"Hei, sudahlah. Meski kau kirim perintah, dia takkan datang secepat ini." kata Ren yang ingin menghiburku, aku melirik ke arah Ren, "Aku pernah berada dalam jarak 340 km dan dia bisa menemukanku dalam waktu 5 menit saja." Kataku dengan lesu. "Hei, ada apa sih? mengapa dari kemarin malam kau itu terus-terusan murung?" tanyanya padaku, "itu karena surat yang dia kirim kemarin siang." kata Ren dengan menghela nafas. "Memangnya kenapa dengan itu? Sudahlah kita bisa telat!" Desak Ayame, "Ah, tunggu sebentar." tahanku. Aku mengeluarkan kotak bekal berjumlah 4 kotak, "Ini, kantin kita belum diperbaiki bukan? kalau begitu makan saja bekal ini." Kataku pada Ayame dkk, "itu semua bekal yang kubuat untuk kalian, makanlah." kataku sambil bersiap-siap untuk sekolah, "Hei, mana untukku?" tanya Ren. Aku menatap Ren, "Mengapa aku harus membuatkan bekal untukmu?" kataku, "Hei, bukankah kau berjanji akan memasakkan apa yang aku suka?" jawab Ren dengan nada marah, "Ya, tapi itu bukan berarti aku membuatkanmu bekal bukan?" kataku. "Sialan!" Ejek Ren, "Yah sudahlah, memangnya kau mau apa?" tanyaku, Ren langsung tersenyum licik padaku, sepertinya permintaannya buruk. "Yang mudah saja, aku inggin kastanye." kata Ren dengan riang,
BLETAK!!!! "Hei!!! Tahu diri dong!!! Salah musim ini!!!!!" Bentakku sambil memukul Ren, "Hei,, suahlah. Kita mau telat nih." kata Ayame yang sudah berada di depan asrama.
Sesampainya di sekolah, sepertinya Yubisaki-sensei sedang sibuk jadi pelajaran hari ini adalah belajar sendiri. "Sepertinya Yubisaki-sensei sdang rapat dengan kepala sekolah." kata Fuyu, "Yah, mungkin tentang LORE itu." kataku dengan cuek, "Hei, mengapa kita tidak boleh memberi tahu orang awam tentang pohon itu?" Tanya Ayame, Ren menutup bukunya yang sedang ia baca. "Karena yang mengincar YGGDRASIL itu bukan hanya LORE, tetapi Youkai juga bisa mengincar YGGDRASIL." Kata Ren, "Apa? Mengapa?" tanya Minata dengan kaget, "Karena YGGDRASIL itu dapat membawa keabadian dan kekuatan yang dapat menggerakkan dunia. Mungkin ini agak kejam tetapi saat ini kita masih belum tahu siapa musuh kita yang sebenarnya, meski kita diandalkan oleh kepala sekolah tetapi kepala sekolah pun mencurigai kita semua." Kataku dengan serius, "Sepertinya itu sedikit kejam. Kata Ayame, "Yah, sebelum kita mengetahui musuh kita sebenarnya kita tak bisa sepenuhnya percaya terhadap youkai, termasuk kalian." Kata Ren, suasana di sekitar itu menjadi berat sampai bel istirahat berbunyi. Ayame dkk mengeluarkan bekalnya, "Wah, ini hebat!" kata Fuyu dengan gembira, "Terima kasih." kataku, "Ng,,, kamu tidak memakan bekalmu?" tanya Minata padaku yang sedang mau keluar dari kelas, aku tertawa, "Tidak, aku tak sempat membuat bekalku pagi tadi." kataku, "Kau mau kemana?" tanya Ayame, "Keluar sebentar." kataku sambil melangkah keluar kelas. "Keluar kemana dia?" tanya Fuyu yang berada di dalam kelas, "Entahlah." jawab Yoshida, "Yah,, kalau menurutku sih dia sedang pergi ke YGGDRASIL." kata Ren. Aku berjalan ke arah pohon YGGDRASIL tersebut, "Meski ini kenyataan tetapi aku masih agak sulit menerimanya." kataku dalam hati, "Wah,, sedang apa kau di sini Rikimaru-kun?" Aku menoleh ke belakang, "Ah, Hinata-san." kataku yang sedikit terkejut. Aku baru ingat kalau ruanggan dewan murid dekat dengan YGGDRASIL, "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hinata, "Ah,, bukan,, itu,, aku cuma... menatap pohon..." kataku dengan gugup, Hinata tersenyum dan berjalan menuju pohon tersebut lalu meletakkan tanggannya di pohon itu. "Menatap pohon ini? Haha, kau aneh." katanya dengan tertawa, aku pun ikut tertawa, "Tetapi, jika pohon ini bukanlah YGGDRASIL Rikimaru-kun." kata Hinata dengan nada yang aneh. Mendengar itu aku sangat terkejut dan menjauhinya lalu menarik pedangku, "Mengapa? mengapa kau mengetahui hal itu?" bentakku kepada Hinata yang tersenyum, "Itu karena kami berdua adalah penjaga pohon ini yang ditugaskan oleh kepala sekolah." Kata Miruku yang tiba-tiba muncul di belakangku. Ayame dan Ren mendatangiku, "Hei,, apa yang terjadi di sini?" tanyanya, "Cuma kesalah-pahaman." Kata Hinata. Saat itu Hinata menjelaskan semuanya kepada Ren dan Ayame, "Jadi begitu, sebelum kita mereka berdua sudah dijadikan penjaga ya?" kata Ayame dalam perjalanan menuju kelas, "kalau begitu wajar saja dia dapat menjadi ketua murid dalam usia yang sama dengan kita." sambung Ren, "Tidak, dia dapat menjadi ketua murid karena kemampuannya memang hebat. Baik dalam pelajaran, atau olahraga, dida itu adalah ketua murid yang terbaik." Sela Ayame yang tidak setuju dengan perkataan Ren, "Kalau begitu berbeda sekali denganmu." kataku dengan nada kecil, tetapi sayangnya Ayame mendengarnya.
"K-A-U~ coba katakan sekali lagi!!!!!" kata Ayame dengan marah dan melempar bola api yang berukuran sangat besar kehadapanku. Aku mengangkat tangganku untuk menahannya tetapi saat bola api tersebut berada dekat denganku aku mendengar suara cewek, "Teknik ninja keluarga Shiruya, Dinding air penelan api." tiba-tiba ada sebuah dinding air yang menahan api rubah tersebut mengenaiku, kami semua kaget akibat peristiwa itu. Karena suara itu berasal dari atas pohon aku menengok ke atas, saat itu juga ada seseorang yang melompat turun. Orang tersebut berambut hitam dan bermata hitam, dia mengikat rambutnya yang kira-kira sepanjang bahu ke atas dengan pita sehingga rambut depannya membentuk poni. "Suit~ ternyata dia dapat ke sini dalam waktu kurang dari satu hari." Kata Ren yang sambil bersiul, Orang tersebut berdiri di hadapanku dan mengacungkan pedang ke hadapan Ayame, "Apa kau tidak apa-apa tuan muda?" Tanya orang itu padaku, Ayame nampak terkejut karena hal ini, "Turunkanlah pedangmu Yue, aku tidak apa-apa." kataku sambil mengehela nafas. "Jadi coba kau jelaskan kejadian kali ini." Kata Saki, sebelum aku mau mulai bicara Yue sudah meyerobot perkataanku, "Namaku adalah Yue, aku adalah Youkai dari keluarga Kaga dan keluarga Shiruya, lalu aku adalah pelayan dari tuan muda Kaguya-sama." Katanya dengan cepat, Situasi menjadi hening sejenak. Saki sepertinya tidak memperdulikannya, dia bahkan memberikan kamar untuk Yue, "Hei tuan muda, sebenarnya mengapa kau memanggilku?" tanyanya, "Ah, soal itu sudah selesai Yue." kata Ren, Yue melirik ke arah Ren, "Maaf, aku belum memberi salam padamu Mikaido-sama" Kata Yue pada Ren sambil membungkuk. "Hei, sudahlah. Tidak usah terlalu formal begitu." kata Ren, "Hei, memangnya kenapa kalau dia datang?" tanya Ayame padaku, "Kalau dia datang maka sudah menjadi kewajibanku untuk mengurusinya sebagai pelayanku." kataku dengan nada kecil, "Memangnya itu repot?" tanya Minata, "Sangat." kataku dengan murung. "Tuan muda? apa ada sesuatu?" tanya Yue, aku berbalik, "Ah, tidak, tidak ada apa-apa. Hei, bukankah aku sudah pernah bilang kalau jangan panggil aku tuan muda?" kataku pada Yue, Yue menjadi gugup, "Ah, tetapi itu, terlalu,,,,,," kata Yue dengan terputus-putus, "Hmm?" kataku dengan senyum, "Baiklah, Rikimaru-sama." kata Yue dengan malu-malu, "itu lebih baik." kataku gembira, Tiba-tiba Ayame tertawa, "hahaha, Tuan muda? memangnya kau itu pangeran dari mana?" ejeknya, Yue langsung bangkit dari tempat duduknya, "Rikimaru-sama, siapa anjing kampung ini?" tanya Yue. Mendengar itu Ayame marah, "Anjing kampung katamu? Aku ini adalah Rubah ekor sembilan!" bentak Ayame, Aku tertawa kecil, "Semua penghuni asrama ini adalah partnerku Yue." kataku. "Apa!?" kata Yue terkejut, "Tidak Rikimaru-sama, kalau yang lain aku bisa mengakuinya, tetapi tidak dengan si rubah yang lemah ini!" Kata Yue yang tidak setuju, "Aku akan membuatmu sengsara jika kau mendekati Rikimaru-sama!" kata Yueambil menunjuk Ayame, "Hei sepertinya ini akan menjadi masalah yang besar." Bisik Ren, "Kau benar." kataku sambil menghela nafas.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
BLETAK!!!! "Hei!!! Tahu diri dong!!! Salah musim ini!!!!!" Bentakku sambil memukul Ren, "Hei,, suahlah. Kita mau telat nih." kata Ayame yang sudah berada di depan asrama.
Sesampainya di sekolah, sepertinya Yubisaki-sensei sedang sibuk jadi pelajaran hari ini adalah belajar sendiri. "Sepertinya Yubisaki-sensei sdang rapat dengan kepala sekolah." kata Fuyu, "Yah, mungkin tentang LORE itu." kataku dengan cuek, "Hei, mengapa kita tidak boleh memberi tahu orang awam tentang pohon itu?" Tanya Ayame, Ren menutup bukunya yang sedang ia baca. "Karena yang mengincar YGGDRASIL itu bukan hanya LORE, tetapi Youkai juga bisa mengincar YGGDRASIL." Kata Ren, "Apa? Mengapa?" tanya Minata dengan kaget, "Karena YGGDRASIL itu dapat membawa keabadian dan kekuatan yang dapat menggerakkan dunia. Mungkin ini agak kejam tetapi saat ini kita masih belum tahu siapa musuh kita yang sebenarnya, meski kita diandalkan oleh kepala sekolah tetapi kepala sekolah pun mencurigai kita semua." Kataku dengan serius, "Sepertinya itu sedikit kejam. Kata Ayame, "Yah, sebelum kita mengetahui musuh kita sebenarnya kita tak bisa sepenuhnya percaya terhadap youkai, termasuk kalian." Kata Ren, suasana di sekitar itu menjadi berat sampai bel istirahat berbunyi. Ayame dkk mengeluarkan bekalnya, "Wah, ini hebat!" kata Fuyu dengan gembira, "Terima kasih." kataku, "Ng,,, kamu tidak memakan bekalmu?" tanya Minata padaku yang sedang mau keluar dari kelas, aku tertawa, "Tidak, aku tak sempat membuat bekalku pagi tadi." kataku, "Kau mau kemana?" tanya Ayame, "Keluar sebentar." kataku sambil melangkah keluar kelas. "Keluar kemana dia?" tanya Fuyu yang berada di dalam kelas, "Entahlah." jawab Yoshida, "Yah,, kalau menurutku sih dia sedang pergi ke YGGDRASIL." kata Ren. Aku berjalan ke arah pohon YGGDRASIL tersebut, "Meski ini kenyataan tetapi aku masih agak sulit menerimanya." kataku dalam hati, "Wah,, sedang apa kau di sini Rikimaru-kun?" Aku menoleh ke belakang, "Ah, Hinata-san." kataku yang sedikit terkejut. Aku baru ingat kalau ruanggan dewan murid dekat dengan YGGDRASIL, "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Hinata, "Ah,, bukan,, itu,, aku cuma... menatap pohon..." kataku dengan gugup, Hinata tersenyum dan berjalan menuju pohon tersebut lalu meletakkan tanggannya di pohon itu. "Menatap pohon ini? Haha, kau aneh." katanya dengan tertawa, aku pun ikut tertawa, "Tetapi, jika pohon ini bukanlah YGGDRASIL Rikimaru-kun." kata Hinata dengan nada yang aneh. Mendengar itu aku sangat terkejut dan menjauhinya lalu menarik pedangku, "Mengapa? mengapa kau mengetahui hal itu?" bentakku kepada Hinata yang tersenyum, "Itu karena kami berdua adalah penjaga pohon ini yang ditugaskan oleh kepala sekolah." Kata Miruku yang tiba-tiba muncul di belakangku. Ayame dan Ren mendatangiku, "Hei,, apa yang terjadi di sini?" tanyanya, "Cuma kesalah-pahaman." Kata Hinata. Saat itu Hinata menjelaskan semuanya kepada Ren dan Ayame, "Jadi begitu, sebelum kita mereka berdua sudah dijadikan penjaga ya?" kata Ayame dalam perjalanan menuju kelas, "kalau begitu wajar saja dia dapat menjadi ketua murid dalam usia yang sama dengan kita." sambung Ren, "Tidak, dia dapat menjadi ketua murid karena kemampuannya memang hebat. Baik dalam pelajaran, atau olahraga, dida itu adalah ketua murid yang terbaik." Sela Ayame yang tidak setuju dengan perkataan Ren, "Kalau begitu berbeda sekali denganmu." kataku dengan nada kecil, tetapi sayangnya Ayame mendengarnya.
"K-A-U~ coba katakan sekali lagi!!!!!" kata Ayame dengan marah dan melempar bola api yang berukuran sangat besar kehadapanku. Aku mengangkat tangganku untuk menahannya tetapi saat bola api tersebut berada dekat denganku aku mendengar suara cewek, "Teknik ninja keluarga Shiruya, Dinding air penelan api." tiba-tiba ada sebuah dinding air yang menahan api rubah tersebut mengenaiku, kami semua kaget akibat peristiwa itu. Karena suara itu berasal dari atas pohon aku menengok ke atas, saat itu juga ada seseorang yang melompat turun. Orang tersebut berambut hitam dan bermata hitam, dia mengikat rambutnya yang kira-kira sepanjang bahu ke atas dengan pita sehingga rambut depannya membentuk poni. "Suit~ ternyata dia dapat ke sini dalam waktu kurang dari satu hari." Kata Ren yang sambil bersiul, Orang tersebut berdiri di hadapanku dan mengacungkan pedang ke hadapan Ayame, "Apa kau tidak apa-apa tuan muda?" Tanya orang itu padaku, Ayame nampak terkejut karena hal ini, "Turunkanlah pedangmu Yue, aku tidak apa-apa." kataku sambil mengehela nafas. "Jadi coba kau jelaskan kejadian kali ini." Kata Saki, sebelum aku mau mulai bicara Yue sudah meyerobot perkataanku, "Namaku adalah Yue, aku adalah Youkai dari keluarga Kaga dan keluarga Shiruya, lalu aku adalah pelayan dari tuan muda Kaguya-sama." Katanya dengan cepat, Situasi menjadi hening sejenak. Saki sepertinya tidak memperdulikannya, dia bahkan memberikan kamar untuk Yue, "Hei tuan muda, sebenarnya mengapa kau memanggilku?" tanyanya, "Ah, soal itu sudah selesai Yue." kata Ren, Yue melirik ke arah Ren, "Maaf, aku belum memberi salam padamu Mikaido-sama" Kata Yue pada Ren sambil membungkuk. "Hei, sudahlah. Tidak usah terlalu formal begitu." kata Ren, "Hei, memangnya kenapa kalau dia datang?" tanya Ayame padaku, "Kalau dia datang maka sudah menjadi kewajibanku untuk mengurusinya sebagai pelayanku." kataku dengan nada kecil, "Memangnya itu repot?" tanya Minata, "Sangat." kataku dengan murung. "Tuan muda? apa ada sesuatu?" tanya Yue, aku berbalik, "Ah, tidak, tidak ada apa-apa. Hei, bukankah aku sudah pernah bilang kalau jangan panggil aku tuan muda?" kataku pada Yue, Yue menjadi gugup, "Ah, tetapi itu, terlalu,,,,,," kata Yue dengan terputus-putus, "Hmm?" kataku dengan senyum, "Baiklah, Rikimaru-sama." kata Yue dengan malu-malu, "itu lebih baik." kataku gembira, Tiba-tiba Ayame tertawa, "hahaha, Tuan muda? memangnya kau itu pangeran dari mana?" ejeknya, Yue langsung bangkit dari tempat duduknya, "Rikimaru-sama, siapa anjing kampung ini?" tanya Yue. Mendengar itu Ayame marah, "Anjing kampung katamu? Aku ini adalah Rubah ekor sembilan!" bentak Ayame, Aku tertawa kecil, "Semua penghuni asrama ini adalah partnerku Yue." kataku. "Apa!?" kata Yue terkejut, "Tidak Rikimaru-sama, kalau yang lain aku bisa mengakuinya, tetapi tidak dengan si rubah yang lemah ini!" Kata Yue yang tidak setuju, "Aku akan membuatmu sengsara jika kau mendekati Rikimaru-sama!" kata Yueambil menunjuk Ayame, "Hei sepertinya ini akan menjadi masalah yang besar." Bisik Ren, "Kau benar." kataku sambil menghela nafas.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
Tidak ada komentar:
Posting Komentar