Aku dan Minata berdiam di kamar menunggu semua orang untuk datang. "jadi apa renacanamu?" tanya Minata, "yah,,,, bisa dikatakan ide yang buruk, tetapi tak ada jalan lain." kataku sambil tertawa berat, "lalu kenapa harus mengumpulkan semua orang?" tanyanya lagi, "karena rencana ini membutuhkan semuanya.." kataku. Tiba-tiba pintu kamar pun terbuka, aku melihat ada Ren di depan pintu tersebut, "aku disini bersama mereka semua....." kata Ren, "masuklah..." kataku. Aku menutup pintu tersebut dengan rapat dan menguncinya, "mengapa kau menguncinya?" tanya Yoshida heran, "Ren, tolong buat kekkai disekeliling ruangan ini..." perintahku pada Ren, "hah?" kata Ren heran, "cepat!" bentakku pada Ren. Ren pun mengambil selembar kertas manteranya meski kebingungan, Ren menutup matanya, "seven spirit in the air, protect we with your shield!" ucap Ren. Saat itu juga tercipta sebuah kekkai yang menutupi ruangan tempat kami berada sekarang, "segini cukup kan?" tanya Ren, aku mengangguk, "sekarang kita ke permasalahnnya dulu..." kataku dengan serius, "jujur saja, besar kemungkinan musuh kita adalah onmyoji, dan dilihat dari caranya beraksi dia bukanlah onmyoji amatir. Dia dapat dikatakan tingkat atas." kataku, "kenapa?" tanya Hinata, "dia menghipnotis lima pelayan dengan memaksimalkan kekuatan mereka, tidak! Itu lebih dari maksimal. Saat bertarung aku ada melancarkan serangan yang membuat mereka terluka, meski dalam kondisi terhipnotis mereka tidak merasakannya tetapi pada saat sadar mereka pasti akan merasakannya kan?" kataku, "kalau begitu, sang pelaku dapat membuat dua kepribadian dimana perasaan yang satu berbeda?" kata kakak, aku menggangguk, "tepat." kataku.
"Argh..... aku tak mengerti! Tolong jelaskan dengan perkataan yang lebih simpel!" kata Ayame kesal, aku menghela nafas, "singkatnya, musuh dapat mengutak-atik pikiran, syaraf, ingatan, dan otot." jelasku pada Ayame, "kalau begitu bukankah berbahaya jika salah satu dari kita dikendalikan?" tanya Yoshida, "yah,,, kalau soal itu tak perlu kau khawatirkan......" kataku, "oh iya, Minata..." sahutku, Minata pun menoleh kearahku, "bisa kau jelaskan, bagaimana prosedur upacara pernikahan bangsawan disini?" tanyaku, "eh?" kata Minata dengan heran, "yah,,,,, upacaranya dilakukan di aula yang berada di tengah desa, lalu,,,,,," saat mendengar aula aku langsung menyela Minata, "bagaimana bentuk aula tersebut dari dalam? berapa pintu masuknya, dan ada berapa sudut disana?" tanyaku, "em,,,, pintunya ada tiga lalu sudutnya ada empat, kenapa?" tanya Minata heran. Aku menatap semua orang, "jumlahnya ada tujuh,,,,," kataku dalam hati, "lalu?" tanyaku lagi pada Minata, "seperti upacara pernikahan biasa, bedanya kedua memperlai akan berjalan ke bagian depan aula dimana terdapat sebuah tombak es tertancap di depan aula tersebut lalu bersumpah akan bersama selamanya." kata Minata, "lalu apakah sudah selesai?" tanyaku dengan cemas, "kenapa kamu menjadi cemas?" tanya Minata heran, "belum, sumpah tersebut baru akan sah ketika memperlai wanita mengenakan mahkota itu." sambung Minata. "sebelum mahkota tersebut dikenakan, dimanakah mahkota itu disimpan?" tanyaku, "mahkota tersebut dijaga dengan sangat ketat, jadi tidak mungkin itu dicuri, lagipula akan ada banyak orang disekelilingnya, jadi tidak mungkin tidak ada yang sadar jika mahkota tersebut menghilang." jawab Minata. "resiko yang besar, tetapi apa boleh buat....." gumamku, "sekarang tinggal memikirkan kemana sang pelaku akan pergi?" pikirku, "oh iya Minata,,,,,, tadi aku melihat ada sebuah peta wilayah. Disitu aku melihat ada sebuah kolam, tetapi kenapa tidak ada orang yang pegi ke daerah sana?" tanya Fuyu, "ah,,,, itu adalah kolam yang cukup aneh. Kolam tersebut telah beku terus-menerus, tetapi yang beku hanya bagian atas saja, bagian dalamnya tidak. Kolam tersebut dalam sekali, menurut legenda didalam kolam tersebut tertidur sebuah makhluk keramat bernama seperti, gao,,, gau,,,guma?" kata Minata terputus-putus, "Gouma!" kata Ren secara tiba-tiba, "ya,,, itu dia, Gouma!" kata Minata, muka Ren langsung berubah menjadi serius, "Rikimaru, ini gawat...." katanya, aku pun mengangguk menanggapinya.
"Gouma? apa itu?" tanya Yoshida, "Gouma adalah makhluk legenda, katanya tingginya 30 meter." kata Minata, "itu besar...." kata Ayame dengan kaget, "kulit setebal lapisan es yang abadi, menembakan sebuah sinar penghancur dari mulut, daya hancurnya dapat menghancurkan satu jalan tol sekali serang, lalu masih banyak kemampuan lainnya..." kata Ren dengan runtut. Ayame dkk heran karena Ren dapat mengetahui makhluk tersebut dengan sangat baik, "dikenal juga sebagai prajurit kematian, merupakan sebuah senjata yang mematikan. Pada dasarnya Gouma itu akan mati, tetapi jika ada seseorang memegang KAGI, The Frozen Hell, maka Gouma akan mematuhi orang tersebut." kataku dengan serius. "kalau begitu jangan-jangan....." kata Hinata dengan terbata-bata, "ya, mungkin penyusup tersebut menginginkan itu juga sebagai kekuatan tempur..." kataku pada Hinata. "hei, hei,,, kalau itu sampai bangkit maka bagaimana caranya kita bisa menang?" Bentak Ayame, "tenang saja, Gouma tidak akan bangkit selama tidak ada medium yang disetujuinya.... jadi soal itu tidak masalah." kata Ren, "lalu Rikimaru,,, apa rencanamu?" tanya Ren. Aku menjadi gugup, "yang itu......" kataku dengan ragu-ragu, "apa-apa?" tanya Fuyu dengan muka penasaran, "itu........." kataku dengan nada yang kecil dan muka yang merah, mereka semua makin penasaran dan memaksaku untuk mengatakannya, "dekatkan kepala kalian semua" kataku secara terpaksa. Aku membisikkan rencanaku dengan suara yang sangat kecil, "apa.....??????" teriak Ren dengan terkejut, "kau serius melakukannya?" tanya kakak dengan nada kaget, "Rikimaru-sama....... apa anda serius?" tanya Yue, semua orang mengkritik ideku, "apa boleh buat, lagipula cuma pada saat itu saja ada celah..." kataku, "memang benar,,,,, tapi,,,,,," kata Ayame dengan nada sayu, "memang benar, tetapi jika kau salah perhitungan maka semuanya akan hancur kan?" kata Ren, "cuma ini caranya, ini adalah pertaruhan besar!" kataku pada Ren, "tetapi apa kau siap kalau rencana itu gagal?" tanya kakak, "soal itu kita pkirkan belakangan. Yang lebih penting,,,, apa kau setuju, Minata?" tanyaku dengan serius. Muka Minata pun memerah, "hah? kenapa harus begitu?" jawabnya gugup, "Kumohon Minata..... ini satu-satunya cara......." kataku sambil memohon, Minata berdiam diri sejenak melihatku memohon padanya, "a, apa boleh buat kalau kau memaksa..." Jawab Minata, "Yosh! Ayo kita mulai serangan balik!" kataku dengan semangat, "he..... ini akan menjadi hal yang menarik..." kata Ren, "aku setuju denganmu." kata kakak dengan tersenyum pada Ren.
by Yahya Valcyria Courtville
TRANSLATE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar