Sakura mendesah pelan. Ia berjalan melintasi koridor sekolahnya yang baru setelah tragedi itu, Tomodaijou Gakuen, yang kelihatan megah dimatanya. Sekolah di Osaka tidak ada yang sebagus ini.. pikirnya udik. Sakura memang belum pernah mengunjungi Tokyo sebelumnya. Karena ia tidak terlalu suka keramaian. Setiap kali Yuri atau Tatsuko mengajaknya ke Tokyo, Sakura akan menolak mentah-mentah ajakan mereka. Tanpa alasan yang pasti. Tetapi yang pasti, selama sebulan ini, pikiran nya tentang Tokyo berubah drastis. Sekarang ia benar – benar menyukainya.
Jika dulu, yang ia bayangkan, Tokyo hanyalah kota yang sangat ramai. Apalagi tepat di jantung kotanya, itu hanya terlihat seperti lautan manusia di matanya. Apalagi saat rush hour-yaitu saat orang-orang berangkat dan pulang kerja-, atau saat liburan musim panas. Mungkin kita tidak akan punya tempat untuk berdiri sekalipun.
Sakura hanya mengetahui itu. Ramai. Itu yang membuatnya ogah untuk mengunjungi Tokyo. Tetapi, tidak untuk sekarang. Ia menghapus semua pikiran buruknya tentang Tokyo, dan sekarang ia mencintainya, hanya dalam jangka waktu satu bulan! Sakura memang seorang yang tak bisa ditebak jalan pikirannya. Walau dalam hal sepele sekalipun.
” Sakura-chan! “ sebuah panggilan mengakhiri lamunannya.
Sakura menoleh ke sumber panggilan. Seorang gadis manis berseragam musim semi Tomodaijou Gakuen-kemeja putih dengan dasi diikat pita berwarna hitam putih, juga rok berwarna sama dengan dasinya- menghampirinya.
” Nacchan? Doushite? ” tanya Sakura terheran heran melihat Mitsuki Nana, teman barunya di sekolah ini, mengejarnya.
Nana yang sedari tadi mengejar Sakura, terengah-engah di hadapan Sakura. Memegangi dadanya yang sesak karena lelah berlari.
” kau ini jahat sekali! aku sudah memanggilmu dari tadi dan kau tidak menoleh sama sekali! kau kerasukan Sadako ya, pagi-pagi begini, ne? ” ujar Nana asal. Sakura tertawa kecil sembari mencekik -walau hanya bercanda- leher Nana, Nana meminta ampun.
” apa kau bilang? bahkan Sadako pun takkan berani menghadapi ku!” ujar Sakura membanggakan diri. Nana mencibir.
” ya, Sadako tak berani menghadapi mu karena takut akan wajahmu yang seram itu..” ejek Nana lagi. Sakura hanya diam, malas menghadapi ejekan Nana yang cerewet itu.
” soshita, ada perlu apa denganku? ” tanya Sakura malas. Nana kembali mencibir.
” kau memang jahat sekali, aku ini temanmu! harusnya kau perhatian padaku! jangan terus melamun atau aku akan mengguyurmu agar kau bangun dari semua mimpi dan lamunanmu! mengerti? ” omel Nana panjang lebar.
Tidak ada yang menjawab. Hening.
” Sakura? Sakura?? Saaakuuuraaaa~~!!??” teriak Nana di telinga Sakura. Sakura terhentak kaget.
” Hei! aku masih bisa mendengar, Nacchan! Jangan berteriak di telingaku! ” protes Sakura sembari mengusap-usap telinganya.
” Kau hanya tinggal bicara, dan aku pasti mendengarkannya, cerewet!” ujar Sakura tidak terima. Nana hanya melipat kedua tangannya di dada. Tanda ia siap mengomeli Sakura seperti biasa.
Sifat Sakura dan Nana memang sangat bertolak belakang. Walaupun mereka sama-sama keras kepala, Sakura lebih terlihat berani dan tegas, pintar dalam pelajaran, olahraga, berkelahi, juga bertaruh. Benar-benar seperti anak laki – laki. Bahkan, Sakura menjadi anak perempuan yang disegani oleh anak laki – laki, bukan hanya karena Sakura pintar berkelahi, tapi karena wajahnya yang manis, kulitnya yang cerah, suaranya yang tegas, dan postur tubuhnya yang lumayan, semua itu membuatnya menjadi incaran para laki-laki untuk menjadi kekasihnya. Sayang, Sakura tak pernah peduli sama sekali dengan hal itu. Dengan ajaib, Sakura menjadi seorang anak perempuan kelas 2-B yang paling tenar di Tomodaijou Gakuen dalam jangka waktu satu bulan.
Sementara Nana, ia adalah gadis yang manis yang cukup tenar, dan kedekatannya dengan Sakura membuat pamornya naik beberapa tingkat. Ia disukai banyak anak kelas satu, karena Nana sering menebar senyum mautnya ketika melewati koridor kelas satu yang tembus ke arah kantin. Nana adalah anak yang manis, cukup pintar berbahasa Inggris, walau payah dalam Sastra dan Budaya Jepang, ia sangat manja dan kekanakan apabila sudah bersama Sakura, namun ia sering menyembunyikannya apabila ia berhadapan dengan anak laki-laki incarannya, atau secret admirer nya. Sakura yang sering keceplosan tentang hal itu selalu di amuk oleh Nana dan itu tidak membuatnya jera.
Nana juga seorang yang girly dan sering membawa benda-benda bermotif lucu berwarna mencolok,yang membuat mata Sakura pedih melihatnya. Sakura memang benci warna-warna mencolok-apalagi sebuah warna bernama pink- yang membuat kebencian itu sebagai titik lemah Sakura dihadapan Nana. Nana yang kadang iseng, sering membawa atau memakai hal-hal berbau pink, dan membuat Sakura tidak berani mengusili nya seperti biasa, namun Sakura tidak pernah jera untuk tidak mengusili Nana, karena menurutnya itu sebuah hal yang mengasyikkan.
hanya dalam jangka waktu satu bulan, mereka bisa dekat karena suatu ketidaksengajaan.
” Baiklah, Hoshina-san, bisakah kau perkenalkan dirimu pada smuanya?” pinta Kamazawa-sensei waktu itu.
” eng, baiklah. Atashi wa Sakura, Hoshina Sakura, Yoroshiku..” Sakura memperkenalkan diri tanpa ekspresi. Ia masih agak kalut dengan mimpi nya kemarin. Mimpi tentang Yuri. Aku harus memulai nya lagi, Yuri, walaupun aku belum mengetahui bagaimana caranya, aku akan selalu berusaha disini, di tempatku yang baru, Tokyo. Batin Sakura.
Seluruh siswa berbisik-bisik kecil di seluruh penjuru kelas. Sakura merasa sangat tidak enak melihatnya, namun berusaha tidak peduli.
” Hoshina-san, kau tidak mau memperkenalkan dirimu lagi? kami ingin tahu, bishoujo-chan~” ujar Kazuru Haru, ketua sebuah geng pemimpin kelas 2-B dengan genit. Di dalam hati, amarah Sakura sudah meledak-ledak. Namun, akhirnya ia hanya menanggapinya dengan tidak peduli.
” maaf, kurasa semua hal itu tidak ada gunanya, dan hanya membuang-buang waktuku saja, BISHOUNEN-kun..” Sakura menekan kata-kata bishounen yang berarti “cowok cantik” pada Haru, yang membuatnya menjadi bahan tertawaan habis-habisan oleh seluruh penghuni kelas, juga oleh Kamazawa-sensei.
Haru yang “kalah” dihadapan seluruh anggota kelas hanya menunduk, mukanya merah, menahan malu dan amarah. Terang saja, seorang Kaichou yang terkenal garang seperti yakuza di seluruh penjuru sekolah, kalah, memakan omongannya sendiri, “cantik”.
Semua terus tertawa terbahak-bahak, hingga ada yang wajahnya memerah karena saking gelinya, Sakura tetap memandang kosong semuanya. Hingga Kamazawa-sensei yang tadinya ikut tertawa berdeham, menyuruh semuanya untuk diam.
” jadi, Hoshina-san ini pindah ke Tomodaijou Gakuen dari sekolahnya yang lama di Osaka, karena suatu masalah keluarga, jadi, harap semuanya harus menerima nya dengan baik..” ujar Kamazawa-sensei.
” Jadi, Hoshina-san, silahkan duduk di sebelah sana, disebelah Mitsuki-san, dozo..” Kamazawa-sensei menyilakan Sakura untuk duduk. Sakura beranjak ke arah yang ditunjuk sensei. Ia menarik kursi di sebelah gadis bernama Mitsuki yang sedang asyik memperhatikan kuku jarinya yang menurutnya cantik, karena baru saja pergi ke salon kemarin. Sakura yang melihatnya, di dalam hati merasa geli, karena menurutnya, kuku yang kelihatan dipamerkannya berwarna norak dan mencolok untuk seorang murid SMA.
Sakura langsung duduk tanpa berkata apapun. Mitsuki Nana yang sedari tadi berpura-pura cuek, sudah tidak bisa menahan pertanyaan – pertanyaan nya lagi. Ia langsung saja menyerang Sakura dengan berbagai pertanyaan, yang di anggap Sakura sebagai sesuatu yang menyebalkan.
” Hei, Kau! Mau apa kau disini! ini singgasana ku tahu! jangan seenaknya duduk disini! ” usir Nana, yang ingin tahu bagaimana reaksi Sakura. Nana selalu duduk sendirian, karena ia dikenal sebagai orang yang menyebalkan, pemarah, dan lebih suka menyendiri. Nana tidak begitu punya banyak teman karena sifatnya yang sedikit galak itu.
” Terserah, aku membayar di sekolah ini untuk duduk disini, tidak ada urusannya denganmu..” jawab Sakura santai, juga dingin. Membuat Nana tertegun. anak ini..
” kau anak baru ya? kenapa kau bisa pindah ke sini?” tanya Nana dengan nada lebih rendah.
” kau tidak mendengarkan penjelasan sensei tadi? ” Sakura balik bertanya. Nana menggeleng tanpa dosa.
” kalau begitu tanya saja lagi..” ujar Sakura ringan. Nana cemberut.
Setelah diam beberapa lama, Nana kembali memperhatikan Sakura yang memandang kosong ke depan. Entah ia memperhatikan sensei atau tidak.. pikir Nana. Ada sesuatu yang tiba-tiba menarik perhatiannya.
Di antara rambut Sakura yang ikal sebahu, Sakura memakai sebuah jepit rambut berwarna biru tua yang berkilau dengan kupu-kupu menjuntai. Kalau bukan punya Yuri, bagaimana Sakura akan sudi memakainya?
Nana dalam sekejap menyukainya. Gyaa.. Manisnya jepit itu.. >.< pikir Nana.
” Anoo.. hei, Hoshina-san, jepit itu.. bagus sekali.. beli dimana? ” tanyanya langsung.
Sakura menoleh heran. Nana tiba-tiba salah tingkah dibuatnya. Baru kali ini Sakura menatapnya, jadi ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya.
” jepit itu.. dari mana? ” tanyanya canggung, tetapi berusaha ia tutupi.
” ng, ah, jepit ini.. Memangnya ada apa? kau tertarik? ” sebuah ide usil muncul di kepalanya.
” uhm.. begitulah.. tottemo kawaii~ ” puji Nana gugup. Sakura tertawa. Untuk pertama kalinya Sakura tertawa, di hadapan Nana. Nana yang melihatnya, langsung memerah wajahnya. Ternyata kalau ia tertawa manis juga.. gumam Nana. Sakura heran melihat wajahnya memerah.
” kau mau melihatnya? dozo.. ” tawarnya pada Nana, ia melepas jepit itu dan memberikannya pada Nana. Nana terkejut bukan main.
” I, indahnya.. kalau dilihat dari dekat sangat indah! ” ujarnya berbinar-binar.
” Hontou? Di sisi lain, kau punya selera yang bagus juga..” puji Sakura riang.
Nana masih menatap jepit itu, ketika tiba-tiba..
” Mitsuki-san, Hoshina-san? kalian sedang apa? ” Sebuah suara mengagetkan Nana. Sakura menoleh ke arah sumber suara. Ka, Kanazawa-sensei!!?? gumam Sakura kaget.
BRUKK.. saking kagetnya, Nana yang sedang asyik menatap jepit itu menjatuhkan apa yang di pegangnya.
Nana terbelalak. Kanazawa-sensei yang hanya geleng-geleng kepala, memilih untuk tidak mempedulikan Nana, yang memang sulit diatur.
Nana terdiam menatap apa yang dijatuhkannya di lantai. Gemetar. Jepit itu!!??
Sakura yang semula terkejut, hanya terdiam menatap jepit yang telah terbagi dua tersebut. Nana menoleh takut-takut ke arahnya. Ia langsung mengambil jepit milik Sakura yang telah ia jatuhkan.
” Go, gomennasai! gomennasai, Sakura-san! a, ku, a.. ku.. benar benar tidak sengaja!! sungguh! shinjiteru ne!!” teriak Nana di saat pelajaran Kanazawa-sensei berakhir. Sakura masih terdiam.
” Sakura-san!! maafkan aku! sungguh! aku benar-benar..” pinta Nana merasa bersalah.
” Kau..” desis Sakura yang memasang ekspresi menakutkan.
” Hyaa.. gomen, gomen, gomen nee.. Sakura-san!!” Ujar Nana semakin takut. Ia menutup matanya.
” tidak apa-apa kok, memang cara pakai nya begini..” ujar Sakura yang langsung merubah nada bicaranya sembari tertawa usil. Nana hanya bisa ternganga melihat Sakura yang memakai kembali jepitnya, masih sembari tertawa.
” SAKURA -SAAN!! KAU MENGERJAIKU YA?!” teriaknya geram, berlari mengejar Sakura yang sudah kabur terlebih dahulu.
” hahaha, hontou ni tottemo ii yo!! mengerjaimu memang menyenangkan!!” teriak Sakura meledek, dari kejauhan. Nana hanya geram semakin cepat berlari mengejar Sakura.
” huh, ini melelahkan, sudah lah, aku sudah sangat lelah.. Nana-san..” ujar Sakura yang memegangi perutnya, Nana yang membungkuk sembari meregangkan lututnya pun terlihat terengah-engah.
” kau benar-benar menyebalkan, Sakura-san!” ujarnya di sela-sela hela napasnya. Ia tertawa kecil.
” kau orang yang lucu, Nana-san..” ujar Sakura terduduk, tak peduli ia duduk di atas rumput yang dingin.
” jangan panggil Nana-san, cukup Nana saja..” gumam Nana pelan. Sakura tertawa.
” kalau begitu, kau juga harus memanggilku Sakura..” Sakura mengharuskan. Nana tersenyum lebar.
” Oh iya, kau sangat tertarik dengan jepit ini ya? ” tanya Sakura heran. Nana mengangguk-angguk.
” kalau begitu..” Sakura merogoh tasnya. Ia mengeluarkan sebuah jepit yang persis dengan yang ia pakai.
” sebenarnya jepit ini ada dua, tetapi aku lebih senang memakainya satu, jadi, ini untukmu saja, kau mau kan? ” tawar Sakura. Nana tertegun mendengarnya. Sejenak kemudian, ia melonjak kegirangan.
” Hontou?? Hontou?? Hontou!!??” teriaknya kegirangan. Sakura memegangi telinganya yang sakit mendengar teriakan Nana yang memenuhi seluruh halaman sekolah.
” Un..” angguknya. Nana langsung memeluknya kegirangan.
” Se, sesak.. uhh.. hei!” keluhnya sembari tertawa.
=-=
” hei! kau tahu ada murid baru yang datang ke kelas kita setelah kau?” pertanyaan Nana mengaburkan lamunan Sakura sedari tadi. Ia mengingat-ingat lagi kejadian satu setengah bulan lalu, saat ia pertama kali bertemu dengan Nana, temannya yang sangat aneh ini.
” e? murid baru? ” sahutnya kaget. Nana mengangguk.
” Un, murid baru, kelas kita memang beruntung! selalu mendapat murid baru~ setelah kau, ada lagi..” jelas Nana senang. Ia memang suka sesuatu yang baru.
” laki-laki atau perempuan? ” tanya Sakura acuh.
” kudengar, Laki-laki.. ” ujarnya ragu.
” baiklah, coba lihat saja nanti..”
=_=
” Baiklah, Ohayou Gozaimasu, minna-san..”
” Ohayou, sensei..”
” hari ini, ada sebuah kabar gembira lagi untuk kalian, kita akan kedatangan seorang penghuni baru..”
” sebelum itu, seperti biasa, kita akan melakukan perputaran tempat duduk..” ujar Kanazawa-sensei. Semua murid kelas 2-B menghela napas kecewa. Karena harus berpindah tempat duduk lagi.
Sakura mendapatkan tempat duduk di tengah, sendirian. Ia yakin bahwa ia akan duduk bersama anak baru itu karena hanya ia yang duduk sendirian.
” baiklah, semua duduk, Yozakura-san, silahkan masuk.. ” Sensei mempersilahkan. Seseorang masuk, dan berdiri di samping Sensei. Anak Laki-laki itu tinggi, tegap, tampan, dan matanya kelihatan cerdas. Sakura sejenak terpesona melihatnya, tetapi langsung memalingkan pandangannya acuh.
” boku wa Naito, Yozakura Naito da. Douzo Yoroshiku..” ujarnya pendek. Dingin. Sedingin perkenalan Sakura dahulu. Anak ini, ia.. gumamnya penuh tanya.
” Baiklah, Yozakura-san, silahkan duduk disana, disamping Hoshina-san..”
-ToBeContinuedFriend-
bagus engga? bagus engga? gyaa.. suzu agak gimana gituu.. buatnya, soalnya tiba-tiba kesannya berubah drastis gitu. duhh.. maklumi ya. Oiya, ada perubahan. Sakura disitu udah 1,5 bulan, bukan satu bulan dink. zzu lupa. hehehe. maap yah?
kalo ada kritik, saran, pendapat, usul, coment, sendal, sepatu, *emang sol?* berikan saja ke zzu. zzu akan terima dengan ikhlas. [plisplisplis.. okay okay okay???
semoga merasa senang, dan sering-sering mampir ke blog suzu untuk baca yang lainnya ya??
Okayyyyyy??
>o<
_____________________________________________________________________
by : suzuchankuchiki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar