Halaman

TRANSLATE

Rabu, 16 Desember 2009

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 25. The Meaning Of "Bloody Wolf" Share

"Bersiaplah Rikimaru..." kata kakak dengan mukanya yang serius, "pisau? Memang kenapa dengan pisau itu?" tanya Ayame pada Ren. Ren mundur selangkah, "Itu adalah pisau yang akan diberikan pada pewaris klan Shiruya, Pisau Merah Taring Serigala, pisau tersebut mempunyai karakteristik melipatgandakan serangan penggunanya." kata Ren pada Ayame, "Cuma dua kali kan? Mengapa kalian menjadi takut?" tanya Hinata, Ren menjawab, "Memang cuma dua kali, tetapi,,,,,,,,,," kakak menegakkan pisaunya lalu menebaskannya ke arahku dari jarak yang jauh, "Fenrir Howl" kata kakak dengan muka yang dingin. Aku segera menghindar ke jarak yang lumayan jauh, tiba-tiba halaman yang berada di belakangku tadi telah hancur seperti terkena angin topan. "Apa-apaan itu...??" teriak Hinata dengan terkejut, "Fenrir Howl, serangan mengunakan tekanan angin dengan daya rusak yang besar, salah satu teknik rahasia keluarga Shiruya yang berbahaya." kata Yue dengan cemas, "barusan adalah kekuatannya tanpa dilipat gandakan, sekarang kau mengerti mengapa kami menjadi takut?" kata Ren dengan nada cemas pada Hinata. Aku melihat bekas kerusakan yang ditimbulkan oleh kakak, "Ini gawat,,,," kataku dalam hati, "lihat kemana kau? Pertarungan belum selesai." kata kakak yang berada di depanku. Aku segera menarik pedangku untuk menahan serangannya tetapi percuma, serangan kakak mengenaiku telak sehingga aku terlempar membentur pohon.

"Rikimaru-sama!!!" teriak Yue, "Akira-sama hentikan ini." kata Yue pada kakak, "apa-apaan ini Rikimaru? Apakah ini sosok dari generasi terbaru Ninja Demon Hunter? Sungguh menyedihkan." kata kakak, aku segera bangkit, "Harusnya aku yang bertanya, mengapa kau menyerangku tiba-tiba? Mengapa kau mencapuri jalan hidupku?" tanyaku dengan nada marah, kakak tersenyum mendengar pertanyaanku, "pertanyaan bodoh!" kata kakak yang berada di belakangku dan menyerangku. Aku menghindari serangan kakak secara beruntun, "Kau bilang kau berat untuk melukai seseorang kan?" Tanya kakak sambil terus menyerangku, "Ya, lalu kenapa? Itu adalah jalan hidupku!" kataku sambil berusaha menyerang kakak, tetapi kakak dapat menghindarinya dengan sempurna. Kakak melompatiku dan menendangku dari belakang, "Fenrir Howl" aku menahan serangan itu dengan kertas mantera sehingga serangan kakak tadi gagal, tetapi kakak langsung menyerangku lagi. "Kalau kau mempunyai jalan hidup seperti itu, kau pasti pernah berpikir, 'tak apa kalau aku mati' ya kan?" tanya kakak, sambil menehan serangannya aku pun menjawab, "Ya, kalau mereka semua selamat maka tidak masalah kalau aku mati! Sebab, kalau aku tidak mati maka mereka yang akan mati! " kataku pada kakak. Kakak tertawa, dia membenturkanku ke pohon dan mencekikku, "Kau bodoh, kau bilang begitu karena kau ingin melindungi mereka kan? Lalu, setelah kau mati apa kau masih bisa berkata begitu?" kata kakak dengan lantang, aku terkejut akibat perkataan itu, "Kau itu tak pernah berpikir bagaimana cara untuk melangkah bersama orang tersebut tanpa membuatnya mati, kalau kau mati maka siapa lagi yang menjaga mereka semua? Mulai dari keluargamu, temanmu, atau partnermu?" kata kakak sambil tersenyum padaku.

"Jadi begitu, selama ini aku berpikir kalau aku mati tidak masalah, tetapi semua itu salah." kataku dalam hati, "Apa kau sudah sadar, Rikimaru Kaguya? Generasi terbaru dari Ninja Demon Hunter?" kata kakak sambil menatapku. Aku melirik ke arah Ayame dkk, aku melihat wajah mereka semua yang khawatir, "Kalau kau tak ada, siapa yang akan melindungi mereka?" perkataan kakak itu terulang di pikiranku, aku memejamkan mataku sebentar dan menarik nafas. Aku segera melepaskan diriku dari cekikan kakak, "Sampai sekarang aku belum tahu apakah aku akan merubah jalan hidupku." kataku pada kakak, "Apa...?" kata kakak dengan nada marah, "Tetapi, satu hal yang sudah pasti, aku akan melindungi mereka dengan bertarung bersamanya!" kataku dengan tegas pada kakak. Kakak tersenyum mendengarku, "Benar-benar adik yang bodoh." kata kakak, "karena itulah kakak lahir." balasku padanya, "Sekarang bagaimana? Mau dilanjutkan?" tanyaku sambil menegakkan pedangku, kakak pun menyimpan pisaunya, "tujuanku cuma untuk membuatmu berpikir kembali, jadi pertarungan ini tidak perlu dilanjutkan kan?" kata kakak sambil tersenyum. Aku pun menyimpan pedangku, "seperti yang sudah kuduga dari Bloody Wolf." kataku, kakak pun segera berbalik dan tersenyum kecil. "Syukurlah,,,," kata Yue sambil menghela nafas, "Yah, benar-benar ciri khas dari Bloody Wolf." kata Ren dengan tertawa. "Ciri khas?" tanya Fuyu pada Ren, "Apa kau tahu arti dari Bloody Wolf?" tanya Ren, "serigala berlumuran darah?" kata Ayame. "Benar, tetapi ada satu lagi maksud tersembunyi dari kata Bloddy Wolf." kata Ren, "Hati yang hangat, serigala berlumuran darah dengan hati yang hangat. Seperti halnya serigala yang tidak bisa meninggalkan kelompoknya, Akira pun tak bisa meninggalkan adiknya seperti itu." jelas Ren pada Ayame, "Aku mengerti, tetapi dimana bagian yang menunjukan hati yang hangat?" tanya Hinata dengan heran, Yue menjawab, "Kata Bloody artinya berlumuran darah, sedangkan yang dimaksud dengan Wolf adalah serigala yang bertempat tinggal di daerah dingin. Bagaimana bisa serigala yang hidup di daerah dingin bisa berlumuran darah segar jika suhu tubuhnya tidak hangat?" Ren pun mengangguk, "Tetapi aku masih belum terlalu mengerti" kata Ayame, "Yah, itu hanya arti yang ekstrim. Bahkan aku juga lumayan bingung." kata Ayame dengan tawa, "Lalu siapa yang memberikan arti itu?" tanya Hinata, "Seseorang yang bisa dikatakan penting dalam hidupnya." kata Yue. "Hei kalian, daripada mengobrol disitu bantulah kami membereskan kerusakan yang ada dihalaman ini...." teriakku dengan nyaring pada mereka semua.

by Yahya Riiya Kaguya

Tidak ada komentar: