Halaman

TRANSLATE

Sabtu, 10 April 2010

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 35. Grandma coming, What? Transfer?

"Rikimaru..... aku akan memberikanmu latihan...."
"Latihan? Latihan apa?"
"Ayo ikuti aku....."

Ini....... aku waktu kecil............

"Ini dia, masuklah ke gua itu Rikimaru"
"Tapi gua itu gelap, dan juga ada banyak hawa Youkai didalamnya, aku takut...."
"Masuklah, tidak masalah, aku akan membantumu...."
"Benarkah? Terima kasih"

Ng, bukankah ini masa kecilku? Apa ini mimpi?

"Wah benar-benar gelap.... ng, kenapa tidak masuk?"
"Selamat berjuang"
"Hah? Tunggu, jangan tutup guanya, keluarkan aku..... kumohon......."
"Hiks, hiks, kumohon buka guanya, aku takut....."
"Wah, ada bau manusia..........."
"Sepertinya enak, kebetulan aku sudah lama tidak makan...."
"Hi, hi, hi, tak usah takut nak,,,,, akan kuselesaikan ini dengan cepat....."

"TIDAK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Aku segera terbangun dari mimpiku sambil terengah-engah, "Hei, ada apa? Kau membuatku terkejut....." Tanya Ayame yang terbangun karena jeritanku, "Tidak apa-apa, cuma mimpi,,,, ya, ini cuma mimpi, hahaha...." kataku sambil masih merasa takut.

PAGI HARI~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Hoam...... ngantuk, ini semua karena ada seseorang menjerit tadi malam dengan nyaring...." kata Ren kesal, "Sudahlah, lagipula kau sudah bangun juga..." kataku sambil menyiapkan makan pagi. Ayame pun turun dari lantai dua, "Tetapi tidak biasanya kau bermimpi buruk, jangan-jangan itu dejavu?" kata Ayame, "Kuharap jangan....." kataku dengan pucat, "Lalu, apa yang mau kau lakukan hari libur ini?" tanya Minata, "emm.... aku akan ke tempat kepala sekolah untuk memberikan Kagi itu, dan menanyakan sesuatu tentang orang yang dipanggil Rouya Karaki itu..." kataku menyusun rencana, "Benar juga, kenapa orang itu memanggilmu Argentum?" tanya Ayame, aku hanya diam tak menjawab. "Ngomong-ngomong, dimana Yoshida?" tanyaku, "Sepertinya masih tidur, dia berubah ke wujud asli sih, jadi dia perlu memulihkan keseimbangan energinya dulu...." jawab Fuyu, "Haha,,, tetapi dia ternyata memiliki perubahan yang menarik ya...." ejek Ren, "Menarik apanya? Karena hal itu kemarin aku hampir mati, didorong dari atas tebing, nyaris tenggelam di sungai es, dll..." kataku kesal. Aku menghidangkan makan pagi diatas meja makan dan memanggil semua orang untuk makan. Setelah selesai aku langsung menuju ke sekolah bersama Ren, ditengah jalan aku bertemu Yubisaki-sensei, "Wah, bukankah hari ini sekolah libur?" kata sensei, "Kami ingin bicara dengan kepala sekolah." kata Ren, "Kalau begitu biar kutemani..." kata Sensei dengan ceria. Aku membuka pintu ruangan kepala sekolah, "Permisi.... kepala sekolah ini aku Ri...."
JLLEEBB...............................................................................................................
Sebuah pedang menancap di dekat kepalaku, "Waduh,,,, ternyata Rikimaru-kun ya? Jangan masuk tiba-tiba, nanti mati lho...." kata kepala sekolah yang duduk di kursinya sedangkan aku masih diam karena kaget, "Kepala sekolah,,,, kan sudah kubilang jangan gunakan pelempar pedang sebagai alat anti maling...." kata Yubisaki-sensei pada kepala sekolah.

Anti maling? Lebih cocok dibilang sebagai alat pembunuh..........

"Tetapi kalau aku melepasnya kita bisa kemalingan kan?" Kata kepala sekolah menyangkal
"Tetapi ini kan bisa berbahaya bagi murid yang masuk ke ruangan ini...." balas Sensei
"Lagipula meskipun ada maling nanti pedang itu bisa menancap di mukanya secara tepat bukan?" sambung sensei

Benar, benar,,,,,, teruskan sensei, aku setuju denganmu........

"Sebaiknya ganti pedang itu dengan 3 senapan mesin UZI yang mampu menembakan 10 peluru yang berjenis 9mm parabellum per detik? Dan juga tambahkan lantai listrik berkekuatan 10.000 volt agar pencurinya tidak bisa kabur. Sekalian saja sediakan perangkap yang menumpahkan minyak gas, lalu penyembur api, lalu sebagai finishing pasang ranjau darat dan BOOMM........." kata sensei dengan mata yang berbinar-binar. "ITU OVERKILL!!!!!!!!" Jeritku pada sensei, "ah, benar juga ya...." kata sensei dengan tertawa.

Yang benar saja, nggak heran kalau mereka akrab................

"Lalu Rikimaru-kun, apa yang ingin kau bicarakan kali ini?" tanya kepala sekolah, aku pun teringat akan hal itu dan mengambil sebuah kantung yang berisi kagi lalu memberikannya ke kepala sekolah. Kepala sekolah membuka kantung itu dan terkejut, "Ini....." aku berjalan mendekati kepala sekolah, "Ya, itu adalah Kagi ke 4. Aku menemukannya selagi liburan..." kataku dengan serius, "Rikimaru-kun, kau......." kata kepala sekolah seakan-akan tidak percaya, "kenapa?" tanyaku heran, "Kau gila kerja ya? Bisa mendapatkan Kagi selagi liburan....." kata kepala sekolah yang salah sangka, "TIDAK.... Aku menemukan itu secara kebetulan saja......" kataku menyangkal, "Oh iya kepala sekolah, apa anda pernah mendengar nama Rouya Karaki?" tanyaku serius, "Rouya Karaki? Tidak memangnya kenapa?" tanya kepala sekolah, "tidak apa-apa..." kataku dengan sedikit kecewa. Kepala sekolah melihatku yang sedang kecewa dan mengatakan, "Apa orang tersebut ada hubungannya dengan YGGDRASIL?" tanya kepala sekolah, "Ya.... sepertinya...... Karena dia juga mengincar Kagi itu" jawab Ren dengan cepat, "Begitu,,,,, baiklah, akan kucoba untuk menyelidikinya...." kata kepala sekolah. Aku dan Ren memberi salam dan keluar dari ruangan kepala sekolah, "Hei Rikimaru, waspadalah dengan orang yang bernama Rouya Karaki itu. Dia bukan LORE, tapi aku dapat merasakan kekuatannya itu bukan kelas bawah. Mungkin dia bisa menjadi orang yang sangat berbahaya..." kata Ren menasehatiku, "ya, aku tahu, terlebih lagi, dia mengetahui hal itu...." kataku sambil terus berjalan ke asrama. Ketika kami sampai di Asrama Yoshida berlari dan memberi tahuku kalau ada yang menelpon, aku masuk ke dalam asrama dan mengangkat telpon itu, "halo....." suara seorang wanita yang meredu, aku mengenali suara itu, itu adalah suara Ibu.

"Ya, ini aku Rikimaru ada apa?"
"Bagaimana keadaanmu disana? Apa kau makan dengan teratur?"
"Aku baik-baik saja....."
"Bagaimana kehidupan disana, tidak buruk kan?"
"Ya,,, kalau saja aku tidak dijadikan aset sekolah"
"Apa boleh buat kan? Perpindahan sekolah kan harus memakai uang...."

Dan apa kau sadar kalau kau menggunakan anakmu sebagai pengganti uang.........

"Sudahlah, kenapa kau menelponku ibu?"
"Ah, benar,,, kemarin lusa nenekmu berkunjung ke rumah. Dan karena kau tidak ada dirumah maka ia mencarimu, dengan kata lain dia akan kesana, jaga nenekmu baik-baik ya...."

Dan telpon pun terputus, aku terdiam karena mendengar hal itu, "Ah Rikimaru, tadi itu ibu yang menelpon kan? Ada apa?" tanya kakak yang tiba-tiba muncul. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju kamarku, "Ah Rikimaru-sama, kenapa..." tanya Yue, aku terus saja berlari ke kamarku. Aku membuka pintu kamar dengan keras dan melihat Ayame yang sedang membaca buku kaget. Aku mengambil tasku dan segera memasukan barang-barang ke dalam tas itu, "Hei ada apa?" tanya Ayame heran, "Hoi Rikimaru, kenapa kau segera mengepaki barang? Seperti mau minggat saja." tanya Ren yang berada di dekat pintu, "ya, memang benar, aku akan minggat..." kataku, "HAH????" kata Ayame dan Ren serentak. Aku membawa barangku ke lantai bawah, "hei, tunggu dulu kenapa aku mau minggat?" tanya Ayame heran, "Mungkin aku tidak kembali tiga hari, jangan khawatir..." kataku sambil terus turun dari tangga, "Rikimaru-sama, sebenarnya apa yang akan terjadi?" tanya Yue khawatir. Sesampai di lantai bawah aku menjelaskan dengan cepat, "Semuanya dengan, Nenekku akan kesini, dan ada kemungkinan dia sudah dekat. Bila ia datang bilang kalau aku sedang tidak ada atau semacamnya." kataku singkat, Ren yang mendengar itu pun terdiam beberapa detik dan langsung melakukan hal yang sama denganku, "Kau serius?" tanya Ren khawatir, "Tentu saja!!! Ayo cepat kabur. Kakak, ayo pergi..." Aku melihat sekeliling dan tidak melihat kakak dan ada sebuah kertas di meja makan bertuliskan,

Tolong jaga nenek ya, aku baru ingat ada misi yang belum selesai jadi aku harus pergi. Sepertinya aku baru bisa kembali ketika nenek sudah pulang, sampai ketemu lagi adikku.


Akira Kaguya

Aku langsung meremas surat itu, "Sialan, dia melarikan diri duluan..." kataku marah, "Memang ada apa dengan nenekmu?" tanya Minata, "Dia itu berbahaya" kataku singkat, "Hm,,,, siapa yang berbahaya Rikimaru?" tanya seorang wanita yang berasal di pintu masuk. Aku berbalik secara perlahan dan melihat seorang wanita yang membawa tongkat dan mengenakan topi dan bermata biru, "Kau semakin tinggi ya, lama tidak bertemu Rikimaru"

Mission Failed.....................................................................................................

"Wah, jadi kalian semua partner Rikimaru ya? Terima kasih sudah membantu cucuku selama ini." kata nenek yang sedang duduk di sofa sambil menikmati teh, "Hei bagaimana ini?" bisik Ren, "Mana aku tahu, kau kan pintar dibagian sihir, buat saja nenek kembali." bisikku pada Ren, "Yang benar saja, kau mau aku jadi mangsa Nure Onna seperti dulu? Kau kan cucunya, kau saja yang lakukan." kata Ren tidak setuju, "Mana mungkin, aku bisa mati..." kataku, "Apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya nenek, aku dan Ren langsung menjawab dengan cepat, "Tidak apa-apa kok...." Nenek pun meminum teh, "Anu, em......" kata Ayame terputus-putus, "Oh, panggil saja aku Nagi. Nama asliku agak panjang." kata nenek dengan tersenyum, "Anu, Nagi-san, anda adalah nenek Rikimaru, berarti anda adalah....." Nenek menaruh teh yang telah diminumnya di atas meja, "Benar, aku adalah Demon Hunter dari keluarga Kaga." kata Nenek. "Kemampuan Nagi-sama adalah penjinakan. Nagi-sama dapat menjinakan segala jenis Youkai dan bahkan memanggil mereka." kata Yue, "Hee....... lalu apa tujuan anda kemari?" tanya Hinata, "Aku hanya ingin melihat seberapa berkembangnya cucuku saja. Jadi dengan kata lain mungkin aku akan melatihnya." kata Nenek.

Jangan buat aku mati, jangan buat aku mati, jangan buat aku mati.......................................

Ayame pun mendatangi Ren, "Hei kenapa kalian berdua takut pada Nagi-san? Dia tidak terlihat jahat..." tanya Ayame, Ren menatap muka Ayame dengan kosong, "Apa kau masih ingat kalau Rikimaru mempunyai phobia pada Youkai?" tanya Ren, "Ya, dan sekarang pun masih belum hilang." jawab Ayame, "Dan yang menyebabkan phobia itu adalah neneknya sendiri...." kata Ren. "Sewaktu Rikimaru kecil dia dibawa neneknya ke dalam sebuah gua yang dipenuhi Youkai ganas. Dia dikurung didalam gua tersebut tanpa senjata, makanan, cahaya, untunglah kakaknya menyelamatkan Rikimaru dari gua itu. Dan hasilnya, Rikimaru mempunyai phobia pada Youkai, Neneknya mengatakan bahwa itu adalah untuk latihan." Kata Ren menjelaskan, "Ng........." kata Ayame yang kehabisan kata-kata, "Bukan hanya dia, kakaknya, Akira pernah dimasukan ke dalam bak air selama satu jam tanpa alat bernafas dan hampir mati. Bahkan aku, sewaktu aku latihan dia datang dan mengatakan aku tidak akan pernah menjadi demon hunter. Jadi ia membawaku ke dalam gua yang merupakan sarang Yure Onna dan aku hampir menjadi makanannya." kata Ren yang mengingat masa lalu dengan suram. "Apa? Yang benar saja? Aku menolak!" Kataku dengan keras, Mendengar teriakanku Ren dan Ayame pun berlari ke tempat dimana aku berada, "Jangan keras kepala...." kata nenek. Ren mun menengahi aku dan nenek, "ada apa?" tanya Ren, "Aku akan membawa pulang Rikimaru, disini bakatnya akan berkarat. Jangan mengahalangi." kata nenek dengan dingin, "Apa? Membawa pulang Rikimaru? Tapi itu....." perkataan Ayame terhenti setelah nenek menatapnya dengan tatapan yang tajam. "Aku akan membawa Rikimaru kembali, sekarang juga, disini hanya membuat kemampuan tumpul." kata Nenek sambil berjalan ke arah pintu keluar, "Rikimaru, cepat kemasi barangmu, kalau soal ibumu bisar aku yang urus." Kata nenek. Aku diam tak bergerak, "Rikimaru?" kata nenek berbalik dan melihatku tidak melakukan apa-apa, "Begitu, jadi kau menolak?" kata nenek. Tiba-tiba hawa di dalam asrama menjadi sangat berat sampai Ayame pun terduduk, "A,,, apa ini...." kata Ayame yang ketakutan, "Ini adalah kekuatan Nagi-sama..... Benar-benar kekuatan yang luar biasa" Kata Yue dengan takut. Aku merasa ditekan secara paksa, tulangku seakan-akan remuk. Aku menatap mata nenek dan memejamkan mataku beberapa detik dan membukanya lagi, pada saat itu aku membalas hawa membunuh yang dikeluarkan nenek dengan hawa yang sama besarnya dariku sehingga keadaan pun menjadi normal lagi. Nenek terlihat sedikit terkejut dengan apa perbuatanku dan terawa, "Tak kusangka begini jadinya, menarik. Baiklah aku tidak akan membawa Rikimaru kembali dengan satu syarat. Kalahkan aku, batasnya lingkungan sekolah waktunya nanti malam. Silakan gunakan senjata apa saja yang kalian sukai." kata nenek sambil pergi keluar.

Aku berjalan ke arah meja makan, "Dia terlihat depresi..." kata Minata, "Apa boleh buat, dia harus melawan keluarganya sendiri...." kata Ayame dengan nada prihatin, "kalian salah..." kata Ren, "Coba lihat baik-baik apa yang ia lakukan...." kata Ren. Ayame dan Minata mendekatiku, "Ng, oh, kenapa kalian juga ingin ikutan buat rencana untuk mengalahkan nenek, makasih..." kataku sambil memegang sebuah kertas yang penuh rencana.

BLETAK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

"Kenapa kalian memukulku?" kataku sambil mengelus kepala, "Yang benar saja, dia kan keluargamu, apa kau harus serius?" tanya Ayame, "Jika aku melakukan hal yang biasa saja maka aku tidak akan menang dan harus kembali. Lagipula, nenek bukan orang sembarangan." kataku, "Lalu apa rencanamu?" tanya Ren, "Masih kupikirkan, yang pasti aku harus menghentikan gerakan nenek. Jika aku gagal, maka aku harus kembali, aku tidak menginginkan itu, aku suka disini, bersama kalian semua." kataku sambil berpikir, "Hmph..... kau bodoh ya....." kata Ayame yang tertawa, "hah?" kataku heran, "Bukan aku, tapi kita. Aku, Minata, dan yang lain adalah partnermu, sekali kau memutuskan bertarung maka kami akan ikut bertarung juga." kata Ayame, "Ya,,,,,,, aku ikut, kebetulan aku ada hutang padamu." kata Ren. Aku menatap mereka berdua dan tersenyum, "terima kasih, baiklah, ayo susun rencana"

by Yahya ValcyriaCourtville

Tidak ada komentar: