Halaman

TRANSLATE

Rabu, 16 Desember 2009

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 24. Brother vs Brother

"Aku sudah tak ada urusan lagi denganmu, perintah menyebutkan kalau harus membawamu hidup atau mati." kata sensei, aku yang mendengar adanya kata perintah menjadi bingung, "Perintah? Apa maksudmu?" tanyaku dengan heran. Sensei yang mendengar pertanyaanku tadi tersenyum, "Akan kuberitahu sebagai permohonan terakhirmu." kata sensei. "Pemimpin kami mengatakan, 'bawa Rikimaru Kaguya padaku hidup atau mati, kalian akan menerima imbalannya.' cuma begitu kok, karena kau menyebalkan maka aku akan membunuhmu." kata sensei, "Keuntungan? Apa keuntungan yang kalian dapat dari itu?" tanyaku lagi, "dia berkata sesuatu yang besar." jawab sensei. Aku tertawa, "kalian mau berkerja pada orang yang bahkan tidak memberi tahu apa imbalannya? Bodoh." kataku mengejek. Sensei pun tersenyum, "aku tak perlu keterangan lebih lanjut darinya, aku tau hal itu. Sudahlah, Shin bunuh dia." perintah sensei. Orang yang berada di atasku memasang kuda-kuda untuk membukulku, saat itu dia mengubah tangannya menjadi tanah padat yang berbentuk bor, "Sayang kalian salah langkah." kataku dengan tersenyum, "Apa?" kata orang meng bersiap membunuhku, "Kalau kalian ingin membunuhku, harusnya kalian lakukan lebih cepat, ya kan, kakak?" kataku sambil melihat kakak yang sedang berdiri di belakang sensei secara tiba-tiba. "Mengapa kau malah memberitahukan pada mereka bagaimana seharusnya? Dasar bodoh." kata kakak, sensei pun terkejut dan segera menjauh dari kakak, "Siapa kau? Darimana kau muncul?" kata sensei dengan panik, "Aku? Aku barusan saja tiba, pantasan saja kamu belum pulang, ternyata tertahan disini. Kalau aku tak mendengar suara lonceng dari gelang yang kaupakai aku mungkin akan melewatinya." kata kakak padaku, "Bukankah aku sudah membunyikan lonceng tersebut dari tadi?" kataku pada kakak dengan sedikit kesal. "Orang ini, dia muncul di belakangku secara tiba-tiba tanpa menimbulkan hawa keberadaannya. Siapa dia?" pikir sensei, kakak melihat sensei dan berkata, "Namaku Akira Kaguya, aku adalah ninja penerus klan Shiruya, dan aku juga merupakan kakak dari anak yang kau sandera itu. Apa itu menjawab pertanyaanmu?" kata kakak, "Huh, aku tak punya waktu untuk berlama-lama." kata sensei sambil melepas bandananya, "kau akan menjadi batu." kata sensei dengan tawa. Setelah sensei melepas bandananya, rambutnya pun menjadi ular dalam jumlah yang sanagt banyak, "Medusa...." kataku, "Benar, dan karena kau mengangguku, kaulah yang akan kuhabisi lebih dulu, mati!" kata sensei sambil melihat ke arah kakak. Tubuh kakak pun mulai menjadi batu mulai dari kaki dan merambat ke atas sampai menjadi batu seutuhnya, "Shin, hancurkan dia." orang yang menindihku langsung meloncat dan menghancurkan kakak yang telah menjadi batu menjadi berkeping-keping, "Orang yang menyedihkan." kata sensei dengan tawa, "Wah,,, hampir saja ya aku hancur." kata kakak yang tiba-tiba berada di belakang sensei sambil memegang bahu sensei, "Kau!!!" kata sensei dengan kesal.
BUGH.....
Kakak memukul sensei tepat di perut sehingga sensei pingsan, "Jangan melihatku, itu berbahaya." kata kakak dengan senyum, "Kau!!!!!" kata Shin dengan kesal. Shin menyentuh tanah dan tanah dimana kakak berada menjadi tombak-tombak yang akan menusuk kakak, kakak pun melompat, "Serangan tanah ya? merepotkan." kata kakak sambil mengeluh. Kakak menggunakan dinding sebagai pijakan, dia pun melompat ke arah Shin dan menebasnya dengan pisau sehingga Shin pun lenyap. "Fyuh, selesai..." kata kakak, "Belum." kata sensei yang telah bangun, "Ini belum selesai, aku akan melaporkan ini padanya, tunggulah kalian semua...." kata sensei yang mengutuk kami sambil kabur. Kakak pun melepaskan ikatanku, saat itu juga dia melihat kalau pedangku tidak diambil, "Kau mampunyai pedangmu, mangapa kau tidak mennyerang mereka?" tanya kakak dengan nada marah. Aku mengambil pedangku, "Seperti yang kukatakan sebelumnya pada Medusa itu, karena berat bagiku untuk melukai seorang Youkai." kataku sambil pergi untuk melaporkan hal ini pada kepala sekolah. "Apa....!!!!!" kata kakak dengan nada marah, tetapi aku sudah pergi.

(Di asrama)
"Jadi dia itu diculik?" tanya Ayame, "Ya, guru baru yang kau ceritakan itu menculiknya." kata kakak. "Lalu, bagaimana keadaan Rikimaru-sama? Apa dia baik-baik saja?" tanya Yue dengan cemas. "Dia baik-baik saja, cuma sepertinya otaknya bermasalah." kata kakak dengan nada kesal. Saat itu aku mucul, "Hari yang melelahkan." kataku sambil menghela nafas, "Bagaimana? Apa kata Kepala sekolah?" tanya Hinata, "Katanya dia akan mengurusnya, sekarang yang kita ketahui adalah LORE dan Youkai membentuk Atrus, sebuah kelompok. Sepertinya pemimpinnya itu orang yang sangat kuat karena dapat menundukan LORE dan Youkai." kataku, "Begitu,,, berarti kita harus menacari orang yang lebih kuat daro LORE dan Youkai ya?" tanya Yoshida, "Tetapi dia juga lumayan bodoh, mengapa dia menunjukan muka anak buahnya secara terang-terangan? Seharusnya dia menyerangku di tempat yang sepi, ini seperti dia mendeklarasikan keberadaannya padaku." kataku sambil berpikir. "Heh, yang bodoh itu justru dirimu. Kau membawa pedang tetapi tidak menggunakannya." kata kakak, "Kenapa sih? Seperti yang kukatakan, melukai itu,,,," belum selesai aku bericara kakak memotong, "Naif!" suasana pun menjad berat, "Naif, kau terlalu naif. Apa kau lupa untuk apa kau menjadi Ninja Demon Hunter? Bodoh" Aku membalas kata-kata kakak dengan tenang, "Aku tidak memperdulikan itu." kataku. Kakak pun diam sejenak, "Ikut aku Rikimaru!" katanya sambil bengkit dari kursi. Aku mengikutinya ke arah halaman belakang yang lumayan luas, "Ada apa? Mau apa kau disini?" tanyaku, "ingin mengerjaimu sedikit." kata kakak sambil tersenyum, "Mengerjai..??" kataku dengan heran. "Ya,,, mengerjaimu!" kata kakak sambil melempar sebuah pisau ke arahku, aku menghindar dengan cepat, pisau tersebut menancap di tanah dan membentuk kekkai sehingga orang luar tidak bisa masuk. " kakak! Apa-apaan ini!" kataku dengan marah, Kakak pun menyerangku dengan sangat cepat dari arah bawah dengan pisau. Aku menahannya dengan pedangku, "gerakan yang bagus, tetapi, masih lembek!" kata kakak sambil menendangku mundur.

"Apap-apaan ini? Mengapa aku harus bertarung melaanmu?" kataku pada kakak, "Kau akan mengetahuinya." kata kakak sambil terus menyerangku. "Rikimaru-sama, Akira-sama, tolong, hentikan!" kata Yue dengan memohon di luar kekkai tetapi kakak tetap saja menyerangku. "Apa-apaan orang itu, hei kau bisa membuka kekkai ini kan? Kalau begitu bukalah sekarang juga!" kata AYame pada Ren. "Tidak mungkin, ini kekkai yang kuat. Sekalipun kau bisa membukanya kau takkan bisa ikut campur di pertarungan mereka berdua." kata Ren. "Mengapa tidak bisa?" tanya Hinata dengan marah, "Coba kutanya, apa pendapat kalian tentang Akira? Mungkin kalian hanya menganggapnya orang bodoh kan? tetapi kenyataannya tidak begitu." kata Ren.
SYAT.....
Pisau kakak mengiris wajahku sedikit, "Teknik ninja keluarga Shiruya, Earth Lock!" kataku yang telah menyegel gerakan kakak dengan menggunakan tanah, aku mengambil kertas mantera, "teknik Demon Hunter keluarga Kaga, Flame Burn!" Kertas mentera tersebut meledak. "Pernahkan kalian berpikir mengapa dia bisa diangkat menjadi penerus keluarga Shiruya?" kata Ren, "Meski sifatnya konyol, tetapi saat dia menjadi serius kamu akan berpikir kembali. Bagi keluarga Shiruya dia adalah kartu AS bagi mereka, Akira Kaguya, penerus klan Shiruya, joker pembunuh dari klan Shiruya. Atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bloody Wolf, sang Serigala Merah." kata Ren. Setelah kabut asap akibat ledakan tersebut menipis aku melihat kakak yang berdiri dengan tengan tanpa luka, "Sudah kubilang, kau lembek! Rikimaru, aku akan serius menghajarmu." kata kakak sambil menarik sebuah pisau bewarna merah dengan tatapan serius. "Pisau Merah Taring Serigala, ini gawat, dia serius." kata Ren.


by Yahya Riiya Kaguya

Tidak ada komentar: