Aku berlari tanpa arah sambil berusaha menghentikan pendarahan di lengan kananku. Aku berhenti dibalik sebah batu besar, sesaat aku mengintip dan tidak melihat apa-apa. Luka dilenganku parah, itu disebabkan sebuah Lore yang berhasil mengejarku.
Sial, seranganku sama sekali tidak ada artinya, mereka dapat mengindarinya dengan mudah tanpa luka sedikit pun. Ini sudah 1 jam aku disini, aku tidak bisa berlama-lama.
TEESS.................
Ada air yang menetes dari atas, aku menengok dan melihat 3 LORE raksasa mengepungku, lalu seorang lore yang membawa kapak menyerangku.
*Di tempat Ren
beberapa anak panah melesat, Ren pun meloncat tetapi ketika mendarat terpasang jebakan yang menjeratnya. "Sial..." Ketika jerat itu ditarik Ren pun meloncat ke arah yang sama dengan tarikan itu, saat itu juga ia menendang sang penjerat hingga jatuh. Ren melepas tali penjeratnya dari kakinya dan memasang kuda-kuda, "Jangan pikir aku hanya demon hunter level rendahan, mana bisa aku kalah disini, bisa-bisa aku dimarahi ayahku..." katanya sambil tersenyum.
*Di Sekolah
"Ini gawat..." kata Yubisaki-sensei dengan muka cemas, "Kau benar, ini benar-benar gawat......" sambung kepala sekolah, "Kalau begini......" kata Yubisaki-sensei terputus, "Ya, dia mungkin akan mati..." sambung kepala sekolah. Saat itu juga Ayame dkk langsung mendobrak pintu bawah tanah, "
Ada apa?" Tanya Yue dengan nafas yang terengah-engah, "Siapa yang kalian maksud akan mati?" tanya Ayame. Yubisaki-sensei mentap Ayame dkk dengan tatapan serius, "Jangan-jangan.... dia...." kata Minata tidak percaya, Yubisaki-sensei pun memejamkan matanya, "Ya, dia mati......" jawab YUbisaki-sensei. Suasana pun menjadi hening, muka Ayame dkk berubah pucat, "Nah, ayo mulai lagi Yubi...." kata kepala sekolah, "Ulang lagi?" kata Yue sambil menatap kepala sekolah, "Baiklah.... aku tidak akan kalah kali ini..." jawab Yubisaki-sensei. "Eng... sebenarnya apa yang kalian lakukan?" tanya Ayame sambil mengangkat tangan, Yubisaki-sensei dan kepala sekolah pun menoleh dan menjawab, "Main Catur....."
JDEERR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Kemarahan Ayame pun meledak, "Kalian itu..... JANGAN BUAT ORANG KHAWATIR!!!!!!!!" teriaknya dengan keras. Yue pun menghela nafas lega, "Syukurlah, kupikir mereka berdua terancam bahaya...." Kepala sekolah pun berbicara, 'Yah, kalau soal Ren sih aman saja, dia masuk ke tingkat 5. Tapi Rikimaru masuk ke tingkat 7." Ayame pun tartawa, "Haha, jangan bercanda....." Kepala sekolah menunjuk ke sebuah cermin. Ayame dkk menengok ke cermin itu dan melihat keadaanku dan Ren, "APA!!!??" Kata mereka serentak, saat itu juga bayangan di dalam cermin itu lenyap, "Sudah habis ya? Sudah kuduga aku tidak bisa melihat mereka dalam waktu yang lama.." kata kepala sekolah.
*Di tempat Ren
Ren bersembunyi di sebuah gua, "sepertinya aku aman disini, sepeti yang kukira. LORE tingkat 5 sangat sulit dilawan, mereka selalu menyerang balik." Ren hampir kehabisan tenaga, "Gawat, waktu semakin sempit, staminaku juga menurun, jika aku diserang lagi...." Saat itu juga ada panah yang melesat. Ren berhasil menghindarinya, "Cih, dasar keras kepala...." Tetapi Ren salah, panah itu bukan untuk menyerangnya, tetapi untuk menjebaknya. Panah itu mengenai bagian atas pintu masuk sehingga, pintu masuk itu tertutup oleh batu. Ditambah, ada banyak Lore yang mengepung Ren, "Jadi kau orangnya, apa tujuanmu kesini?" tanya seorang Lore berambut putih, Ren tersenyum, "Hah? aku hanya ingin jadi Valcyria, salah?" Lore itu menatap Ren, "Kenapa??"
*Kembali ke tingkat 7
Aku terus berlari sambil berusaha menutup lukaku, "Lore tingkat 7 memang keras kepala, bukan hanya itu, kekuatan pengancurnya besar. Kalau begini bagaimana aku bisa membuat kontrak?" Aku pun terojok di atas jurang, "Hei, percuma berlari, kau sudah tamat...." Aku melihat ada sebuah tempat yang cukup aneh, seperti gua. Kalau aku kesitu mungkin percuma, mereka pasti mengejar..." Aku menatap lagi para Lore itu, "Setidaknya aku harus berusaha..." Aku pun meloncat ke bawah jurang, Saat itu seorang Lore berusaha mengejarku tetapi ia ditahan, "Awas, kau lupa itu tempat siapa?" Lore itu pun teringat, "Benar, sungguh pilihan bodoh masuk ke sana, ke tempat Lore paling berbahaya di tingkat 7, The Blue Fire Flower." Aku kehilangan kesadaranku sebentar, "Sepertinya mereka tidak mengikutiku, kenapa?" Aku pun bangkit dan berjalan, saat itu juga seseorang berjubah menyerangku. Ia mengacungkan pedangnya yang besar, pedang itu tersulut api, tetapi warna api itu berbeda, yaitu biru. "Siapa kau?" Tanya orang itu, dari suaranya orang itu adalah wanita, Ia melepas tudungnya, dugaanku benar, orang itu adalah wanita berambut biru dan bermata biru, "Apa yang mau kau lakukan disini?" tanya orang itu lagi.
*Di sekolah
Yubisaki-sensei menyediakan teh untuk Ayame dkk, "Apa benar Rikimaru masuk ke tingkat 7?" Tanya Minata, "Tidak diragukan lagi..." jawab Kepala sekolah, 'Berarti itu berbahaya kan?" tanya Yue dengan cemas, Kepala sekolah menaruh tehnya, "Profandum itu sama dengan teh ini..... Jika cangkir ini panjangnya ditambah, maka apa yang akan terjadi?" tanya kepala sekolah. Yue pun menjawab, "Tehnya akan menjadi sedikit....." Kepala skolah tersenyum, "Lalu, apa jadinya jika panjangnya diperpendek?" Ayame pun menjawab, "Tehnya akan tumpah" Kepala sekolah pun mengambil teko berisi teh, "Dengan kata lain, agar cangkir ini terisi teh secara penuh maka diperlukan ukuran yang sesuai.... Profandum itu sama, mereka tidak jatuh ke situ secara acak, sebenarnya itu semua disesuaikan dengan tinhkat kemampuan mereka. Jika Rikimaru jatuh ke tingkat 7 maka artinya ia memang pantas untuk itu, terlebih lagi, jika ia dapat membuat kontrak dengan The Blue Fire Flower maka itu akan sangat luar biasa."
*Tingkat 7
Pedang besar itu menempel di leherku, "Siapa kau dan apa maumu?" Tanyanya lagi, "Tunggu, aku datang bukan untuk membuat keributan..." kataku. Orang itu menurunkan pedangnya, "Lalu apa maumu?" Aku menjelaskan semuanya pada orang itu, "Begitukah...." katanya dingin, aku mengangguk, orang tersebut menunjuk ke arah lain, "Jika kau ingin keluar, maka lewat situ...." Aku menatap orang itu dengan dalam, "Hei, apa kau bisa membuat kontrak denganku? Waktuku sudah tidak cukup..." kataku, orang itu tertawa, "Hmph, jangan bodoh, kekuatanku tidak akan cukup kau simpan, terlebih lagi, aku telah banyak membunuh manusia sewaktu dulu. Dan sekarang kau ingin menjadi Valcyria dengan aku sebagai pemegang kontrakmu? Itu adalah tindakan bodoh karena aku adalah The Blue Fire Flower, sudahlah cepat keluar." kata orang itu, aku pun berdiam diri, "Siapa namamu?" tanyaku dengan serius,
"Hah? Kau tuli? Aku The...."
"Nama asli, bukan julukan...."
Orang itu sedikit terkejut......
"Kau tidak memerlukan nama asliku, Aku tidak pernah dipanggil oleh nama asliku...."
"Siapa......."
"Ugh, aku Kiriya....."
"Kiriya..... lau sebenarnya ingin keluar dari sini bukan? Semenjak Profandum ditutup, Lore tidak dapat keluar masuk seenaknya, siapa pun pasti ingin keluar dari sini...."
Saat itu juga ada beberapa Lore meloncat, "Kupikir kau sudah mati, ternyata belum, yah, ini berita besar, ternyata The Blue Fire Flower tidak menyerangnya, ini adalah keanehan, dan kalau kupikir cuma ada satu alasan kau tidak melakukan itu, kau sedang melemah bukan?" Kata Lore tersebut, "Kalau begitu, ini saatnya kami membalas semua perbuatanmu." Lore itu pun meloncat menyerang kami, aku segera lari dan menarik Kiriya, "Hei kau kenapa menariku?" teriak Kiriya, "Ikut saja..." kataku. Aku bersembunyi dibalik sebuah batu, "Dengar, kesempatan kau keluar cuma kali ini, buat kontrak denganku!" kataku, "Kau bodoh, membuat kontrak itu perlu waktu yang agak panjang, kau harus menggambar pola sihir dahulu." jawab Kiriya, "Karena itu, kita lakukan ini tanpa lingkaran sihir..." jawabku. "I'm The Demon Hunter making a contract to be a Valcyria. The path of fire, the path of water. the path of earth, the path of wind, and the path of void, lines up as the connection of contract. I'm Rikimaru Kaguya and Kiriya will becoming a sword and sheild and magic, Contract Formed...."
*Ditempat Ren
"Alasan? Heh, aku tidak memerlukan alasan yang rumit. Aku ingin karena ingin, itu saja..." Jawab Ren dengan tersenyum. Saat itu Lore itu pun tersenyum, "menarik" ia menghabisi semua Lore yang ada di dalam gua itu tanpa tersisa dalam sekejap. Ren terkejut akibat hal itu, "Namaku Byakku, Nah apa kau akan membuat kontrak denganku?" Ren masih terdiam, "Heh, tentu saja" Ren pun menggambar sebuah lingkaran sihir, "I'm The Demon Hunter making a contract to be a Valcyria. The path of fire, the path of water. the path of earth, the path of wind, and the path of void, lines up as the connection of contract. I'm Ren Mikaido and Byakku will becoming a sword and sheild and magic, Contract Formed...."
*Di sekolah
"Hei, Ini sudah hampir 5 menit, tinggal 1 menit lagi..." Kata Ayame panik, "Apa tidak ada cara lain? Seperti memperpanjang waktunya?" Balas Yue, "Tenanglah..." kata kepala sekolah sambil minum teh...... "Yang benar saja, kenapa kau masih bisa tenang pada saat begini!?" bentak Minata, "Karena ia berhasil...." Jawab kepala sekolah dengan senyum. Saat itu juga lantai pun bersinar kemudian, Aku dan Ren muncul dari dalam tanah dengan mengahancurkan lantai, "Benar kan, sudah kubilang mereka akan berhasil...." kata kepala sekolah menunjukku yang sedang membawa pedang besar yang tersulut api berwarna biru, dan Ren yang memegang sebuah pistol bewarna putih berukiran sebuah gagak.
------------------------------------------------------------------------- By: Yahya Scorellia Courtville
TRANSLATE
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar