalu berat. Kalau dalam memusnahkan LORE, aku masih bisa karena LORE termasuk roh" kataku kepadanya, sensei terlihat terkejut dengan jawabanku. "Jadi karena itu semua orang kau lawan rata-rata hanya pingsan?" tanya sensei lagi, aku pun mengangguk. "Haha,,,,,, hahahahaha,,,,,,,,, tak kusangka, ini pertama kalinya aku bertemu dengan seseorang yang sebodoh ini. Sudahlah, Shin, kita tak punya urusan lagi dengannya, habisi dia!" kata sensei.













____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville







Tidak ada komentar: