"Ayo cepat Kaguya!sebentar lagi kita sampai." Kata Yubisaki-sensei yang berada jauh di depan, "Apa kau baik-baik saja Rikimaru-sama?" Tanya Yue padaku, "Ya, aku baik-baik saja tapi,,,, ini cuma wisata sekolah kan? Mengapa kita harus mendaki gunung ini?" Tanyaku yang kecapekan. "Yah, apa boleh buat? Tempatnya ada di belakang gunung ini, jadi kita harus mendakinya." Kata Minata yang berjalan di depanku,"Tetapi tampaknya Yubisaki-sensei senang sekali." kata Ren yang terengah-engah, "Ya,,, itu karena Yubisaki-sensei paling suka berjalan-jalan jadi, wajr saja kalau dia senang." Kata Yoshida, "Sudahlah, di dekat tempat itu ada sebuah kota kecil. Dan di sana ada penginapan milik kenalanku." kata Ayame. Hari ini kami akan pergi wisata sekolah di sebuah tempat di dekat kota kecil yang bernama Tora. Kabarnya di sana banyak terdapat harimau karena itu diberi nama Tora. Yah, tetapi untuk mencapai kota tersebut harus mendaki gunung yang lumayan tinggi, ini sangat melelahkan. "Hei, kita sudah dekat." Kata Fuyu yang berada di puncak, aku dan Ren pun berjalan ke arah puncak dan merasa takjub karena pemandangan alamnya yang sangat indah. Aku melihat adanya sebuah kota tetapi bagiku lebih cocok disebut desa, ukurannya sangat luas dan di arah utara dari kota tersebut ada sebuah bangunan yang tampak aneh karena tertutup oleh hutan. "Ayo kita turun!" Ajak Ayame yang sudah menuruni gunung itu, Yue pun ikut menuruni bukit tersebut dan berjalan di samping Ayame seperti membicarakan sesuatu.
Kami menuruni bukit tersebut dan berhenti di sebuah penginapan yang diceritakan oleh Ayame, "penginapan Oni (Setan)" kataku dengan terkejut. "Hahaha, jangan itu cuma namanya saja. Jangan merasa takut, awalnya ini mau diberi nama Yoni tetapi karena huruf Y ketinggalan jadi begini." kata Ayame sambil tertawa, aku menghela nafas, "Begitukah? Fyuh, kukira pemiliknya adalah setan." kataku dan masuk ke dalam penginapan tersebut, setelah semua masuk ke dalam pintu pun ditutup oleh Ayame. "Hei, apa ini cuma perasaanku saja? Aku sepertinya merasakan hawa Youkai yang pekat di sini." kataku yang mulai berkeringat dingin pada Ren, "Tidak! Kau tidak salah, semua penghuni kota ini adalah Youkai." kata Ayame dengan tenang. Mendengar itu aku langsung mau lari keluar tetapi Yubisaki-sensei menahanku, "Lepaskan aku sensei! Aku bisa dibunuh!" teriakku yang meronta-ronta, "Tidak akan ada yang membunuhmu di sini!" kata Yubisaki-sensei yang berusaha menahanku, "Tetapi mereka akan memakanku!" jeritku lagi. Tiba-tiba ada seorang nenek-nenek yang keluar dari dalam ruangan, "Wah-wah sudah lama sekali ya Ayame-san." kata Nenek tersebut, Ayame membungkuk dan mengucapkan salam, "selamat pagi Nana-san,maaf kalau sudah menggangu di hari yang sepagi ini." Nenek tersebut menggeleng,"Tidak apa, pada awalnya ini memang sudah dipilih sebagi penginapan sekolah kok." Kata nenek tersebut dengan ramah, " karena sepertinya pemilik penginapan itu tidak berbahaya maka aku menjadi tenang. "Ng? wah-wah ini tidak biasanya kau membawa seorang pendeta ke sini ya Ayame-san." kata nenek itu sambil berdidi di depan Ren, Ren terkejut, "Mengapa anda bisa mengetahui kalau aku pendeta? tanya Ren yang bingung, nenek itu pun tersebut tersenyum,"Itu karena aku mencium bau angin yang menyegarkan khas pendeta." kata nenek tersebut, "Bau? kalau begitu, anda adalah,,,," kata Ren, "Aku adalah elf, aku berasal dari sebuah daerah yang bernama Gardia." kata nenek tersebut kepda Ren. "Tempat khusus elf!" selaku, dan nenek itu mengengguk,"Namaku adalah Nanaru tetapi aku lebih sering dipanggil dengan nama Nana, eh!" kata nenek tersebut berheti ketika menatapku, dia menatap mataku dengan tatapan yang aneh, "Kau, demon hunter?" kata nenek tersebut padaku dengan nada yang seperti menyembunyikan sesuatu, aku mengangguk, nenek tersebut tersus menatapku seakan-akan aku adalah sesuatu yang membawa keburukan, "Kamarmu ada di lantai 2 di tempat yang paling pinggir." kata nenek tersebut sambil berbalik dan kembali ke kamarnya. Aku merasa aneh tentang tatapannya tadi itu.
Kami semua berkumpul di sebuah ruangan yang luas,"Jadi sekarang kita bahas tentang ujian besok." kata Yubisaki-sensei dengan serius, Ren langsung menatap Yubisaki-sensei, "Ujian? Bukankah kita kesini untuk wisata?" Yubisaki-sensei melepas kacamatanya, "Yah, wisata sekaligus ujian." kata Yubisaki-sensei yang menghancurkan keinginan Ren untuk bersantai. "Lalu ujian ini adalah ujian bertahan hidup, jadi besok kita akan ke dalam hutan tersebut dan kalian akan memulainya tanpa aku." kata Yubisaki-sensei,"Ujian bertahan hidup? Dimana? Apa di dalam Hutan tersebut?" tanyaku, "Kau akan mengetahuinya besok." Karena sudah malam aku pun ingin tidur, tetapi karena aku merasakan ada sesorang yang mengawasiku aku lebih baik waspada. Aku berjalan ke kamarku dan ternyata semua orang berada di sana kecuali Yubisaki-sensei, "Ayo kita pesta!" kata Fuyu yang ceria, " pesta?" tanyaku, "Kita sedang wisata sekolah, wisata tak cocok tanpa pesta." kata Fuyu, "Tetapi meskipun makanannya sudah ada kita kekurangan minuman." kata Minata sambil menyiapkan makanan yang banyak, "Dari mana kalian mendapatkan makanan ini?" tanyaku dengan heran,"Yue memasakan ini untuk kita." kata Ayame sambil menunjuk Yue yang berada di dapur, "Kupikir Rikimaru-sama mau makan malam tetapi tampaknya aku membuatnya terlalu banyak, jadi kuberikan pada mereka dan mereka langsung membuat pesta." kata Yue,"Tetapi apa yang membuatmu bisa memasak dengan porsi sebanyak ini?" tanyaku pada Yue, muka Yue pun memerah, "Yah, sudahlah. Mumpung Yubisaki sudah tidur." kataku yang ikut, "Soal minuman jangan khawatir, aku sudah menyiapkannya." kata Ren sambil menuangkan minuman ke dalam gelas. Semua orang langsung meminumnya, "Hmm??? Aku tambah!" kata Ayame yang bertingkah aneh sambil menuangkan lagi minuman itu ke dalam gelasnya, dan tiba-tiba semua orang bertingkah aneh. Melihat wajah mereka semua yang memerah aku menjadi penasaran, aku pun meneguk minuman tersebut dan terkejut. "Ah~ malam yang menyegarkan." kata Ren di beranda, PLETAK!!!!! "Apa-apan ini? Mengapa kau memberikan mereka sake hah?" teriakku pada Ren, "Yah, karena sepertinya minum sake di wisata sekolah akan menyenangkan. Lagipula, kau tidak akan mabuk karena sake kan?" kata Ren dengan tertawa,"Dasar pendeta sesat, yah aku yang sudah terbiasa minum sake tidak mabuk tetapi mereka itu mabuk!" kataku dengan sedikit tenang sambil menunjuk Ayame dkk, "Tetapi Rikimaru-sama tidak seharusnya minum sake terlalu banyak karena itu buruk untuk tubuh." kata Yue yang tidak meminum sake tersebut, "Yah, aku tahu. Aku tidak sering meminum ini, karena ini adalah kenangan buruk." kataku sambil menaruh gelas tersebut di beranda, "Buruk? bukankah itu kenangan yang lucu?" kata Ren sambil tertawa. "Lucu katamu? Saat itu kau yang menukar minumanku dengan sake sehingga aku menjadi mabuk dan mengacau di sekolahan kan?" kataku dengan marah kepada Ren."Sudahlah, nanti kita telat bangun." kataku sambil pergi untuk tidur, tetapi sebenarnya aku pergi karena aku merasa diawasi. Pada waktu pagi Ayame dkk mengalami gejala yang sama yaitu sakit kepala, "Kepalaku sakit!" jerit Ayame sambil memegang kepalanya, "Hei, ayo berangkat!" ajak Yubisaki-sensei yang sudah siap di depan pintu penginapan. Kami berjalan ke arah hutan, aku tak ada merasa hawa-hawa orang yang mengawasiku tadi malam tetapi mungkin saja dia menghilangkan hawa keberadannya. "Hei, berapa lama lagi kita akan berjalan? kepalaku masih terasa pusing entah kenapa!" jerit Ayame, "Sudah dekat, ini dia dia tempatnya!" kata Yubisaki-sensei sambil menunjuk sebuah piramid. "Mengapa ada piramid di sini? Ini masih di Jepang kan?" kataku kepada Yubisaki-sensei dengan terkejut. " Yubisaki-sensei berbalik ke arahku, "Ini adalah fasilitas sekolah, bagaimanapun di dalam adalah tempat yang sangat berbahaya. Kalian harus keluar dari piramid tersebut dalam waktu kurang dari 2 hari. Selamat berjuang." Kata Yubisaki -sensei.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
Kami menuruni bukit tersebut dan berhenti di sebuah penginapan yang diceritakan oleh Ayame, "penginapan Oni (Setan)" kataku dengan terkejut. "Hahaha, jangan itu cuma namanya saja. Jangan merasa takut, awalnya ini mau diberi nama Yoni tetapi karena huruf Y ketinggalan jadi begini." kata Ayame sambil tertawa, aku menghela nafas, "Begitukah? Fyuh, kukira pemiliknya adalah setan." kataku dan masuk ke dalam penginapan tersebut, setelah semua masuk ke dalam pintu pun ditutup oleh Ayame. "Hei, apa ini cuma perasaanku saja? Aku sepertinya merasakan hawa Youkai yang pekat di sini." kataku yang mulai berkeringat dingin pada Ren, "Tidak! Kau tidak salah, semua penghuni kota ini adalah Youkai." kata Ayame dengan tenang. Mendengar itu aku langsung mau lari keluar tetapi Yubisaki-sensei menahanku, "Lepaskan aku sensei! Aku bisa dibunuh!" teriakku yang meronta-ronta, "Tidak akan ada yang membunuhmu di sini!" kata Yubisaki-sensei yang berusaha menahanku, "Tetapi mereka akan memakanku!" jeritku lagi. Tiba-tiba ada seorang nenek-nenek yang keluar dari dalam ruangan, "Wah-wah sudah lama sekali ya Ayame-san." kata Nenek tersebut, Ayame membungkuk dan mengucapkan salam, "selamat pagi Nana-san,maaf kalau sudah menggangu di hari yang sepagi ini." Nenek tersebut menggeleng,"Tidak apa, pada awalnya ini memang sudah dipilih sebagi penginapan sekolah kok." Kata nenek tersebut dengan ramah, " karena sepertinya pemilik penginapan itu tidak berbahaya maka aku menjadi tenang. "Ng? wah-wah ini tidak biasanya kau membawa seorang pendeta ke sini ya Ayame-san." kata nenek itu sambil berdidi di depan Ren, Ren terkejut, "Mengapa anda bisa mengetahui kalau aku pendeta? tanya Ren yang bingung, nenek itu pun tersebut tersenyum,"Itu karena aku mencium bau angin yang menyegarkan khas pendeta." kata nenek tersebut, "Bau? kalau begitu, anda adalah,,,," kata Ren, "Aku adalah elf, aku berasal dari sebuah daerah yang bernama Gardia." kata nenek tersebut kepda Ren. "Tempat khusus elf!" selaku, dan nenek itu mengengguk,"Namaku adalah Nanaru tetapi aku lebih sering dipanggil dengan nama Nana, eh!" kata nenek tersebut berheti ketika menatapku, dia menatap mataku dengan tatapan yang aneh, "Kau, demon hunter?" kata nenek tersebut padaku dengan nada yang seperti menyembunyikan sesuatu, aku mengangguk, nenek tersebut tersus menatapku seakan-akan aku adalah sesuatu yang membawa keburukan, "Kamarmu ada di lantai 2 di tempat yang paling pinggir." kata nenek tersebut sambil berbalik dan kembali ke kamarnya. Aku merasa aneh tentang tatapannya tadi itu.
Kami semua berkumpul di sebuah ruangan yang luas,"Jadi sekarang kita bahas tentang ujian besok." kata Yubisaki-sensei dengan serius, Ren langsung menatap Yubisaki-sensei, "Ujian? Bukankah kita kesini untuk wisata?" Yubisaki-sensei melepas kacamatanya, "Yah, wisata sekaligus ujian." kata Yubisaki-sensei yang menghancurkan keinginan Ren untuk bersantai. "Lalu ujian ini adalah ujian bertahan hidup, jadi besok kita akan ke dalam hutan tersebut dan kalian akan memulainya tanpa aku." kata Yubisaki-sensei,"Ujian bertahan hidup? Dimana? Apa di dalam Hutan tersebut?" tanyaku, "Kau akan mengetahuinya besok." Karena sudah malam aku pun ingin tidur, tetapi karena aku merasakan ada sesorang yang mengawasiku aku lebih baik waspada. Aku berjalan ke kamarku dan ternyata semua orang berada di sana kecuali Yubisaki-sensei, "Ayo kita pesta!" kata Fuyu yang ceria, " pesta?" tanyaku, "Kita sedang wisata sekolah, wisata tak cocok tanpa pesta." kata Fuyu, "Tetapi meskipun makanannya sudah ada kita kekurangan minuman." kata Minata sambil menyiapkan makanan yang banyak, "Dari mana kalian mendapatkan makanan ini?" tanyaku dengan heran,"Yue memasakan ini untuk kita." kata Ayame sambil menunjuk Yue yang berada di dapur, "Kupikir Rikimaru-sama mau makan malam tetapi tampaknya aku membuatnya terlalu banyak, jadi kuberikan pada mereka dan mereka langsung membuat pesta." kata Yue,"Tetapi apa yang membuatmu bisa memasak dengan porsi sebanyak ini?" tanyaku pada Yue, muka Yue pun memerah, "Yah, sudahlah. Mumpung Yubisaki sudah tidur." kataku yang ikut, "Soal minuman jangan khawatir, aku sudah menyiapkannya." kata Ren sambil menuangkan minuman ke dalam gelas. Semua orang langsung meminumnya, "Hmm??? Aku tambah!" kata Ayame yang bertingkah aneh sambil menuangkan lagi minuman itu ke dalam gelasnya, dan tiba-tiba semua orang bertingkah aneh. Melihat wajah mereka semua yang memerah aku menjadi penasaran, aku pun meneguk minuman tersebut dan terkejut. "Ah~ malam yang menyegarkan." kata Ren di beranda, PLETAK!!!!! "Apa-apan ini? Mengapa kau memberikan mereka sake hah?" teriakku pada Ren, "Yah, karena sepertinya minum sake di wisata sekolah akan menyenangkan. Lagipula, kau tidak akan mabuk karena sake kan?" kata Ren dengan tertawa,"Dasar pendeta sesat, yah aku yang sudah terbiasa minum sake tidak mabuk tetapi mereka itu mabuk!" kataku dengan sedikit tenang sambil menunjuk Ayame dkk, "Tetapi Rikimaru-sama tidak seharusnya minum sake terlalu banyak karena itu buruk untuk tubuh." kata Yue yang tidak meminum sake tersebut, "Yah, aku tahu. Aku tidak sering meminum ini, karena ini adalah kenangan buruk." kataku sambil menaruh gelas tersebut di beranda, "Buruk? bukankah itu kenangan yang lucu?" kata Ren sambil tertawa. "Lucu katamu? Saat itu kau yang menukar minumanku dengan sake sehingga aku menjadi mabuk dan mengacau di sekolahan kan?" kataku dengan marah kepada Ren."Sudahlah, nanti kita telat bangun." kataku sambil pergi untuk tidur, tetapi sebenarnya aku pergi karena aku merasa diawasi. Pada waktu pagi Ayame dkk mengalami gejala yang sama yaitu sakit kepala, "Kepalaku sakit!" jerit Ayame sambil memegang kepalanya, "Hei, ayo berangkat!" ajak Yubisaki-sensei yang sudah siap di depan pintu penginapan. Kami berjalan ke arah hutan, aku tak ada merasa hawa-hawa orang yang mengawasiku tadi malam tetapi mungkin saja dia menghilangkan hawa keberadannya. "Hei, berapa lama lagi kita akan berjalan? kepalaku masih terasa pusing entah kenapa!" jerit Ayame, "Sudah dekat, ini dia dia tempatnya!" kata Yubisaki-sensei sambil menunjuk sebuah piramid. "Mengapa ada piramid di sini? Ini masih di Jepang kan?" kataku kepada Yubisaki-sensei dengan terkejut. " Yubisaki-sensei berbalik ke arahku, "Ini adalah fasilitas sekolah, bagaimanapun di dalam adalah tempat yang sangat berbahaya. Kalian harus keluar dari piramid tersebut dalam waktu kurang dari 2 hari. Selamat berjuang." Kata Yubisaki -sensei.
_____________________________________________________________________
by : Yahya De Courtville
Tidak ada komentar:
Posting Komentar