Halaman

TRANSLATE

Kamis, 30 Desember 2010

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 40. My Decision

Aku melihat Ren yang memegang sebuah pistol bewarna putih dan berukiran gagak, aura yang dimilikinya juga berbeda dengan yang sebelumnya, itulah klasifikasi seorang Valcyria, memakai LORE sebagai senjata. Ren menatapku sejenak dan tersenyum, "Kau kelihatannya terluka parah..." Aku pun tersenyum kecil, "Beda denganmu, aku masuk ke tigkat 7..." Ren menyimpan pistolnya, "Apa!? kau masih hidup meski masuk ke tingkat 7? Kau orang yang beruntung dan tidak beruntung...." kata Ren. Kepala sekolah menepukkan tangannya, "Kerja bagus kalian berdua, selamat atas keberhasilannya..." Yubisaki-sensei pun mendekat ke arah Ren, "Nah Ren, LORE apa yang kau kontrak?" tanyanya, Ren hanya tersenyum dan memberikan pistolnya, "Tanya saja padanya..." kata Ren sambil tertawa, Ayame dkk terlihat heran. Saat itu juga pistol Ren mengeluarkan suara, "Aku LORE jenis Void, tingkat 5, namaku Byakku..." Ayame dkk terlihat terkejut, "Hua!!!!!! Hantu!!!!! Pistolnya bisa bicara!! Hantu!!!!" teriak Fuyu yang kaget. Mereka semua berlindung dibelakangku, "Hei Rikimaru, cepat usir hantu itu..." teriak Ayame, "Benar! Kirim dia ke alam baka!" sambung Minata, "Cepat!!!!" jerit Fuyu.

"Hei!! Aku bukan hantu! Jangan samakan aku dengan makhluk rendahan itu!!" kata pistol itu sambil bergerak-gerak

"Bohong! Mana ada pistol yang bisa berbicara!!!" balas Minata

"Aku ini LORE!!!! Bukan Hantu!!! Aku Byakku...!!" kata pistol itu sekali lagi

"Mana Mungkin! LORE yang selama ini kutemui itu tidak mirip denganmu!!" Balas Minata.

Mereka berdua pun bertengkar, "Hei Yubi, ini cuma perasaanku saja atau mereka berdua memang bodoh?" kata kepala sekolah dengan berat, "Tenang saja, aku juga berpikir begitu kok..." jawab Yubisaki-sensei.

Minata dan Byakku bertengkar heboh, dan yang membuatku heran adalah kenapa Ren hanya diam saja? Ngapain dia malah tiduran di sofa? Yang buat ribut itu LORE-nya kan? Lalu kenapa dia membiarkannya?

Aku melemparkan shuriken secara diam-diam ke sofa yang akan dituri Ren, ketika ia merebahkan tubuhnya, ia pun menjerit kesakitan, "Hoi!!! Kau mau membunuhku!?" terika Ren padaku, aku pun tersenyum padanya, "Tentu tidak, tapi setidaknya aku ingin membuatmu mendekati kematian..." kataku dengan tawa yang berbahaya, "Kau mulai mirip dengan ibumu..." kata Ren padaku.

"Tidak..." kataku menyangkal

"Iya...." balas Ren...

"Aku sudah bilang tidak, dasar pendeta nyasar..." ejekku
Ren membenci ejekan itu, lebih dari apa-pun.

"Oh.... begitu ya, pembawa sial...."
Kali ini ia membalasku dengan telak.....

Aku pun menatap tajam ke arah Ren, dan Ren juga menatapku dengan tajam, kali ini kami yang bertengkar. Kepala sekolah pun memegang kepalanya, "Aku tidak percaya kalau yang berhasil menjadi Valcyria adalah orang-orang seperti ini..." kata kepala sekolah kecewa. Aku dan Ren bertengkar tanpa henti, "Hei, hentikan sana!" suruh Ayame, "Tidak, kenapa tidak kamu saja? Kamu kan partnernya..." kata Yue menolak, "Curang! Kau kan pelayannya!" balas Ayame, "Ada saatnya pelayan tidak bisa mencampuri urusan tuannya..." balas Yue dengan dingin, "Lagipula, kenapa tidak suruh Minata saja?" sambung Yue, "Hah!!? Kenapa harus aku?" kata Minata terkejut, "Es dibutuhkan pada saat panas..." jawab Yue simpel, "Alasan yang tidak masuk akal..." kata Minata, "Suruh Fuyu saja, aku menolak..." sambung Minata. Fuyu pun mengangkat tangannya, "Tidak... Fuyu dibawah umur..." kata Fuyu dengan tertawa, "Mananya? umurmu kan cuma beda 1 tahun dengan kami, cuma tubuhmu saja yang kecil dan pendek...." kata Minata, Fuyu pun terdiam ketika mendengar kata-kata itu, "Benar-benar, tinggimu yang 155cm itu sepertinya tidak berubah sejak tahun lalu. Nggak heran kau dijuluki, Doggy Lolita..." Kata-kata itu membuat Fuyu meledak, "AKU BUKAN ANAK KECIL!!!!!" jerit Fuyu dengan tenaga Youkainya yang membuat telinga Ayame dkk berdenging. Ayame dkk pun berjatuhan karena merasa pusing, "Pokoknya aku menolak.... suruh Yoshida saja..." kata Fuyu. Mata Ayame dan yang lain pun bersinar, mereka langsung berdiri di depan Yoshida dengan wajah garang sehingga Yoshida takut. "Hehe, Yoshida....." kata Ayame sambil menggenggam kedua bahunya, "Hi, hiya..!!" kata Yoshida yang ketakutan, "Tenang saja, ini akan berakhir dengan cepat..." kata Yue, "Hii....." kata Yoshida yang semakin ketakutan, "Aku akan membuatkanmu makanan yang enak lho nanti...." sambung Minata, "Hi.... tapi, kau kan tidak bisa masak..." balas Yoshida, "Sudahlah,,, cepat pergi ya..." sambung Fuyu, "Ah,,, anu... aku boleh men...." Belum selesai Yoshida berbicara dia sudah dibalas, "TIDAK!!!!!!!!" oleh Ayame dan yang lain.

Yoshida berjalan ke arahku yang sedang bertengkar dengan takut. Sesekali ia melihat ke belakang, sewaktu ia sampai di dekatku ia makin terlihat takut. Aku dan Ren tidak memperhatikannya dan terus bertengkar, "Anu..." kata Yoshida dengan kecil, "Anu, berkelahi itu tidak baik, jadi hentikanlah..." kata Yoshida dengan tertawa. Tetapi kami tidak memperhatikannya dan terus ribut, Yoshida pun kembali sambil menangis sedih karena ia tidak dianggap. Aku pun merasa mulai lelah, begitu juga dengan Ren.

"Aku capek.." kataku

"Aku juga, ini gara-garamu..." balas Ren

"Kau benar-benar ingin ribut?" kataku dengan nada serius
Ren menatapku dengan tajam, "Kalau iya?" tanya Ren

"Jangan menyesal..." kataku sambil membuat bola api di tanganku

"Mau coba" balas Ren yang disertai perubahan angin

Pandangan kami saling bertemu, saat aku mau maju tiba-tiba saja sebuah lampu duduk melayang ke arahku...

PLETAK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Aku pun terjatuh karena itu, "A, aw, aw..." kataku kesakitan, "Dasar, beraninya kau melupakanku, Rikimaru Kaguya..." kata Kiriya yang telah berubah ke wujud manusianya dari wujud pedang besar itu. Kepala sekolah dan yang lain terkejut melihat itu, "Ah, benar juga aku lupa..... Ini Kiriya, LORE yang ku kontrak..." kataku, "Kau, apa-apaan Medium ini?" tanya kepala sekolah kaget, "Medium?" tanyaku heran, "Iya, Medium! Bentuk untuk menyegel kekuatan LORE yang dikontrak!" kata kepala sekolah panik, "Apa itu? Kiriya, apa kau tahu tentang itu?" tanyaku, Kiriya menggeleng, "Kau... Rikimaru-kun, sewaktu kau membuat kontrak dengan LORE, apa kau menggunakan formasi sihir?" Tanya kepala sekolah, "Ah! Itu dia... aku tidak menggunakannya karena tidak sempat, kupikir tidak bisa, tetapi aku berhasil." kataku. Suasana pun menjadi hening, raut wajah kepala sekolah berubah, "Apa kau tahu apa guna lingkaran formasi sihir itu?" tanya kepala sekolah, aku menggeleng, "Itu digunakan untuk membatasi kekuatan LORE yang berlebih, agar bisa dibawa ke dunia ini. Seperti yang kau tahu, LORE memakan energi kehidupan manusia agar ekstensinya tidak lenyap di dunia ini. Valcyria pendahulu yang bertarung bersama LORE telah berpikir, bagaimana caranya agar mereka bisa bertarung bersama LORE, tanpa kekuatan kehidupan mereka tidak hilang. Karena itu, ia menciptakan formasi sihir yang mengubah wujud LORE agar menjadi aman, wujud itu disebut Medium. Pada waktu kau melakukan kontrak, kau akan memilih bentuk Medium yang kau inginkan, tetapi itu hanya ada pada sistem kontrak dengan formasi sihir." kata kepala sekolah.

Aku pun terkejut, "Apa itu maksudnya..." kata Ren dengan nada tidak percaya, "Ya, Valcyria yang membuat kontrak tanpa Formasi sihir akan lenyap, cepat atau lambat..." sambung Yubisaki-sensei. Kiriya pun marah, "Yang benar saja!!! Aku baru saja keluar!! Kalau dia lenyap maka aku akan repot" kata Kiriya menolak, "Itu benar! Apa tidak ada jalan lain? kalau tidak... kalau tidak, Rikimaru-sama akan lenyap..." sambung Yue yang cemas. Kepala sekolah diam sejenak, "Ada...." katanya dengan nada yang berat, "Jadi ada? Baguslah..." kata Yue yang mengehela nafas lega, "Ada dua cara, yang pertama, putuskan kontrak yang kau buat, tetapi dengan itu kau tidak bisa membuat kontrak dengan LORE yang sama..." kata kepala sekolah, Aku menatap Kiriya, dia terlihat terkejut.

Aku tidak mungkin melakukan itu, dia baru saja keluar dari Profandum setelah lama terkurung disana, mana mungkin aku bisa membiarkannya kembali ke kesendirian yang dingin disana.....

"Dan yang kedua adalah, menghapus ekstensi LORE yang dikontrak, dengan kata lain, membunuhnya..." kata kepala sekolah dengan berat. Perkataan kepala sekolah membuat semua orang terkejut, tetapi yang paling terkejut adalah Kiriya. "Untuk saat ini, kau belum merasakannya, tetapi jika tiba saatnya maka kau akan menghilang..." sabung kepala sekolah, "Apa yang akan kau lakukan?" tanya kepala sekolah.

Aku tidak mungkin melakukan salah satu dari kedua hal itu, kedua-duanya adalah pilihan yang terburuk, apa yang harus kulakukan?

Kepala sekolah mendekatiku, "apa yang akan kau lakukan, Rikimaru-kun?" tanyanya lagi dengan nada yang bergetar. Semua orang menunggu jawabanku, aku pun sebenarnya masih bingung, kalau bisa, kuharap ini hanya mimpi yang tidak pernah terjadi. Aku tidak bisa diam selamanya, situasi sudah berubah sejauh ini. Aku pun berdiri, "Aku tidak akan melakukan salah satu dari kedua pilihan itu..." Yue pun terkejut, "Tetapi Rikimaru-sama, kalau begitu kau akan..." kata Yue yang menolak keputusanku, "Aku akan mencari jalan lain agar tidak ada yang hilang, karena itu aku tidak akan mati..." sambungku, "Aku sudah bilang kan? Tidak ada jalan lain...." kata kepala sekolah. Aku diam menatap kepala sekolah

"Tidak masalah..." kataku

"Apa?" kepala sekolah terkejut akibat perkataanku

"Apa maksudmu?" Tanya kepala sekolah

"Kalau tidak ada jalan lain, aku hanya cukup membuatnya saja kan?" jawabku

"Kau... jangan bodoh, apa kau sadar apa yang kau katakan itu tidak masuk akal?" kata kepala sekolah dengan nada yang bergetar

"Maka akan kubuat itu menjadi masuk akal..." jawabku lagi

"Apa kau berencana melawan takdir...??" tanya kepala sekolah sekali lagi

"Tidak, tapi aku akan mengubahnya. Jika gagal, aku akan melakukan itu berulang-ulang, sampai berhasil..." Jawabku tegas

Kepala sekolah dan semuanya terdiam, "Sudah cukup kan? Aku ingin kembali ke asrama, selamat malam..." kataku sambil pergi. "Kepala sekolah..." kata Yubisaki-sensei, "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, apakah akan berakhir buruk, atau baik. Tetapi, itu urusan nanti, karena kita hidup dimasa sekarang, maka kita hanya perlu memikirkan masa sekarang." Yubisaki-sensei terdiam sejenak, "Bukankah itu yang sering dikatakan olehnya?" kata kepala sekolah dengan tersenyum sambil menatap Yubisaki-sensei. Yubisaki-sensei pun ikut tersenyum, "Anda benar, lalu, apa rencana anda itu akan dilakukan?" tanya Yubisaki-sensei, "Ya, besok akan kuberitahu mereka tentang itu...." kata kepala sekolah. Setibanya kami sampai di asrama, Kiriya langsung mengelilingi asrama bersama Ayame dkk. Aku berjalan ke lantai dua, disana aku bertemu Ren, kami berdua diam tidak berbicara. Ren melangkah ke arahku, saat ia melewatiku ia berbicara, "Akting yang luar biasa, meski kau takut tapi kau dapat menyembunyikan itu dengan sempurna." Aku yang sedikit terkejut pun tertawa kecil, "Yah, tapi apa yang kukatakan barusan itu kenyataan... Lagipula, kita hidup dimasa sekarang, maka kita hanya perlu memikirkan masa sekarang, ya kan?" kataku sambil tertawa, Ren pun tertawa, "Seperti biasa....Yah, selamat tidur..." kata Ren sambil berjalan menjauhiku, aku pun berjalan ke arah kamar, tetapi tanpa kusadari Yue telah bersembunyi dan mendengar pembicaraanku tadi, "Rikimaru-sama..." kata Yue dengan nada kecil yang lirih. Titik-titik hujan pun mulai turun, itu membuat semua orang yang diluar segera masuk ke dalam asrama. Aku menatap jauh keluar jendela, "Aku tidak akan menyerah..."

Kepala sekolah menghisap rokoknya, "Kepala sekolah, apa anda tidak tidur?" tanya sensei, "Haha, ada baiknya juga aku ikut dalam masalah ini. Lagipula, aku yang bertanggung jawab atas mereka semua." kata kepala sekolah sambil menyiapkan data-data. Sensei menatap keluar, "Hujan..." kata sensei, kepala sekolah pun ikut melihat keluar dan tersenyum, "Sudah dekat, saat-saat, penentuan..." kata kepala sekolah, "Kepala sekolah, ada yang bisa kubantu?" Kepala sekolah menggeleng, "Ini yang terakhir.." katanya sambil mengecap surat pertukaran pelajar.

----------------------------------------------------------- By: Yahya Scorellia Courtville

Tidak ada komentar: