Halaman

TRANSLATE

Kamis, 02 Juni 2011

Adventure in Weatherpalace - 2nd Rainy: Yuki's New Friend?!

“Teeng…teengg.......... Tiiiiiiiinnngggg……..” Suara itu berbunyi begitu keras dan sangatlah nyaring. Suara itu membuat seluruh penghuni rumah keluarga Hikari terbangun. Akito dan Yuki langsung keluar dari kamar mereka dan menuju tempat asal suara itu. Ternyata penyebab suara itu adalah Haru. Dia sedang berdiri di ruang tengah dan tangannya sedang memegangi sebuah panci besar dan spatula yang tak kalah besarnya pula. Tidak hanya itu saja, di sampingnya juga ada banyak sekali gelas dan botol kosong. Ternyata, Haru menggunakan semua peralatan itu untuk membangunkan Akito dan Yuki. Dan rencananya berjalan mulus. Dia melihat Akito dan Yuki berada tak jauh darinya dan mata mereka sedikit berair, tidak hanya itu saja, Akito justru membuka mulutnya lebar-lebar (karena dia masih sangt mengantuk). Begitu melihat Akito dan Yuki mulai mendekatinya, Haru langsung menghampiri mereka dan mengacak-acaka rambut mereka berdua.


Haru                           : “Ohayou~! Selamat pagi! Kenapa mata kalian berair? Apakah kalian habis melihat sebuah moster?”
Yuki                            : “ti..tidak.. kami hanya sangat kelelahan saja.. apalagi kami harus terpaksa bangun gara-gara suara yang begitu nyaringnya..”
Akito                          : “huaahh… (membuka  mulutnya sangat lebar) itu sangatlah.. benaaarr.. itu tadi suara apa siih?”
Haru                           : (tersenyum licik) “khuhuhu..itu tadi semua adalah bunyi dari benda-benda ini.” (kemudian menoleh dan menunjuk gelas, botol dan piring-piring yang ada di sana.)
A + Y                          : (hanya memasang ekspresi bengong ketika melihat begitu banyaknya gelas, botol dan piring yang semuanya terbuat dari kaca. Dan yang pasti, apabila dipukul akan mengeluarkan suara yang sangatlah nyariiiing..!) “pantas saja suara itu tadi begitu keras dan sangatlah nyaring. Habis dia/Haru-sama menggunakan semua benda ini..” *mengucapkannya dalam hati*
Haru                           : (memandangi adiknya yang bodoh dan Yuki) “engg,, ada apa? Kalian sedang memikirkan apa?”
A + Y                          : (langsung terkaget) “aahh,, tidak.. aku tidak memikirkan apapapun kok..!” *mengucapkannya serempak*
Haru                           : “begitukah? (sejenkak berpikir) hmm,, bukankah kalian nanti pagi akan berkeliling ke Rainy Townini?”
Akito                          : “iyaa… itu.. benar.. memangnya kenapa..?” (begitu lemas sambil mengucek-ucek matanya)
Haru                           : “kalau begitu nanti aku akan pulang lebih awal. Oh ya, maaf aku sudah membangunkan kalian! Habis apabila aku tidak membangunkan kalian, kalian tidak akan tau kalau aku sudah berangkat ke sana.” (sambil menepuk kepala Akito dan Yuki)
Yuki                            : “eh..? memangnya Haru-sama ma…” (ucapannya langsung dipotong oleh perkataan Haru)
Haru                           : “sudah kukatakan kan?! JANGAN PANGGIL AKU HARU-SAMA!! Aku tidak suka jika dipanggil seperti itu.”
Yuki                            : “ii.. iya.. Haru-san.. maaf..” (sedikit ketakutan)”
Haru                           : (melihat Yuki yang sedang ketakutan) “haah.. harusnya aku yang meminta maaf karena aku tidak sengaja berbicara kasar tadi.. oh ya, tadi kau ingin menanyakan apa?”
Yuki                            : “ti..tidak.. aku hanya ingin menanyakan.. memangnya Haru-san akan pergi kemana?”
Haru                           : “aku akan pergi ke tempat kerjaku. (memandangi mata biru tua Yuki) jangan bilang kau ingin bertanya apa pekerjaanku? Pekerjaanku adalah….. rahasia! Yang pasti bukan pekerjaan yang mirip dengan di duniamu.”
Akito                          : “memangnya sekarang jam berapa siih?? Kok kau sudah sangat rapi dan sepertinya habis ini akan pergi ke sana..”
Haru                           : “memang! Hmm,, sekarang kurang lebih jam03.00… maksudku jam tiga pagi dini hari.” (sambil meenunjukkan senyuman kecil)
A + Y                          : A..Apaaa..???!!! sekarang masih jam tiga pagi??!!” *berteriak dengan begitu kerasnya. Sampai-sampai membuat Haru langsung menutup telinganya dan membuat para burung yang sedang tidur di pohon dekat rumah mereka pada terbangun*

Haru                           : “KALIAN KALAU BERTERIAK LIAT-LIAT SITUASI DUUNKZ!!! JANGAN ASAL TERIAK BEGITU SAJA!! KALAU YANG LAIN *yang dimaksud para tetangga* PADA BANGUN GARA-GARA KALIAN,, BAGAIMANA,, HAAH??!! (sambil memukul kepala Akito manggunakan tas yang dia bawa dan memukul kepala Yuki menggunakan buku catatannya. Hal itu membuat di kepala Akito muncul benjolan yang cukup besar sementara di kepala Yuki juga muncul benjolan, tetapi, itu hanya benjolan kecil)
A + Y                          : (langsung memegangi kepala mereka yang benjol) “SU..SUMIMASEN!!! kami minta maaf. Kami tadi tidak sengaja!! Sungguh!!”
Haru                           : “ya sudah kalau begitu. (mellihat jam tangan miliknya) wah, gawat! Sudah jam segini! Aku harus cepat berangkat! (langssung berlari menuju pintu depan. Begitu membuka kunci, dia langsung menoleh ke belakang memandangi adiknya dan Yuki yang sedang bengong) oh ya!! Sarapannya sudah kusiapkan, jadi,, tenang saja! Sarapannya ada di meja makan. Tunggu sampai aku pulang yah~! aku sebentar lagi akan pulang kok!” (setelah itu langsung membuka pintu depan dan berlari keluar rumah dan mulai tak terlihat lagi sosoknya.)
Yuki                            : “memangnya pekerjaan Haru-sama tuh apa..?” *menoleh ke Akito*
Akito                          : “entahlah. Itu rahasia!”
Yuki                            : “begitukah..? tapi, kalau kita harus menunggunya berarti, kita tidak bisa mengelilingi Rainy Town sekarang juga?”
Akito                          : “iya. Kita harus menunggu dia pulang..” *mulai membalikkan badannya dan memasuki rumahnya*
Yuki                            : *mengejar Akito dan melihat ke jam dinding* “eng,, bukankah sekarang masih jam 3, kira-kira kakakmu kapan pulang..?”
Akito                          : “hmm,, paling cepat seeh jam 8 pagi. Tapi ga tau lagi siih.. bisa saja jam 7 dia sudah pulang. hhoooaaahh… *tiba-tiba mulutnya terbuka lebar* Oh ya, bagaimana kalo kita tidur lagi? Kan dia pulangnya masih lama..”
Yuki                            : “hmm,, entahlah… aku tidak yakin..”
Akito                          : “kalau kau tidak mau sih gapapa. Aku hanya menawarkan.. kalau gitu biar aku aja yang tidur.. daah…” *ucapnya sambil melambaikan tangan dan mulai berjalan meninggalkan Yuki sendirian*
Yuki                            : “bagaimana ini..? akito-sama justru pergi tidur.. padahal Haru-sama bilang harus menunggunya sampai dia pulang..” *ucap Yuki dalam hati lalu secara tidak sengaja dia menoleh ke meja makan. Dia melihat banyak makanan lezat sudah tertata rapi di atasnya* “lebih baik aku menunggu Haru-sama pulang sambil memakan makanan itu saja..” *berjalan menuju meja makan lalu duduk di salah satu kursi*

- Karena bingung harus melakukan apa, Yuki pun memilih untuk memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh Haru. Yuki memakan makanan itu perlahan sambil memandangi dinding di sekeliling ruang makan. Di dinding-dinding itu, dia melihat cukup banyak foto. Foto-foto itu ternyata foto Akito dan Haru. Dari sekian banyaknya foto, hanya ada foto Akito dan Hari saja. Yuki tidak melihat foto kedua orang tua mereka. Dan itu membuat Yuki penasaran. Dia belum pernah bertemu dengan kedua orang tua mereka. Dan lagi, sepertinya Akito hanya tinggal berdua dengan kakaknya, Haru. Yuki terus memikirkan hal itu, dan dia tidak menyadari bahwa sesungguhnya Akito tidak tidur, justru Akito memerhatikan Yuki dari balik pintu ruang makan. Dia melihat Yuki seperti sedang memikirkan sesuatu sehingga dia daritadi hanya memegang sendoknya dan tidak segera melahap makanan yang dia ambil menggunakan sendoknya. Karena penasaran dengan apa yang sedang dipikirkan Yuki, Akito langsung berjalan keluar dari baik pintu dan mendekati Yuki secara perlahan-lahan. Dia berjalan dengan sangat hati-hati dan tidak mengeluarkan suara dari sepatunya. Pada saat dirinya sangat dekat dengan Yuki, dia langsung menepuk punggung Yuki. –

Akito                          : “Door!! Hayo,, kau lagi mikirin apa..?” *mengagetkan Yuki*
Yuki                            : “a.. apa..?” *terkejut dan tidak sengaja menjatuhkan sendok yang dia pegang ke lantai. Kemudian, dia langsung menoleh ke Akito.* “AKITO!! Apa yang barusan kau lakukan?! Lihatlah! Gara-gara kau sendokku jadi jatuh!” *berdiri dari kursinya dan menunjuk sendok yang ada di bawah lantai.*
Akito                          : “haha… gomen gomen… maaf.. aku tadi kan cuma bercanda! Habis ekspresimu tadi sangatlah serius..” *menenangkan Yuki yang emosi*
Yuki                            : “huh! Lain kali jangan seperti itu lagi..”
Akito                          : “Hai’~~~” *sambil tersenyum lebar kepada Yuki*
Yuki                            : *duduk kembali di kursinya lalu melanjutkan sarapannya*
Akito                          : “……” *mengamati Yuki lalu menduduki suatu kursi. Setelah itu, dia pun langsung mengambil piring dan mulai memakan sarapannya juga.*

- Mereka berdua pun akhirnya sarapan bersama. Mau bagaimana lagi, habis mereka tidak ada kerjaan. Setelah sarapan mereka hanya duduk diam sambil menunggu Haru pulang dari tempat kerjanya. Waktu sangatlah berjalan sangat sangatlah lambat bagi mereka. Akito terus memukul-mukulkan sendoknya ke piring sambil memandangi jam dinding. Ekspresi Akito sangatlah jenuh dan dia terlihat seperti sangat bosan. Tiba-tiba Akito berdiri dari kursinya dan berjalan mondar-mandir ke sekitar ruang makan. Yuki justru mencuci piring-piring dan sendok yang tadi dia pakai. Setelah mencuci piring, Yuki pun langsung duduk kembali ke kursinya tadi. Kemudian Yuki hanya memandangi Akito yang sedang melakukan hal GJ. Yuki pun sempat tertawa kecil begitu melihat tingkah Akito. Tanpa sengaja, Akito menolehkan kepalanya dan melihat Yuki sedang tertawa ke arahnya. Untuk yang kedua kalinya, wajah Akito memerah lagi karena senyuman Yuki. Yuki pun kemudian menghentikan ketawanya dan melihat ke Akito, begitu Akito mengetahui Yuki sedang melihat ke arahnya, Akito pun langsung menutupi wajahnya dengan piring kosong yang ada di depannya. Yuki pun hanya keheranan begitu melihat sikap aneh Akito. –

Yuki                            : “ada apa, Akito-san? Memangnya ada yang salah?”
Akito                          : “h-hah?! Tadi barusan kau mengatakan apa?” *mulai sedikit menurunkan piring yang ada di hadapan mukanya*
Yuki                            : “sudahlah. Lupakan saja.”

- Setelah itu, mereka berdua pun hanya diam saja. Akito pun langsung memandangi jam dinding yang ada di ruang makan. 06.15. Akito pun langsung berdiri dan berjalan mendekati meja Yuki. –

Akito                          : “sudah jam segini, aku mau mandi dulu. Lebih baik kau juga mandi biar kakak ga ngomel ngomel saat dia sudah datang nanti..”
Yuki                            : “hem, baiklah. Tapi itu berarti aku harus menunggu Akito-san mandi dulu kan?” (mulai bangkit dari kursinya)
Akito                          : “tidak usah! Kau bisa mandi di kamar mandi yang itu *menunjuk suatu pintu kayu yang tak jauh dari tempat mereka* sedangkan aku bisa mandi di kamar mandi belakang! Ah, handuk untukmu sudah disiapkan oleh kakak sepertinya. Lebih baik sekarang kita cepat cepat mandi. Aku punya firasat dia bakalan dating bentar lagi..”
Yuki                            : “ba..baiklah..”

- tanpa was wes wos lagi, mereka berdua pun segera berjalan meninggalkan dapur dan mulai memasuki toilet. Si Akito sempat berhenti di depan sebuah loker lalu mengambil handuk dan beberapa baju lalu masuk ke dalam toilet. Begitu pula dengan Yuki. Dia mengambil sebuah handuk yang tergantung di sebuah hanger dekat pintu toilet lalu membuka pintu toilet dan BLAM! Dia menutup pintu toilet tadi –

???                             : “hmm… sepertinya mereka berdua tidak ada di sini.. lalu mereka ada dimana? Dasar! Katanya pagi ini mau berkeliling. Payah!”
Akito                          : “eh? Sepertinya barusan aku mendengar suara kakak.. atau hanya perasaanku saja yah?? haha~ sudahlah itu tidak penting! Fufufu~~” *setelah itu bersenandung kecil sambil mengancingkan kancing kancing yang ada di kemejanya. 2 menit kemudian dia selesai dan langsung keluar dari toilet dan berjalan menuju ruang tengah.*
???                             : *menaruh majalah yang dia baca lalu meletakkannya di meja di hadapannya.* “habis darimana kau? Dating dating rumah udah sepi kayak gini. Harusnya kau mengunci pintu depan, Akito!!” (berjalan menuju Akito lalu menjitak Akito pelan)
Akito                          : “ittai!! *memegangi kepalanya yang benjol(?)* gomen ne.. maaf kaak.. habisnya tadi aku ga kepikiran..”
Haru                           : “yasudahlah~ *mengacak acak rambut panjangnya* kali ini kau kumaafkan.. tapi lain kali jangan lakukan ini LAGI!!!”
Akito                          : “iya iya.. hontou ni gomenasai..” (menundukkan kepalanya)
Haru                           : “haaa~ah *menghela nafas lalu mengamati Akito* oh, kau sudah siap rupanya. Tapi kenapa kau memakai seragam sekolahmu haah?”
Akito                          : “eh? 0.0 oh ini.. memanggnya ga boleh? Sekalian aja. soalnya nanti aku mau mampir ke perpus sekolah buat meminjam buku. haha~”
Haru                           : “oh, begitu rupanya.. eh? Mana si Yuki ?” (mengamati seisi ruang tengah)
Akito                          : “aah.. mungkin dia masih belum selesai.. masih mandi..”

TAP TAP TAP Tiba tiba terdengar suara langkah kaki menghampiri mereka berdua. Semakin lama semakin mendekat. Lalu mereka berdua dapat melihat sesosok bayangan menghampiri mereka.

Akito                          : “YUKI!! Kau sudah selesai?” (tersenyum senang lalu memerhatikan Yuki)
Yuki                            : “aah.. iya.. maaf aku terlambat yah sepertinya..” (menoleh ke Akito kemudian menoleh ke Haru lalu menoleh ke Akito. Begitu seterusnya.)
Haru                           : “tidak terlalu lama kok. Tenang saja~!” (menepuk kepala Yuki pelan lalu mengacak acak rambut anak perempuan itu.) “nah, semua sudah siap. Bagaimana kalau kita mulai sekarang saja?” (memandang adiknya lalu berganti memandangi Yuki)
Akito+Yuki                : “Hai’!! kami sudah siap~~!!!” (mengucapkannya serempak dan penuh semangat membara 45!)
Haru                           : “yosh~!! Kalao gitu ayo kita mulai sekarang!”

- Setelah semuanya sudah siap, mereka bertiga pun akhirnya pergi meninggalkan rumah. Tetapi sebelum melangkahkan kakinya lebih jauh, tak lupa Akito langsung mengunci seluruh pintu rumahnya dan melangkah menuju kakaknya dan Yuki yang menunggunya di pintu gerbang. –

Yuki                            : (mengamati seluruh tubuh Akito dan merasa ‘asing’ dengan pakaian yang dikenakannya. Tanpa disadari, dia memasang ekspresi heran yang membuat Haru dan Akito terkekeh melihatnya)
Akito                          : “Kenapa kau memasang ekspresi seperti ituh, Yuki ? memangya ada yang aneh?”
Yuki                            : (kaget) “e~eeh? Ah ti..tidak.. a..ano..” *terpotong*
Haru                           : “pakaian ituh? (menunjuk Akito) itu adalah pakaian seragam khusus bagi para pelajar Rainy Academy. Sebuah sekolah yang paling bagus diantara sekolah sekolah lain di kota ini!” (menatap Yuki) “kata orang orang demekian” (melanjutkan perkataannya tadi)
Yuki                            : “ooh….” (mulutnya membentuk huruf “O” dengan begitu bulatnya dan ekspresinya begitu polos. Membuat Akito dan Haru menahan tawa mereka.)
Akito                          : “hahaha~ dia benar benar masih polos rupanya! Lucu sekali!” => dalam hati sambil memegangi perutnya yang sakit karena dia memaksakan agar tidak tertawa.
Haru                           : (mengacak acak rambut Yuki -lagi- sampai rambut Yuki benar benar berantakan.) “ya ampuuuunn… Yuki yuki. Memangnya umurmu berapa tahun sih..? bisa bisanya seperti ituh.” (masih memegangi kepala Yuki tetapi tidak mengacak acak rambutnya)
Yuki                            : “eto… hmm.. *berpikir* entahlah.. aku lupa.. gomen ne, Haru-san~” (sambil memaksakan senyuman terukir di bibirnya agar Haru tidak marah dengan jawabannya itu)
Haru                           : “astagah! Kau lupa dengan umurmu sendiri?!” *shock mendengar jawaban Yuki*
Yuki                            : (hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan dari Haru)
Akito                          : O_____O => matanya melebar selebar semangka(?) saking shocknya mendengar jawaban Yuki. “bisa bisanya lupa dengan umurnya sendiri! Padahal itu adalah sesuatu yang sangat penting!”=> berucap dalam hati masih tetap dengan mata lebarnya XD
Yuki                            : (meringkan kepalanya ke kanan menatap dua orang di hadapannya bingung) “memangnya kenapa? aku benar benar lupa. Sungguh!” *innocent face*
Haru + Akito             : “sudahlah, lupakan saja!”
Haru                           : “lebih baik sekarang kita ke pusat kota saja! Di sana banyak pemandangan indah yang bisa kau lihat, Yuki.” (menatap Yuki.)
Yuki                            : “hai’!” (menganggukkan kepalanya)
Akito                          : “tapi kita lewat jalan yang itu saja ya kak? Jangan lewat jalan biasanya! Supaya Yuki bisa lebih mengetahui tentang kota ini. Kalau kakak mengizinkan sih..” (menundukkan kepalanya menatap kakinya. Takut jika kakaknya tidak terima dengan usulnya.)
Haru                           : “hmm…. *sejenak berpikir* ide yang bagus! Ya sudahlah ayo!” (menarik tangan Yuki mulai berlari meninggalkan rumahnya)
Yuki                            : (tidak sengaja dia menarik tangan Akito lalu mengajaknya –lebih tepatnya menggeretnya(?)- berlari bersama.)

- akhirnya mereka bertiga (baca: Yuki, Haru dan Akito) pun berlari bersama sama, bergandengan tangan, menuju jalan raya utama menuju pusat kota Rainy Town. Di sepanjang jalan, banyak orang orang yang menyapa mereka (lebih tepatnya menyapa Haru), tetapi Haru hanya melontarkan senyuman kecil kepada orang orang itu. sedangkan Yuki merasakan sesuatu yang janggal. Sampai akhirnya, tanpa sengaja, dia melepaskan pegangan Haru dan melepaskan genggamannya ke Akito lalu terdiam sejenak memikirkan sesuatu. Haru dan Akito kaget dibuatnya. Mereka sekarang berada di sebuah taman kecil yang berisi penuh dengan anak anak yang sedang berlarian. –

Akito                          : “a..ada apa.. yuki..?” (Akito mengucapkannya sedikit terbata bata takut melukai perasaan Yuki. Sedangkan si Haru hanya diam keheranan memandangi Yuki.)
Yuki                            : (hanya mendongakkan kepalanya menatap indahnya langit dan awan yang ada di Rainy Town. Sampai akhirnya pertanyaan dari Akito memaksanya untuk menoleh ke orang itu lalu menjawab pertanyaannya.) “tidak.. tidak ada apa apa.. aku hanya merasa aneh saja..” (setelah itu kembali menatap langit dan awan awan seperti tadi.)
Haru                           : “memangnya apa yang aneh? Tanyakan saja jika itu memang mengganjal hatimu.. *sejenak berpikir* apakah karena ulahku ? (menoleh ke Akito) atau karena ulah si Akito..?”
Yuki                            : (mengalihkan pandangannya ke Haru lalu ke Akito dan melontarkan senyuman kepada mereka) “bukan karena kalian kok ^^ aku hanya sedikit merasa dengan hujan ini.. *berhenti sejenak untuk menarik nafas dalam dalam lalu menghembuskannya* padahal di sini hujan, tapi kenapa aku ga merasa kedinginan atau bajuku basah yah? atau itu hanya pikiranku saja? Haha~” (ucap Yuki sambil tertawa garing lalu memandangi Haru kemudian Akito lalu ke Haru lagi)
Haru                           : “itu karena sepertinya kau sudah beradaptasi dengan kota ini, Yuki. Sebenarnya baju yang sekarang kau kenakan itu sudah basah kuyup. Walau demikian, kau tidak kedinginan kan? (memandangi Yuki dan ekspresinya begitu datar. Dia bisa melihat Yuki hanya menggelengkan kepalanya pelan.) itu tandanya kau sudah beradaptasi atau lebih tepatnya sudah terbiasa dengan kota ini. Karena setiap orang yang tinggal di Rainy Town akan merasakan hal yang sama dengan apa yang kau ucapkan barusan.. termasuk aku dan Akito.” (menoleh ke Akito, membuat adiknya sedikit tersentak karena kaget)
Yuki                            : “begitukah? Jadi karena itu? ya sudahlah. Ternyata aku bisa cepat juga dalam beradaptasi dengan lingkungan di sini. Yokatta~” (menghembuskan nafasnya lega.)
Akito                          : “jadi, dari sepanjang jalan kita melewatinya, kau hanya berpikir tentang itu terus menerus??”
Yuki                            : (mengangguk anggukkan kepalanya sambil tersenyum)
Akito                          : BLUSH~ (Lagi llagi wajah Akito memerah begitu melihat senyuman dari Yuki. Dia pun langsung menutupi wajahnya dan berpaling memandang sesuatu yang lain, selain Yuki. Haru pun menyadari tingkah si Akito dan terkekeh.)
Haru                           : “ehem ehem~ sepertinya kau harus sering tersenyum, YU-KI-CHAN!! Kekekekekeke~” (sambil memandang Yuki dengan ekspresi sedikit menggoda(?) lalu menoleh ke Akito yang wajahnya makin memerah saja, bagaikan tomat rebus. Melihat adiknya yang semakin salting, membuat Haru tertawa terbahak bahak sampai sampai dia harus memegangi pertunya karena terlalu benyak tertawa. Membuat seluruh orang –termasuk anak anak- yang ada di taman itu melihat ke arah mereka dengan berbagai macam ekspresi. Mulai dari ekspresi heran, ekspresi “mereka aneh ya??, ekspresi kaget, ekspresi marah, jengkel dan ekspresi nepsong(?!). semua ekspresi itu benar kecuali ekspresi yang terakhir. Melihat hal itu, Haru langsung berhenti tertawa lalu berdehem dan mengalihkan pandangannya. Berharap orang orang tadi segera kembali melakukan aktivitas mereka tadi. Kemudian terdengar suara langkah kaki mendekati mereka hingga akhirnya, di hadapan mereka sekarang sudah ada dua orang manusia sedang berdiri menatap mereka.)
???-1                          : “a..apa yang kau lakukan di sini, Akito-kun?”
???-2                          : “tumben banget orang kayak kamu maen ke tempat ‘kekanak kanakan’ seperti ini?!”
Akito                          : “hoo.. O__O => matanya melebar (lagi) karena kaget sekaligus heran melihat dua manusia yang ada di hadapannya sekarang ini. “ke..kenapa kalian bisa ada di sini, haaah?!*suaranya meninggi* bukannya kalian sekarang harusnya ada di sekolah?!”
???-1                          : “sekarang kan hari bebas, Akito-kun. ^^ jadi kami berdua memutuskan ga ke sekolah dan melakukan kerja sambilan kami.”
???-2                          : “ah Keiko! Harusnya orang seperti dia ga usah kau beri tau!”
Akito                          : “memangnya ada apa denganku? *menunjuk dirinya sendiri* kau sepertinya sangat membenciku..”
Haru                           : “itu karena orang sepertimu memang sangatlahMENJENGKELKAN, Aki-chan~” (menatap adiknya, Akito, dengan tatapan yang begitu dingin sekaligus menggoda*?* Membuat Akito bergidik ria ketakutan akan ucapan kakaknya tadi.)
???-1                          : (tidak sengaja menoleh ke Yuki lalu mengamati Yuki dari atas ke bawah) “hei, sepertinya aku belum pernah bertemu denganmu. Apa aku salah?” (menyapa Yuki dan melontarkan senyuman ramah, membuat wajahnya nampak seperti anak kecil karena saking imutnya. Mendengar perkataannya, Akito, Haru dan orang yang satunya lagi langsung mengarahkan pandangan mereka kepada Yuki. Membuat Yuki menjadi salah tingkah.)
Yuki                            : “e..eto..a..ak..” (terpotong.)
Akito                          : (berbicara memotong perkataan Yuki)“dia Yuki. Dia baru saja datang dari Light Town. Makanya kalian belum pernah melihat dia sebelumnya.”
Haru                           : “dia adalah sepupu kami ^^ kedua orang tuanya sedang banyak urusan jadi mereka mengantarnya kemari untuk tinggal bersama dengan kami.” (menambahkan penjelasan dari adiknya dan berusaha melontarkan senyuman manis yang ternyata justru dianggap sedikit menakutkan oleh kedua orang itu.)
???-2                          : “hmm,, begitu rupanya. Ah, namaku Hana Kisame! Tapi kau bisa memanggilku Hana. Douzo yoroshiku~!!” (sambil tersenyum ramah dan mengulurkan tangan kanannya. Bermaksud untuk berjabat tangan)
Yuki                            : (agak ragu ragu, tapi kemudian dia meraih tangan anak bernama Hana itu lalu tersenyum malu.) “na..namaku Yuki.. Yuki Sanada.. douzo yoroshiku, Hana-san..” (menundukkan wajahnya malu)
Hana                         : “Yuki? Nama yang bagus! Cocok untukmu! (menoleh ke temannya yang hanya diam memandangi dirinya.) ah, kalau dia adalah Keiko Hanazawa. (mulai melepaskan genggaman tangannya dari tangan Yuki)”
Keiko                          : “hai,, Sanada-san~ salam kenal yaah~~” (mendekati Yuki lalu menggenggam tangannya lalu mengguncang guncangkan tangannya dan Yuki kencang. Membuat Yuki kaget dan berhasil membuat ketiga orang itu tertawa kecil melihat tingkah mereka.)
Yuki                            : “sa..salam kenal.. Keiko-san..! ah iya,, tolong panggil saja aku Yuki.. karena kalau kau memanggilku Sanada kesannya.. eerr.. terlalu ‘kaku’ rasanya..” (sambil menundukkan kepalanya dan menggaruk garuk kepalanya bagian belakang padahal tidak gatal sama sekali. Sebenarnya dia melakukan ini hanya sebagai kamuflase dari sifat malunya.)
Keiko                          : (memandangi Yuki lalu sedikit menyunggingkan senyuman melihat tingkah anak perempuan di hadapannya itu.) “ha~~i’!! Yuki-chan~ ups! Bolehkah aku memanggilmu Yuki-chan?”
Yuki                            : (menganggukkan kepalanya pelan.  Lalu tanpa dia sadari, dia melontarkan senyuman ke Keiko.) “tentu saja! ^^”

- Mereka berdua pun (baca: Yuki dan Keiko) akhirnya saling melontarkan senyuman indah mereka satu sama lain. membuat atmosfir di sekitar mereka seakan akan bahagia dan hangat(?). Melihat senyuman Yuki, lagi lagi, Akito langsung menundukkan wajahnya lalu menutupi mukanya dengan kedua telapak tangannya. Tanpa sengaja, Haru melihatnya lalu berjalan menghampiri adiknya itu. dia pun langsung menupuk bahu Akito keras sampai sampai membuat Akito berhasil menyium(?) rerumputan hijau yang ada di bawahnya. Membuat mereka bertiga mengamati tingkah kakak-adik itu lalu tertawa keras melihat Akito. Suara tertawa mereka menarik perhatian seluruh orang yang ada di taman itu dan ikut memandangi Akito. Beberapa dari mereka –terutama anak anak- pun juga ikut tertawa tapi mereka menahannya. Takut jika si Akito merasa tersinggung. –

Akito                          : “ka..kakak!! apa yang kakak lakukan tadi?! Kakak nafsu sekali sih?! Huh!” (sambil bangkit dari posisinya tadi yang tidak enak buat dipandang lalu menepuk nepuk celananya bagian belakang. Membersihkan kotoran kotoran yang mungkin menempel di celananya.)
Haru                           : “e~eh?? Hontou ni?? Gomen yah, Aki-chan~ aku tadi benar benar tidak sengajaa~~!” (memandangi adiknya dengan innocent face. Dan berhasil membuat adiknya merasa sedikit ketakutan.)
Yuki                            : “aah.. tadi kalian bilang lagi melakukan pekerjaan sambilan kan? Memangnya kalian kerja apa?” (memandangi Hana lalu Keiko lalu kembali lagi ke Hana. Begitu seterusnya.)
Keiko                          : “kami bekerja sebagai guru bantuan buat taman kanak kanak yang ada di sini. ^^ (lagi lagi tersenyum kea rah Yuki.) tapi untuk hari ini tugas kami hanyalah untuk menjaga dan mengawasi anak anak itu sampai orang tua mereka menjemputnya.”
Akito                          : “heeee… OoO (matanya –lagi lagi- melebar sebesar bola basket*?*) kalo orang seperti Keiko sih aku yakin dia bisa menjaga anak anak itu.. tapi kalo dia.. (menoleh pelan ke Hana) rasanya aku tidak yakin orang macam dia BISA menjaga anak anak kecil ituh. OεO”
Hana                         : (dirinya menggebu gebu ingin membunuh makhluk -Akito- yang barusan berkata tadi. Tapi sayangnya Keiko menghentikannya. Dia mengampit kedua tangan Hana dengan tangannya. Tetapi Hana tetap berusaha melepaskan apitan dari Keiko dengan cara terus menarik tubuhnya maju ke depan. Tapi Keiko tetap tidak melepaskannya, dia justru makin erat mengapit lengan Hana) “LEPASKAN!! LEPASKAN, KEIKO!! AKU INGIN MEMBUNUHNYA!!” (dirinya makin menggebu gebu. Karena dia melihat si Akito hanya diam saja dan justru tersenyum ke arahnya. Hana merasa dirinya seperti diremehkan oleh si Akito.)
Keiko                          : “sudahlah!! Dia kan selalu begitu, Hana-chan!! Jangan dipedulikan!! Apa kau lupa kita di sini lagi bekerja looh!!” (masih menahan Hana dan tanpa sadar menutup matanya berusaha sekuat tenaga untuk tetap menahan Hana agar tidak melaksanakan ‘aksi’nya.)
Yuki                            : (berjalan menghampiri Akito lalu memberanikan diri menjitak kepala Akito. Karena masih belum terlalu akrab, Yuki hanya berani menjitak kepala Akito pelan.) “ini salahmu, Akito-san! Kumohon kau mau meminta maaf ke Hana-san!” (menatap Akito dengan ekspresi agak marah dan nada suaranya terkesan dingin.)
Akito                          : (menatap Yuki dalam. Akhirnya dia merasa bahwa apa yang dikatakan Yuki itu benar. Dia berjalan meninggalkan Yuki menghampiri Hana dan Keiko.) “maafkan aku, Hana.. aku.. aku tadi cuma bercanda.. sungguh!!” (menundukkan kepalanya.)
Keiko                          : (melepaskan kedua tangannya tiba tiba –hampir membuat Hana terjatuh- lalu menghembuskan nafasnya dalam.) “tuh kan..! kau dengar kan Hana! Dia cuma bercanda.. kau selalu menganggap perkataannya serius..” (memegangi kepalanya lalu mengacak acak rambutnya sendiri pelan)
Hana                         : “huh! Ya sudahlah. Kali ini kau kumaafkan. Itu berkat Keiko! Jangan salah paham! Seandainya Keiko tak mengatakannya, mungkin aku sekarang sudah ‘menyiksa’mu.”
Haru                           : (berjalan ke Akito lalu mengacak acak rambut adiknya itu.) “kau ini.. selalu saja begitu..”
Yuki                            : (speechless tapi memandangi tingkah orang orang di hadapannya dengan seksama)
Akito                          : (tidak sengaja menoleh ke Yuki lalu berpikir sejenak) “kak, habis ini kita mau kemana? Karena kurasa lebih baik aku ke perpus sekolahnya besok saja.” (menoleh ke Haru.)
Keiko                          : “maaf kalo sepertinya aku ikut campur urusan kalian, tapi bolehkah aku ikut bersama kalian? Karena aku ingin mengenal Yuki-chan lebih akrab lagi.” (menoleh ke Yuki dan tersenyum ramah kepadanya.)
Hana                         : “haaa~ itu benar! Kan kebetulan hari ini sekolah juga lagi ngadain ‘hari bebas’, oleh karena itu kami ingin refreshing sejenak dari urusan sekolah. Tapi itu tergantung dari kalian bertiga. Jika kalian tidak mengizinkan juga tak apa apa.” (menoleh ke Yuki, Haru, Akito lalu ke Keiko)
Haru                           : “aku sih secara pribadi boleh boleh saja~ toh kalian kan juga temannya si Akito. Lagian menurutku makin banyak orang makin seru. fufufu~” (sambil melirik ke Akito dan Yuki)
Akito                          : “kalo kakak setuju sih, aku juga mau mau aja.. tapi.. (menoleh ke Yuki) kau mau tidak, Yuki ?”
Yuki                            : (hanya terdiam menundukkan kepalanya, berpikir sejenak.) “tapi sebelum itu.. bolehkah aku bertanya sesuatu pada kalian berdua..?”
Keiko+Hana             : “tentu saja!”
Yuki                            : “memangnya.. selain alasan tadi.. kenapa kalian ingin ikut berjalan jalan bersama kami..? atau jangan jangan Cuma karena hal itu tadi..” (menundukkan kepalanya ragu.)
Keiko+Hana             : (sejenak berpikir dan saling menatap satu sama lain.) “karena kami ingin sekali mengenalmu lebih akrab Yuki-chan~!! Karena kami kan teman barumu!!” (menjawab serempak dan tersenyum cerah kepada Yuki. Yuki yang melihatnya menjadi malu sekaligus senang.)
Haru                           : (merangkul mereka semua (baca: Akito, Yuki, Hana dan Keiko) ke dalam pelukannya lalu berbisik) “kalau begitu ayo kita pergi bersama sama. Tapi sekarang aku tanya, kira kira ada yang punya usul tidak? Kita akan pergi kemana?”
Keiko                          : “bagaimana kalau ke Rainbow Town saja ? kan letaknya tidak jauh dari sini. Dan kudengar katanya di sana ada sebuah festival hari ini. Tapi kalau tidak mau, ga pa pa sih.”
Hr+A+Y+Hn              : (saling memandangi satu sama lain) “IDE YANG BAGUS SEKALI ITU, KEIKO!!” (mengucapkannya serempak dan penuh semangat. Membuat Keiko membelalakkan matanya kaget dengan suara teriakan mereka.)
Haru                           : “yosh!! Kalau begitu sudah ditetapkan! Tujuan kita berikutnya adalah pusat kota Rainbow Town!!”


-------------------------------------------By: Akira-Dino Saitou Heiwajima

Tidak ada komentar: