Halaman

TRANSLATE

Sabtu, 10 April 2010

Ninja's Demon Hunter(?) In Kuro Gakuen chp 37. Valcyria

"LORE hanya bisa dikalahkan oleh LORE"

Berisik...................
........

"Ketika kau bertemu dengan LORE ada dua pilihan, mati atau hidup."

Aku sudah tahu itu, makanya diam.............

"Tidak ada jalan lain untuk mengalahkan LORE kecuali dengan LORE...."

"Aku akan menunggu saat-saat kau menjadi Valcyria."

Hentikan, sudah cukup.............

"Apa boleh buat, selama kau belum menjadi Valcyria, aku akan melindungimu...."

Hentikan.......

"Ketika kau menjadi Valcyria, kita akan bertarung bersama, karena itu jangan pergi tanpa sepengetahuanku!"

Jangan, aku tidak ingin mengingat ini................

"Maaf, sepertinya aku gagal. Karena itu berjanjilah,,,,,"

Hentikan.....!

"Hiduplah ......................................"

"CUKUP!! HENTIKAN!!!!!!!!!!" Aku terbangun dari tidurku dengan berteriak nyaring, sampai Ayame dkk melihatku dengan heran dan kaget. "Hei, ada apa denganmu? Aku cuma ingin membangunkanmu......" Kata Ayame dengan muka khawatir. Begitu, jadi tadi hanya mimpi? Sudah tiga tahun semenjak kejadian itu, tetapi aku masih mengingatnya dengan jelas. Aku melihat wajah Ayame dkk yang masih terlihat khawatir, "Tidak apa-apa, cuma mimpi buruk..." kataku dengan tersenyum.

Melihat hari ini yang tenang, kejadian kemarin seperti mimpi saja. Nenek yang tiba-tiba datang dan ingin membawaku pulang secara paksa, yah terima kasih karena itu kakak sekarang pergi, meski kami berhasil membuat nenek menyerah, tetapi sebagai balasannya kami harus membereskan kerusakan yang kami buat semalam dari tadi pagi. Yang benar saja? Kerusakan yang tadi malam itu hampir semuanya perbuatan nenek, dan jumlahnya dapat dikatakan sangat banyak. Terlebih lagi ruangan kepala sekolah, ruangan kematian yang penuh dengan benda-benda berbahaya. Aku masih tidak percaya kalau kepalaku masih nyambung, karena tadi sewaktu mau memindahkan lemari, pajangan baju zirah yang memegang pedang langsung menebaskan pedangnya secara horizontal, dan akan mengenai leherku jika aku tidak menggunakan lemari itu sebagai pelindung. Kemudian saat masuk ke ruangan Yubisaki-sensei aku melihat pemandangan neraka, pengamanan super canggih, bahkan melebihi CIA. Lima unit senapan mesin di atas, sinar pendektesi inframerah yang dipasang di dinding, granat siap ledak dengan kawat tipis, Bom C4, ranjau darat, dll, untungnya yang masuk kesitu adalah Ren, tidak heran kalau terdengar suara ledakan didalam situ. Karena itu aku merasa capek sekali dan tertidur hari ini, kemudian, melihat mimpi yang paling ingin kulenyapkan.

"Rikimaru-kun? Apa ada masalah?" tanya Yubisaki-sensei yang sedang mengajar, "Tidak, tidak apa-apa...." kataku sambil menggeleng.

"Baiklah, mari kita lanjutkan pelajaran, Valcyria adalah....."

Aku terkejut mendengar kata-kata itu, dan pada saat itu bel pulang berbunyi, "Wah, apa boleh buat, lanjutannya lain kali saja..." kata sensei sambil keluar dari kelas. "Valcyria...... aku baru dengar tenang hal itu....." kata Hinata sambil membaca buku, "Yup, aku juga sama...." balas Ayame, "Hei Rikimaru, apa kau tahu tenang hal itu?" tanya Minata secara tiba-tiba. Aku sedikit terkejut dan segera mengalihkan pembicaraan, "Ah, bukankah nanti kita patroli? Kenapa kalian tidak kembali ke asrama saja duluan?" Kataku, "Benar juga...." kata Ayame.

Ayame dkk telah kembali ke asrama, aku yang tidak kembali berdiam diri di kelas dan berjalan mendekati jendela. Aku memejamkan mataku dan mengingat memori-memori masa laluku dengan jelas. Saat beberapa menit aku membuka mataku secara perlahan, "Kau tidak pergi? Ren?" Ren yang berdiam diri di balik pintu kelas diam sejenak. Ia memasuki kelas dan mendekatiku lalu duduk di atas meja disampingku.

"Kau masih mengingatnya ya? Tentang hal itu?"

Aku diam tak berbicara sedikit pun.

"Tapi aku menemukan sesuatu yang menarik. Valcyria, kenapa kau sepertinya ingin menghindari topik itu?" Tanya Ren, "Apa karena apa yang dikatakan Nagi-san kemarin malam?" sambungnya lagi. Aku berbalik dan berjalan ke arah pintu keluar, "Tak ada hubungannya denganmu...." kataku dengan dingin. Ren menatapku dari belakang, "Tetapi apa yang ia katakan memang benar, itu sudah ketetapan. Berhentilah berpikiran bodoh jika kau masih ingin hidup, cepat atau lambat kau akan memerlukan itu....." Mendengar hal itu aku langsung memukul meja yang berada disampingku dengan keras dan berhenti berjalan, "Tak ada hubungannya...." kataku sambil keluar dari kelas. Ren tetap diam dan mendongkak melihat langit dari jendela, "Sadarlah Rikimaru,,,, kita yang sekarang sudah jauh terlibat didalam hal ini. Kalau kau masih ingin hidup, maka tetapkanlah pikiranmu itu..."

Hari pun sudah berganti menjadi malam, dan tampaknya Ayame dkk belum datang, yang ada hanya aku dan Ren. Aku berada di samping gedung sekolah untuk menjauh dari Ren dan menenangkan pikiranku sejenak. Aku bersandar pada tembok sekolah dan menghela nafas panjang.

"Berhentilah berpikiran bodoh jika kau masih ingin hidup, cepat atau lambat kau akan memerlukan itu"

Aku mengingat kata-kata Ren, aku sudah mengetahui hal itu, tetapi sekarang tidak ada gunanya........

Aku merasakan hawa Youkai dari arah gerbang depan, tampaknya Ayame dkk sudah datang. Aku pun berdiri dengan tegak dan ingin berjalan ke tempat YGGDRASIL, "Jadi kau ya?" Aku terkejut mendengar suara itu dan segera menarik pedangku dan menebaskannya ke belakang.

BLAARRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

"Suara apa itu!!!??"
"Ada musuh! Asalnya......"
"Dari arah samping gedung sekolah!!"

Ayame dkk berlari ke tempat dimana aku berada, dan sesampainya disana, mereka melihatku yang sedang bertarung dengan seorang lelaki bertubuh tinggi dan tegak seperti tentara. "LORE tanah, Lygith" kataku yang berhasil selamat dari serangan LORE tadi, meski aku selamat, tetapi tadi aku tidak merasakan apa-apa, dia seakan-akan menghapus hawa kehadirannya, LORE ini levelnya beda dengan yang kulawan sebelumnya. LORE tersebut berdiam diri kemudian maju beberapa langkah, "Heksa Lygith, LORE tanah nomor enam, sekaligus kepala pasukan enam atau Jinx." katanya dengan tegas, "Pasukan?" kataku dengan heran, "Ng? Belum tahu? Argentum membentuk enam pasukan penyerang, dan aku adalah ketua dari Jinx..." kata orang yang dipanggil Heksa itu. Aku berpikir sejenak, Argentum telah membuat basis penyerang, dan bahkan ada enam. Aku menatap Heksa dengan tatapan khawatir, "Kalau begitu, Rouya Karaki....." kataku menebak-nebak, "Rouya? Dia adalah ketua pasukan satu, Nightmare" balas Heksa. Dugaanku benar, "Hei, sebaiknya kau khawatirkan musuh yang ada di depanmu." Aku pun sadar dan melihat ke arah Heksa tetapi ia menghilang, "Rikimaru, atas!!!" Aku segera berguling ke arah depan dan berbalik ke belakang dengan posisi jongkok. Serangan Heksa meleset dan mengenai tanah dan tanah itu pun hancur, saat itu aku bermaksud menyerangnya selagi ada kesempatan, ketika aku mau melangkah Heksa mengatakan sesuatu, "Earth Neddle" Tanah-tanah pun terangkat ke atas dalam bentuk seperti jarum raksasa ke arahku. Aku segera menaruh tanganku di depan, "Wind Sheild...." Serangan tanah tadi pun tertahan oleh dinding angin yang kubuat, tetapi karena banyaknya jumlah serangan musuh membuatku kewalahan. Pada akhirnya aku dapat menahan semua serangan Heksa, dan dinding anginku pun pecah, tiba-tiba saja Heksa sudah berada di depanku dan memukul perutku dengan telak, sehingga aku terlempar menghantam pohon dengan keras. Melihat itu, Ren pun maju, "Earth Spear.." Heksa membuat tombak dari tanah, ini gawat, Ren tidak mempunyai senjata. Heksa menusukan tombaknya ke arah Ren, tetapi Ren dapat menghindar, Ren berhasil mendekati Heksa dan memberikannya pukulan angin sehingga Heksa terlempar. Ren pun masih terus menyerang, Heksa melempar tombaknya tetapi Ren menghindar, lalu menendang Heksa dengan tepat ke arah muka. Tanpa disangka muka Heksa hancur seperti boneka yang didalamnya tidak ada apa-apa, dan pada saat itu tombak yang dilempar oleh Heksa tadi mengeluarkan jarum-jarum tanah kecil ke arah Ren. Ren menahannya dengan perisai angin, dan saat itu juga tendangan Heksa menembus perisai angin milik Ren.

Aku dan Ren dikalahkan dengan mudahnya, sudah jelas level LORE yang ini sangat tinggi. "Cuma segini? Padahal kukira Guardian Of Yggdrasil lebih hebat lagi, membosankan." kata Heksa yang tidak terluka sedikit pun, "Yah, lebih baik aku ambil saja Yggdrasilnya...." katanya sambil menghadap Ayame dkk, dia hendak menyerang Ayame dkk. Saat itu aku memaksakan tubuhku untuk menghalanginya, "Teknik keluarga Shiruya, Earth Shell!" Aku membungkus Heksa dengan gumpalan tanah, dan mengubah bagian dalam tanah itu menjadi pasak-pasak yang akan menusuk Heksa. Tetapi seranganku dengan mudahnya dihancurkan olehnya.

"Kau bodoh, ingin melawan LORE tanpa LORE..." kata Heksa yang berhasil lolos.

Heksa berada dekat denganku dan tiba-tiba ada sebuah balok keras dari dalam tanah, memukulku dengan keras. "Payah..." Heksa melakukan itu berulang-ulang, "Rikimaru-sama!!!!" Yue berteriak dan meloncat ke arah Heksa, lalu menebaskan pedangnya. Serangan itu masuk tetapi tubuh Heksa yang diserang oleh Yue menjadi gembur seperti tanah, lalu tubuhnya yang gembur tersebut menjadi keras sehingga pedang Yue tertahan disitu. "Pengganggu..." Heksa memukul Yue dengan telak sehingga Yue kehilangan kesadarannya, "Benar-benar menyedihkan, kalau tahu seperti ini aku tidak perlu turun tangan." Heksa mengambil pedang Yue dan mengarahkannya padaku, "Pergilah dengan tenang, Guardian of Yggdrasil...." Kata Heksa sambil menusukkan pedang itu ke arahku, "Cukup sampai disitu...." Tiba-tiba saat pedangnya hampir mengenaiku ada sebuah gumpalan api yang menghalangi pedang itu. Aku segera melihat ke atas, dimana sumber suara tersebut berada, "Jangan seenaknya melukai muridku ya...." kata kepala sekolah sambil tersenyum. Heksa melihat ke atas, "Siapa kau?" tanya Heksa, "Aku kepala sekolah disini, salam kenal..." jawab kepala sekolah dengan tenang. Aku melihat adanya Yubisaki-sensei disampingnya, kenapa mereka ada disini?

Heksa melihat ke atas dimana kepala sekolah berdiri, "Jangan mengganggu, atau kau akan mati..." ancam Heksa. Kepala sekolah tertawa, ia menghebuskan asap rokok pipanya, "Wah, menakutkan...." Heksa terlihat kesal. Ia meloncat ke arah kepala sekolah dengan tombaknya, saat itu kepala sekolah menangkis serangan Heksa dengan pipa rokoknya. Heksa sedikit terkejut karena hal itu, "Jangan melakukan hal yang gegabah nak,,,, atau kau mau berakhir?" kata kepala sekolah. Heksa masih belum menyerah ia melemparkan tombak itu ke arah kepala sekolah, kepala sekolah memutarkan pipa rokoknya sehingga bara apinya jatuh. Bara api yang jatuh itu menjadi ledakan yang besar sehingga tombak Heksa tidak kena, kemudia kepala sekolah menghembuskan asapnya dan asap itu berubah seperti manusia berbadan asap. "Apa kau masih ingin melanjutkan?" Heksa terlihat tertekan, "Lebih baik kau hentikan...." Heksa terkejut dan memukul ke arah belakang. Pukulan itu mengenai muka Yubisaki-sensei, tetapi muka Yubisaki-sensei terlihat pecah dan, pecahan itu memakan tangan Heksa. Heksa terkejut dan melihat ke atas, "Ilusi...." kata Heksa sambil menatap Yubisaki-sensei yang berada disamping kepala sekolah, "Tetapi nyata sekali.... siapa sebenarnya kalian...."

Kepala sekolah dan Yubisaki menatap Heksa dengan tajam, "Motoko Shirayuki......" kata kepala sekolah, "Yubisaki Kiragi...." sambung sensei. "APA!!!??" Heksa terlihat terkejut, "Motoko Shirayuki, Hellsing Cat.... lalu Yubisaki Kiragi, Illusionist Seductress, anggota dari Angel Blood....." Kepala sekolah dan Yubisaki diam dan tidak berbicara. Angel Blood, salah satu grup demon Hunter yang terkuat, tetapi mereka bubar 7 tahun lalu, dan sekarang dua dari anggota mereka ada disini, apa maksudnya?? Gawat kesadaranku mulai hilang! "Mantan, bukan anggota....." Kata kepala sekolah, "Hmph, untuk kali ini aku undur diri, aku tidak beruntung. Tetapi lain kali, aku akan menghabisi orang yang kau tunjuk sebagai Guardian itu..." kata Heksa sambil mundur, dan pada saat itulah kesadaranku menghilang. Aku merasakan hawa dingin di dahiku, aku membuka mataku dan melihat Yoshida sedang mengkompresku. Aku bangun secara perlahan karena 2-3 tulang rusukku sepertinya patah, "Kau sudah bangun..." aku melihat ke arah pintu, kepala sekolah terlihat membawakan air di baskom. Aku melihat Yue yang sedang tidur di samping ranjangku, jadi ini adalah UKS.....

Yoshida menatapku dengan cemas, "Apa kau baik-baik saja?" Aku diam tak menjawab, "Aku kalah ya....." kataku dengan nada kecil, "Ya, kau kalah telak..." aku melihat ke arah kiri dan melihat Ren di sebelahku. "Atrus telah membentuk pasukan, sudah jelas pasukan itu kuat...." kata Yubisaki-sensei, "Lore hanya bisa dikalahkan oleh Lore, itu sudah jelas..." kata Kepala sekolah. Ayame pun berdiri dari kursi, "Sebenarnya apa maksud perkataan itu!?" Ren menatap Ayame, "Kami para demon hunter mempunyai satu tingkat khusus utntuk membasmi LORE. Mereka memakai kekuatan Lore untuk bertarung. Karena Lore memakan kekuatan kehidupan kita, maka kita menyegelnya dalam sebuah bentuk sehingga lore akan aman, dan orang-orang yang melakukan itu dinamakan Valcyria." kata Ren, "Kalau begitu kenapa kalian berdua tidak melakukan itu?" tanya Minata, "Menjadi Valcyria tidak mudah, itu bisa menyebabkan kematian....." sambung kepala sekolah, "Yah,,, kalau dalam kasus Rikimaru yang tidak mau menjadi Valcryia sih lain soal..." kata Ren. Kepala sekolah mendekat, "Kalian semua, ayo ikut aku, aku ingin mengadakan rapat. Untuk Rikimaru diam saja disini, kau belum pulih seutuhnya...." kata Kepala sekolah. Mereka pun pergi.

"Ketika kau menjadi Valcyria, kita akan bertarung bersama, karena itu jangan pergi tanpa sepengetahuanku!"
Aku menutup mataku ketika mengingat hal itu,

"Hei, apa kau akan mematahkan janji penting?"
"Ng? Yah,,, kurasa tidak, kalau itu penting."
"Begitu,,,,,"
"Kenapa?"
"Tidak, kalau aku kurasa akan memutuskan hal itu...."
"Hah? Kenapa?"
"Tergantung situasi, jika ada sesuatu yang membuat aku harus mematahkan janji itu, maka aku akan mematahkannya."
"Bukankah itu akan membuatmu dibenci?"
"Masih mending daripada tidak bisa berbuat apa-apa..."

Aku membuka mataku, benar...... selama aku dapat melakukan sesuatu yang berguna maka aku bisa mematahkan janjiku. Heh, maaf ya, aku harus mematahkan janjimu denganku.....

Aku berusaha turun dari ranjang dan berjalan ke arah dimana kepala sekolah melakukan rapat. "Hhh.... ini akan menyusahkan..." kata Yubisaki-sensei, "Lalu apa ada rencana untuk selanjutnya?" tanya Ren, "Jujur, tanpa Valcyria tidak akan bisa..." jawab kepala sekolah, "Hah~ sudah kuduga...." kata Ren depresi, "Kenapa tidak suruh Ren dan Rikimaru jadi Valcyria?" tanya AYame, "Aku tidak masalah,,, tapi Rikimaru itu sulit..." jawab Ren, "Kenapa?" tanya Hinata, "Dia terikat dengan janji... janji penting..." jawab Ren, "Janji, janji apa?"

BRAAKK!!!!!!

Aku membuka pintu ruangan dengan keras, "Rikimaru-kun! Kau belum boleh bangun!" Aku menatap ke arah sekolah, "Kepala sekolah....." Suasana pun menjadi tegang, "Ada apa?" tanya kepala sekolah, "Tolong buka pintu ke profundum, aku akan menjalani ujian untuk mejadi Valcyria..." Dalam sekejap Ayame dkk pun terkejut karena aku mengatakan hal itu.

by Yahya Valcyria Courtville

Tidak ada komentar: