Halaman

TRANSLATE

Sabtu, 10 April 2010

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 31. Wedding Trap

Aku berdiri tegak di depan tombak yang terletak di dalam aula itu, "tidak perlu tegang, yang perlu kau lakukan hanyalah membacakan sumpah sambil berlutut di depan tombak itu lalu tunggu seseorang pelayan kami mengenakan jubah padamu," kata Lia dengan bersemangat. Ren yang menonton dari pintu keluar menghela nafas, "sudah kubilang kan? taktik ini sulit dilakukan....." kata Ren mengeluh sendirian, "tetapi menarik bukan?" Ren menoleh kebelakang dengan cepat, "dunia ini, jka kita hidup tanpa resiko dan bahaya maka kita bukan hidup di dunia ini bukan...." kata kakak yang muncul dengan tawa yang menandakan dia bersemangat. Ren tersenyum, "tetapi, siapa sangka dia mengajukan taktik seperti itu? Dia benar-benar berpikiran pendek...." kata Ren, "haha... aku setuju soal itu...." kata kakak sambil tertawa. Aku berjalan ke arah ruangan makan, sesampainya aku disana Yoshida mendekatiku, "aku sudah melakukan apa yang kamu suruh," katanya, aku melihat ke arah tiga pintu keluar aula tersebut, "bagus, ayo kita lakukan sesuai rencana besok," kataku dengan bersemangat, "Rikimaru-sama, taktik ini hanya bargantung pada kalian berdua, apa kalian serius?" tanya Yue, "aku sudah mendengar pertanyaanmu itu berulang kali, aku juga malas melakukan rencana ini tetapi apa boleh buat...." kataku pasrah, "lalu, bagaimana dengan Minata?" tanya Ayame, aku menggeleng, "entahlah, dari tadi dia hanya diam saja. Yang lebih penting, apa kau sudah mempersiapkan semuanya Ayame?" tanyaku dengan serius, "ya, semuanya sudah siap." jawab Ayame, "baguslah...." kataku sambil meningggalkan ruangan makan tersebut dan menuju ke kamar. Di kamar aku mengambil pedangku, "apa yang mau kau lakukan dengan pedang itu?" tanya Minata yang tiba-tiba muncul dari pintu masuk, "tidak apa-apa, cuma mempersiapkannya saja untuk besok." jawabku sambil menaruh kembali pedang tersebut ke samping tempat tidur, "jadi, kenapa kamu ada disini?" tanyaku penasaran pada Minata, "lihat-lihat saja." jawabnya dingin dan pergi, saat aku ingin tidur tiba-tiba terdengar suara, "good luck, argentum (semoga beruntung, silver)" aku menoleh ke arah jendela dengan cepat tetapi tidak ada orang dimanapun, aku berdiam diri sejenak dan berkata, "terima kasih," dengan dingin dan langsung tidur.

Aku mendengar suara gaduh diluar, "hei,,, ayo bangun...." kata seseorang, aku yang masih tidur berbalik, "lima menit lagi" kataku dalam hati, "hei ayo bangun...." kata orang itu lagi sambil mengguncang-guncang tubuhku. Aku tidak memperdulikannya dan tetap tidur, "aku sudah bilang kan,,,,," kata orang tersebut dengan nada yang meninggi, "BANGUN!!!!!!!!!!!!!" teriak orang tersebut sambil melemparku dari tempat tidur ke kamar sebelah dengan menjebol tembok. Aku membuka mataku dan melihat Ayame berdiri di tembok yang jebol tersebut dan menatapku, "aku sudah bilang bangun kan!!!" kata Ayame dengan marah, aku pun berdiri dan membersihkan debu yang menempel padaku, "kau itu ingin membangunkanku atau ingin membuatku tidur selamanya?" tanyaku dengan heran, "kalau pilihan yang pertama tidak berhasil maka yang kedua akan kulakukan juga." kata Ayame dingin, "geh..." kataku khawatir. Saat itu juga langit-langit bergetar hebat, aku dan Ayame tidak bergerak dari tempat karena merasa aneh, tiba-tiba saja ada petir datang entah dari mana menyambar Ayame. Yue pun muncul secara tiba-tiba, "apa anda tidak apa-apa Rikimaru-sama?" tanya Yue, "jangan-jangan...." kataku khawatir, "ya, aku yang melakukan itu pada Ayame karena tindakannya kelewatan." kata Yue tegas, "dia memang tidak tahu malu, pagi-pagi sudah membuat keributan, terlebih lagi ia menyerang Rikimaru-sama yang menjadi partnernya, anjing kampung memang susah diurus." kata Yue ketus, "anu...." kataku dengan tersenyum khawatir, "jangan membelanya Rikimaru-sama, dengan kemampuanmu anda bisa saja menghabisi anjing kampung itu dengan cepat," sambung Yue, "bukan itu...." kataku yang semakin khawatir, "anda tidak bisa berbaik hati terus-terusan, anda juga harus menghukum anjing kampung tersebut..." kata Yue yang tidak memberikanku kesempatan bicara, "dibelakangmu..." kataku terlambat.
BLLAARR!!!!!!!!!!!!!!!!!
Sebuah ledakan terjadi ke arah Yue, "siapa yang kau panggil anjing kampung hah, RUBAH PALSU (ejekan dari Ayame untuk Yue)" kata Ayame yang menyerang Yue dengan bola apinya, aku hanya tertawa cemas karena Yue kelihatan marah, "hoi, siapa yang,,,, KAMU PANGGIL RUBAH PALSU HAH?????" kata Yue yang menyerang balik Ayame. "wah-wah, pagi yang ramai....." kata Ren dengan santai, "kalau kau punya waktu berkata begitu lebih baik bantu aku menghentikan mereka. Sebab kalau dibiarkan Ruangan ini bisa jadi abu." kataku dengan kesal pada Ren.

"waduh, ada apa denganmu, kenapa luka-luka begitu?" tanya Lia dengan ramah padaku, "ini semua karena dua rubah bekelahi sampai ruanganku hancur total" kataku dengan kesal, "maaf...." kata Yue dan Ayame bersama-sama, "mana Minata?" tanyaku heran, "dia sedang bersiap-siap, kenapa kau tidak bersiap-siap juga untuk acara ini..." tanya Lia dengan muka yang memaksa, "baiklah," kataku dengan berat. Aku segera beranjak dari kursi dan memberikan isyarat untuk bersiap-siap kepada Ayame dkk, mereka semua pun bergerak berpencar. Aku memasuki kamar ganti dan membuka lemari, "sudah lama juga ya aku tidak memakai pakaian seperti ini..." kataku pada diriku sendiri, "hah....... waktunya sudah dekat..." kata Fuyu sambil mengeluh, "kenapa kau mengeluh?" tanya Yoshida heran, "habis mereka lama sih...." jawab Fuyu, "maaf kalau begitu..." Ayame dkk menoleh kebelakang dan melihat Minata mengenakan gaun yang sangat indah bewarna putih salju, "cocok sekali.... ini mengingatkanku pada masa mudaku dulu..." kata Lia dengan senang melihat Minata mengenakan gaun tersebut, "nah, sekarang tinggal Rikimaru-kun ya..." kata Lia menunggu, "aku tak bisa membayangkan bagaimana dia mengenakan pakaian bangsawan...." ejek Ayame, "yah, sebaiknya kau tarik kata-katamu itu sebelum terkejut." kata Ren, "itu benar" balas Yue, kakak pun mengangguk, "kenapa?" tanya Ayame dengan heran. Aku membuka pintu kamar ganti dan melihat Ayame dkk sedang asyik berbicara. Aku mendekati mereka dan menyapanya, "maaf membuat kalian menunggu...." kataku, "lama sekali sih..." protes Ayame sambil menoleh kearahku, "maaf, pakaian ini lumayan susah..." kataku dengan mengenakan pakaian bangsawan kelas atas. Ayame terdiam melihatku, "kenapa?" tanyaku heran pada Ayame, "ah! tidak, tidak apa-apa...." kata Ayame dengan muka yang memerah sedikit, "bagus, cocok sekali, ayo kita pergi ke pestanya..." ajak Lia. Aku mengikuti Lia ke aula bersama yang lain, "terima kasih sudah datang ke acara kali ini...." kata Lia melalui mic kepada semua oang yang ada di dalam aula, "hari ini merupakan hari yang sangat berarti bagiku, dimana seseorang dari keluargaku beranjak menuju kedewasaan." sambung Lia, "apa kau siap?" tanyaku dengan cemas pada Minata, Minata menggangguk dengan ragu. Aku mengintip keluar dan melihat Ren dan yang lain berdiri di posisi masing-masing, "mereka semua sudah siap, sekarang giliran kita..." kataku pada Minata, "Sekarang kita akan menyaksikan penyatuan kedua orang yang akan menjadi pemimpin kita semua..." Kata Lia, aku meneguk liur karena khawatir, "itu benar, sekarang kita akan menyaksikan,,,, pernikahan Minata Vray Lascelot dengan Rikimaru Kaguya......" kata Lia dengan semangat, semua orang bersorak ria dan tirai pun mulai diturunkan, "kita mulai!" kataku dengan suara kecil sambil berdiri di dalam aula bersama Minata disampingku.




Halo semua pembaca kuro gakuen????? apa kabar? mumpung sempat ada yang pengen ditanyain dari pengarang, sekalian buat Referensi.....

1. apa tanggapan kalian tentang cerita ini?
2. apa yang kalian harapkan di dalam cerita ini?
3. menurut kalian, pasangan mana yang paling cocok di cerita ini

segitu aja, ga usah banyak-banyak, arigatou gozaimas ne, au revoir..... (sori bahasanya campur aduk ^^:)



by Yahya Valcyria Courtville

Tidak ada komentar: