Halaman

TRANSLATE

Sabtu, 10 April 2010

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 33.The Strom Caller and Midnight Moon Fox

Omnyoji tersebut berdiam diri dan, masih mengenakan jubah yang membuat wajahnya menjadi tidak jelas. Dia tidak mengatakan apa-pun. Omnyoji tersebut mengangkat sedikit kepalanya, "jangan lakukan hal yang bodoh paman, kau sudah terkepung...." kata Ren yang berjalan mendekatiku. Mendengar perkataan Ren orang tersebut malah tertawa.

Kenapa dia bisa setenang ini? Dilihat darimana pun dia sudah terkepung, apa dia mempunyai suatu rencana?

"Kalian memang hebat nak, menggunakan teknik selevel ini berarti kalian bukan rendahan kan?" kata omnyoji tersebut pada kami, "yah, kalau kau omnyoji kau pasti paham situasi ini bukan?" balas Ren, "kau tak bisa keluar dari sini, dan juga di setiap pintu keluar ada penjaga, kau yang sekarang bagaikan tikus dalam karung..." kata Ren dengan dingin. Omnyoji tersebut tertawa lagi, "tikus yang terperangkap dalam karung akan menggunakan segala kekuatannya untuk keluar....." balas Omnyoji tersebut pada Ren, "apa maksudmu?" tanyaku yang mulai merasa aneh. Omnyoji tersebut melompat turun dari shikigaminya, kami semua segera waspada, "hei, apa kalian tahu apa ini?" tanya omnyoji tersebut sambil mengangkat mahkota es itu. "Kagi nomor 4, The Frozen Hell. Memiliki kemampuan membukan apapun dan dapat memerintah Gouma. Tetapi, apa yang mau kau lakukan? Kagi itu belum sempurna..." tanyaku padanya, "dahulu, Kagi ini satu. Namun karena kemampuannya yang terlalu besar dan banyak yang mengincarnya maka,,,,,, ada seorang pejuang berusaha menyegel setengah bagian Kagi ini. Bukan pada benda mati, tapi pada benda hidup. Usahanya berhasil, meski harus ditebus dengan nyawanya. Bersenjatakan tombak es yang dapat mengendalikan segala macam es...." kata orang tersebut dengan panjang. "Jangan-jangan, orang tersebut...." kata Minata yang berada di dekat omnyoji tersebut dengan heran. Omnyoji tersebut tertawa, "ya,,,, orang tersebut ayahmu, dan dia menyegel sebagian Kagi tersebut dalam dirimu, Minata...." kata omnyoji tersebut dengan nada yang bergema.

Ini gawat!!!!!!!!!!!!

Aku segera maju ke arah Minata tetapi terlambat, omnyoji tersebut sudah berada di samping Minata. Dia melilitkan jubahnya kepada Minata dan mengeluarkan pisau, "one blood, one crystal, one KEY" kata omnyoji tersebut sambil melukai Minata dengan pisau tersebut. Tetesan darah Minata jatuh ke mahkota tersebut, mahkota tersebut bersinar terang. "Rikimaru, ini gawat.... Kagi itu akan menjadi sempurna!!!" teriak Ren, "aku sudah tahu!!!!" balasku. Cahaya tersebut meredup, aku melihat sebuah bola bercahanya turun secara perlahan dari atas. Cahaya tersebut turun secara perlahan ke tangan omnyoji tersebut, ketika sampai omyoji tersebut menggenggamnya. "penyatuan, selesai..." kata Orang tersebut, "berikan itu, atau, kami akan melawan...." kataku sambil menarik pedangku, "apa kau tahu, aku yang sekarang sedang memegang Kagi lho, apa kau bisa melawanku?" kata orang tersebut, "kita tidak akan tahu kalau tidak mencoba." kataku yang mulai maju. Aku menyerangnya dengan cepat tetapi dia dapat menghindari seranganku dengan tepat, aku menangkap jubahnya yang berkibar dan menariknya mendekatiku. Aku menusuk jubahnya dengan pedangku agar dia tidak bisa lari kemudian aku memberikan pukulan ke arah wajahnya dengan sangat keras sambai membentur lantai. Asap yang diakibatkan debu-debu tersebut menutupi wajah omnyoji tersebut, apa dia kalah?

"hei nak...." kata Omnyoji tersebut, aku terkejut karena ini belum selesai. "Cara bertarung, kekuatan pukulan, dan pengambilan keputusan dalam pertarungan, kau sangat bagus dalam hal ini, bahkan melebihiku." kata Orang tersebut, "heh, aku tak merasa tersanjung..." ejekku karena sedikit kesal, "bocah yang kasar. Tapi maaf saja, pukulan atau serangan macam apa-pun, takkan mempan padaku yang sekarang." Asap yang menutupi wajahnya makin menipis, aku terkejut ketika melihat wajahnya, terdapat sebuah lempengan es yang menghalangi pukulanku ke arah wajahnya, terlebih lagi, lempengan es tersebut sangat keras. Aku segera mundur kebelakang, "maaf, aku tak ada waktu untuk bermain dengan kalian..." kata Omnyoji tersebut, "kau ingin membangunkan Gouma? Itu sia-sia, untuk itu diperlukan medium yang cocok." Omnyoji tersebut kembali tertawa, "apa kalian tidak sadar? memangnya apa gunanya aku mendekati anak ini terus-terusan?" katanya sambil mengangkat Minata yang tertidur dengan shikigaminya, "jangan-jangan...." kataku yang menyadari sesuatu, "ya.... dia ini adalah medium untuk Gouma...." kata Omnyoji tersebut. Dia menaruh tangannya yang memegang Kagi tersebut ke tanah, dalam sekejap kekkai yang kubuat itu dibekukan dengan mudahnya, "selamat tinggal, para bocah..." katanya sambil terbang membawa Minata ke arah sungai es keramat tersebut.

Saat aku ingin mengejarnya Ren menarikku, "awas....." katanya dengan nyaring, sebuah tembok es raksasa terbentang mengelilingi aula, "sekarang mustahil untuk keluar...." kata Ayame cemas.

Sial,,,, pertama Kagi, sekarang Minata, bagaimana bisa dua hal yang penting direbut dariku? Sial!!!!!
"Keadaan berubah menjadi gawat ya, Rikimaru-kun?" aku menoleh ke belakang dan melihat Lia berjalan ke arahku, "apa maksudnya ini Rikimaru-kun? Kau sepertinya sudah tahu akan ada hal seperti ini...?" tanya Lia dengan nada yang menekan. Kami semua berdiam diri dan tidak bisa menjawab, "ah.... sebenarnya Rikimaru-sama...." jawab Yue dengan ragu-ragu, "diam, aku sedang bertanya dengan Rikimaru-kun, tidak denganmu....." balas Lia dengan dingin dan nada yang menekan. Tekanan di sekitar kami semua berubah menjadi berat.

Apa yang harus kulakukan? Apa berbohong padanya? Sekarang semuanya sudah terlambat, terlebih lagi aku membiarkan Minata diambil. Sejak awal ini adalah salahku, aku melibatkan mereka semua dalam resiko yang bahaya,,,,,

Aku menatap mata Lia, dia terlihat sedang menunggu jawabanku. Aku menutup mataku sejenak dan membukanya kembali, "ya, itu benar, aku telah merencanakan semuanya, acara pernikahan ini, semuanya, itu adalah rencanaku semua..." kataku memakluminya. "Begitu...." kata Lia dengan nada datar, aku hanya menundukan kepala, "lalu, apakah sumpahmu barusan direncanakan juga?" tanya Lia sekali lagi, aku terkejut dan mengangkat wajahku, "eh?" kataku yang terkejut, "apa sumpah yang kau katakan barusan itu sudah kau rencanakan juga?" tanya Lia dengan nada yang meninggi. Aku menutup mataku sekali lagi, "TIDAK! Hal itu, adalah kenyataan, bukan bagian dari rencana....." jawabku dengan jelas. Aku berdiam diri dengan ragu-ragu dengan apa tindakan yang akan dilakukan oleh Lia, "kalau begitu, apa yang kau lakukan sekarang?" tanya Lia, "eh...??" kataku heran, "kau bersumpah melindungi kota ini dan Minata bukan? Maka pergilah, aku tidak akan memaafkanmu jika kau tidak membawanya kembali dengan selamat." kata Lia dengan tersenyum, "tetapi jalannya...." kata Ayame, "tidak perlu khawatir, pergilah ke belakang aula ini, ada sebuah jalan bawah tanah menuju ke kolam tersebut, tolong bawa Minata kembali..." kata Lia dengan memohon. Ayame dkk pun pergi ke belakang aula tersebut, aku yang mengikutinya dari belakang berhenti sejenak dan berkata, "Aku telah bersumpah bahwa aku akan melindungi Minata dengan cara apa-pun, makanya, aku akan membawanya kembali dengan selamat...." kataku dengan terus berjalan, "hmph, aku percaya padaku, Rikimaru-kun...." kata Lia, "yosh,,,, mari kita rebut Minata kembali!!!"

Aku berlari di jalan bawah tanah, "ayo cepat, kita tidak bisa membiarkan omnyoji itu sampai duluan..." kataku, "tetapi bagaimana jika dia telah memasang perangkap di sini juga? Bukankah dia menggunakan shikigami bawah tanah barusan?" tanya Ren, "karena itu, waspadalah." kataku pada Ren. Di tengah perjalanan jalan itu terbagi menjadi dua, "yang mana yang menuju kolam itu?" tanya Ren, "kakak, apa kau bisa mengetahui dengan menggunakan gema suara?" tanyaku pada kakak tetapi dia menggeleng, "kita sekarang berada di dalam tanah, suara akan terserap dan itu akan membuat bingung." kata kakak. "Sepertinya satu-satunya cara cuma berpencar..." kata Ren, "baiklah, aku, kakak, akan pergi ke arah kiri, dan yang lain pergi ke kanan." kataku membagi orang. "apa? Kalian cuma berdua bukan?" tanya Hinata cemas, "baiklah, hati-hati..." kata Ren sambil menarik Hinata, "hei tunggu, kenapa kau membiarkan mereka berdua saja?" tanya Hinata ribut, "tenanglah, kalau kau ikut kau mungkin jadi pengganggu saja disana." kata Ren, "itu benar..." sambung Yue. Aku dan kakak terus berlari dan akhirnya melihat pintu keluar, pintu keluar itu tertutup oleh batu, "teknik ninja keluarga Shiruya, iron fist" kakak menghantam batu tersebut dengan telapak tangannya dan batu tersebut terlempar keluar, "bingo." kata kakak yang telah melihat jalan menuju kolam tersebut. Aku keluar dan belum melihat Ren dkk datang, "mungkin mereka masih ada di dalam, tenang saja disana ada Ren dan Yue." kata kakak yang tahu aku khawatir, "sebaiknya kau cabut perkataan itu." aku segera melihat asal suara tersebut, itu adalah Omnyoji yang tadi.

"Aku tak menduga kalian mengejarku sampai sini..." kata orang itu, "yah, kalau tidak dibantu maka kami juga tidak akan sampai disini...." kataku, "hm,,, mana yang lain?" tanya orang tersebut, "jangan katakan kalau mereka di dalam sana ya?" sambungnya sambil menunjuk jalan keluar yang tertutup batu, "sepertinya itu jalan keluar yang satu lagi." kata kakak, "maaf, tapi aku turut berduka cita karena mereka akan mati." kata omnyoji tersebut, "apa?" tanyaku dengan serius, "di sana aku sudah memasang perangkap mematikan, bahkan pada shikigami kelas atas, mereka tidak akan bisa keluar dari sana hidup-hidup." kata orang itu. Aku terdiam, "wah-wah kenapa? merasa sedih?" ejek orang tersebut, aku mengangkat kepalaku dan tersenyum padanya, "apa yang lucu?" tanya orang tersebut. "Kau salah tentang dua hal. Pertama,aku tidak merasa sedih. Dan yang kedua, tindakanku benar memasukan mereka berdua ke sana." kataku dengan percaya diri, "itu benar, aku tak tahu sekuat apa shykigamy yag kau katakan, tapi kalau ada mereka berdua maka tidak masalah." kata kakak, "yang benar shikigami kakak...." kataku kecewa, "maaf...." kata kakak cuek. "Apa maksud kalian sebenarnya?" tanya orang tersebut, "ah, jangan-jangan kau belum tahu mereka berdua ya?" tanyaku, "seorang pendeta suci dengan keahlian kempo dan ahli dalam sihir. Keturunan dari penyihir angin, seseorang yang dikenal dengan kemampuan sihir anginnya yang luar biasa di usia 16 tahun...." kataku menjelaskan, "seorang kunoichi [ninja wanita] yang bergerak di gelapnya malam dengan sempurna tanpa celah. Bergerak seakan menari di atas angin. Warna rambut yang hitam sampai memantulkan cahaya bulan, dan seorang pelayan kebanggaan keluarga Shiruya....." Sambung kakak, "tidak mungkin, jangan-jangan mereka...." kata Omnyoji tersebut dengan khawatir. Tiba-tiba batu besar penghalang jalan keluar yang barusan terlempar keluar, dua orang meloncat ke bawah dan berdiri disampingku, "benar mereka adalah, penyihir angin bermata emas, Ren Mikaido, The Strom Caller." kataku sambil tertawa dibelakang Ren, "dan Yue, The Midnight Moon Fox" sambung kakak di belakang Yue, "Nah, apa kau ingin lanjut?" tanyaku dengan tersenyum.

Ayame dkk turun ke bawah, "apa kita tidak terlambat?" tanya Ayame, "belum, tapi kejar-kejarannya sepertinya mulai dari sini." kata Yue, "aku lengah, aku tak menyangka ada dua orang seperti ini dalam kelompokmu. Tapi ini bukan berarti aku menyerah," kata omnyoji tersebut dengan tertawa. Dia mengambil Kagi dan mengucapkan mantra, "Come here, Come here and eat, I call you with giving you sacrifice. The people from underworld, come here..." katanya yang sedang merapal mantera, "mantera ini!!!" kata Ren yang sadar akan sesuatu, "ini gawat jika ditambah dengan kekuatan dari Kagi maka efeknya akan bertambah." sambung Ren, "Come, LARUA [Demon]" kata omnyoji tersebut yang telah selesai merapal materanya. Terbentuklah lingkaran sihir yang berukuran sangat besar disekeliling kami semua dan dari lingkaran sihir tersebut munculah iblis-iblis yang berjumlah sangat banyak, "ini gawat..." kata Ren, "yah,,, semudah itu memanggil sekitar seratusan iblis." kataku, "tumbal kalian adalah mereka, nah sekarangt aku pergi..." kata Omnyoji tersebut sambil pergi membawa Minata, "Rikimaru, situasi seperti ini cuma bisa diatasi oleh kalian berdua..." kata Ren dengan cemas, "aku tahu,," aku mendekati kakak, "kakak...." panggilku. Kakak diam tak menjawab sampai berkata, "memburu hantu dan sebagainya bukanlah tugasku, pada dasarnya aku tak perlu ikut campur dalam hal ini." kata Kakak dingin, aku jadi sedikit kecewa dengan jawabannya, "tapi, untuk kali ini aku biarkan saja deh." kata kakak sambil menarik sebuah pedang keluar, "ayo kita mulai adikku...." kata kakak sambil melempar sebuah gulungan ninja padaku. Aku menangkapnya dan tersenyum, "terima kasih" aku membuka gulungan tersebut dan meilitkannya di pedangku, "apa yang mereka lakukan?" tanya Ayame heran, "mundur, nanti kau terkena serangannya." kata Yue menahan Ayame agar tidak maju terlalu jauh, "apa yang sebenarnya mereka lakukan?" tanya Hinata. Gulungan itu memanas dan mulai terbakar, "mereka akan melakukan tarian." kata Yue singkat, "tarian?" tanya Ayame heran, "ya, tarian api dengan skala besar." kata Ren yang memperhatikan baik-baik, "perhatikan baik-baik ini adalah duet Bloddy Wolf dengan Ninja Demon Hunter...." sambung Ren. Gulungan yang terlilit di pedangku dan kakak semakin panas dan mengeluarkan api, saat itu juga beberapa iblis menerjang kami semua secara serentak, "RIKIMARU!!!!" Teriak Ayame yang ingin berlari ke arahku, Ren mengahalanginya, "belum selesai, dia tidak akan mati akibat itu saja, pertunjukannya akan segera dimulai." kata Ren dengan suara nafas yang berat, "kenapa suasananya jadi terasa panas?" tanya Hinata dengan heran. Tiba-tiba para iblis yang menerjangku itu terlempar, Ayame dkk terkejut, "apa kalian sudah siap?" tanyaku pada para iblis tersebut, "untuk berdansa di dalam kobaran api yang membara?" sambung kakak, "itu adalah salah satu teknik rahasia keluarga Shiruya, The Dance of the Phoenix....." kata Ren yang sedang menatap kobaran api yang merah membara.


by Yahya Valcyria Courtville

Tidak ada komentar: