Halaman

TRANSLATE

Kamis, 03 Februari 2011

Adventure in weatherpalace: “prologue”

“Hujan.. itu adalah sesuatu hal yang sangat kusukai. Karena, jika aku menangis di tengah derasnya hujan, orang-orang tidak akan menyangka bahwa aku sedang menangis. Air mataku akan tertetes bersama-sama dengan tetesan air hujan. Hujan selalu melambangkan keadaan hatiku. Oleh karena itu, aku ingin sekali pergi ke suatu tempat dimana tempat itu selalu turun hujan setiap harinya...........................................................................................................”

Di siang hari yang begitu indah, tiba-tiba hujan turun dengan begitu derasnya. Semua orang di kota itu berlarian mencari tempat untuk berteduh. Kecuali satu orang. Dia seorang pelajar SMP, karena gadis itu mengenakan seragam SMP. Bukannya berteduh, dia justru berdiri di tengah derasnya hujan.

“Yuki! Yuki! Kau sedang apa di situ? Ayo kita pulang! Kau dengar aku tidak? Oi,, Yuki!!”, teriak salah seorang pelajar yang juga mengenakan baju seragam yang sama dengan gadis itu. Walau sudah dipanggil-panggil oleh temannya, si Anak perempuan itu tetap saja berdiri di tengah derasnya hujan. Dia sama sekali tidak menghiraukan panggilan temannya itu. Kepalanya melihat ke atas langit. Tetesan air hujan jatuh di atas mukanya dan mengalir ke bawah lalu jatuh ke tanah. Dia tetap saja menatap langit, walau hujannya semakin deras. Karena tidak sabar menunggu, Teman-temannya pun akhirnya meninggalkan dia sendirian..... Walau demikian, dia masih tetap berdiri di tengah derasnya hujan. Tiba-tiba meneteslah suatu tetesan dari mukanya. Tetapi itu bukanlah tetesan air hujan, melainkan tetesan air matanya. Ternyata, si anak perempuan itu sedang menangis. Semakin lama, air matanya semakin menetes deras, sederas tetesan air hujan.

“a..aku sudah…bosan…aku bosan dengan hidup…aku bosan hidup begini terus…a..aku..aku ingin pergi…..aku ingin pergi dari dunia ini…ingin sekali rasanya…untuk pergi ke dimensi lain…tapi aku tidak mungkin bisa melakukan hal itu…”, ucap gadis itu terpatah-patah sambil menangis. “Bagaimana kalau kau ikut saja denganku? Ke suatu tempat yang belum pernah kau lihat.”

Tiba-tiba terdengar suara laki-laki dan muncullah anak laki-laki di hadapan si anak perempuan. Laki-laki itu langsung mengulurkan tangan kanannya ke si anak perempuan seakan-akan ingin menolong lalu mengajaknya ke suatu tempat. Tanpa pikir panjang, perempuan itu langsung menerima ajakan laki-laki itu dan meraih tangan laki-laki itu. padahal anak perempuan itu tidak mengenal bahkan tidak mengetahui siapa anak laki-laki itu. Kemudian, muncullah lubang hitam besar di hadapan mereka berdua. Si anak laki-laki langsung memasuki lubang besar hitam itu sambil menarik tangan anak perempuan itu. Si anak perempuan hanya diam saja dan mengikuti laki-laki tadi. Dan akhirnya, mereka berdua masuk ke dalam lubang itu.

By: Akira-Dino Saitou Heiwajima

Tidak ada komentar: