"terima kasih atas jasamu Rikimaru-kun, kami benar-benar tertolong." kata Kepala sekolah padaku, "kami sangat lengah sampai tidak sadar kalau ada penyusup masuk ke sini,oh iya, sebagai ganti jasamu, kuberikan liburan 3 hari padamu, nikmatilah." Saat aku pulang ke asrama, "apa yang dikatakan kepala sekolah?" tanya kakak padaku, "kita dapat libur 3 hari" jawabku singkat. kakak langsung memelukku, "kalau begitu kita bebas selama 3 hari" kata kakak sambil tertawa
BUGH!!!!!!!!
Aku memukul kakak sampai aku terlepas dari pelukannya, "oh iya,dimana Minata?" Tanyaku pada semuanya, Ren langsung menunjuk ke arah belakang, "ada yang menelponnya" kata Ren singkat. Saat itu Minata selesai menelpon,"siapa yang menelponmu?" tanyaku dengan ceria tetapi dia tidak menjawab dan memasang muka yang down lalu langsung pergi, aku jadi penasaran ada apa dengannya.
Saat makan malam Minata masih seperti itu, terkadang dia melihat wajahku sesaat dan malanjutkan makannya. "Ada apa?" tanyaku heran padanya, Minata memalingkan mukanya dariku, aku pun lanjut memakan makanan yang tersedia. "Apa kalian keberatan, jika aku menggunakan libur yang tiga hari ituuntuk pergi ke kampung halamanku?" tanya Minata secara tiba-tiba. Kami semua kaget akan hal itu, "Tadi ibuku menelpon, dia ingin aku segera pulang." lanjutnya, "jadi begitu? Ya sudah,lakukan saja." jawabku, "Aku ingin kau ikut bersamaku." kata Minata padaku, "mengapa?" tanyaku heran, "Aku akan menjelaskannya saat kita sampai, kita pergi besok." katanya dengan tegas. Yue langsung maju, "aku ikut, aku harus menjaga Rikimaru-sama." kata Yue, dalam sekejap mereka semua memutuskan untuk ikut. Pergi kekampung halaman memang menarik, tetapi tak kusangka kalau akan mengancam nyawa. "Tak kusangka sedang terjadi badai es, tetapi tempat seperti ini memang cocok untuk Yukki-Onna sih." kata Ren yang mengenakan syal,"mengapa kita tidak istirahat sebentar?" tanya Hinata,"kalau kita melewati gunung ini kita akan sampai, dan itu sebentar lagi." kata Minata, "sebenarnya badai ini bukan badai betulan, tetapi kami para yukki-onna memasang badai agar para penjelajah tidak pada mendekat." lanjutnya. Kami pun berada dipuncak gunung dan badaipun mulai menipis lalu kami melihat kota yang terbuat dari es yang sangat indah, "selamat datang di kampung halamanku, Yukiteiru." kata Minata yang berada di depan kami semua.
Kami pun berjalan ke arah desa tersebut, saat berada di depan gerbang para wanita penjaga telah menahan gerbang,"siapa kalian?" tanya mereka dengan tegas. Lalu salah seorang dari mereka melihat Minata,"kaujangan-jangan" katanya ragu-ragu, "Aku adalah Minata anak dari Lia" kata Minata dengan tegas. Para penjaga pun langsung berlutut,"maafkan atas ketidak sopanan kami, tuan putri." kata mereka serentak. "Ibu Minata adalah ratu dari desa ini, makanya jangan kaget kalau Minata diperlakukan seperti putri karena dia memang putri." kata Hinata."maaf tuanputri, siapa mereka?" tanya salah seorang penjaga sambil menunjuk kami semua. "mereka semua adalah temanku, dan lelaki berambut merah itu adalah orang yang kubicarakan." kata Minata sambil masuk ke dalam kota, mendengar itu para penjaga punlangsung menunduk,"selamat datang, YANG MULIA!" kata mereka padaku. Karena aku menganggap aku adalah parnernya makanya aku dipanggil begitu, maka aku menganggapitu ha lyang wajar. Minata membawa kami masuk ke dalam rumahnya yang tergolong besar dan megah, "selamat datang, anakku dan para teman-temannya, biar kami jamu kalian malamini." kata ibu Minatadengan sopan. Saat dimeja makan kami semua memperkenalkan diri, dan Lia ibu Minata bertanya, "maaf ya kalau jalan ke sini sangat susah, tetapi itu diperlukan." katanya sambil tersenyum. "tidak masalah, karena anda telah menjamu kami semua dengan makanan yang enak ini." kataku pada Lia, "wah-wah, anak yang baik. Tetapi kamu tidak perlu terlalu formal padaku, namamu Rikimaru kan?" tanya Lia padaku, "ya, ngomong-ngomong, dimana Hinata?" tanyaku pada Lia, "dia sedang ganti baju" jawabnya singkat. Saat itu minata turun dari lantai dua dengan mengenakan gaun bewarna putih salju, dia terlihat sangat cantik dengan gaun tersebut. "Ada apa?" tanya Minata dengan ketus dan wajah yang memerah. "tidak, tidak ada apa apa" kataku yang merasa malu,"waduh,,,,, jangan bicara begitu dong, dia kan adalah kekasihmu Minata." kata Lia sambil tersenyum. "heh...???" kataku dengan sangat heran, sebenarnyaapa yang sedang terjadidisini?
by Yahya Riiya Kaguya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar