***
“Misa!” teriak Yuri seraya menghampiri perempuan berambut hitam yang dipanggilnya Misa itu.Misa menoleh ke arah Yui.
“Yui!” seru Misa berlinang air mata.
“Apa yang terjadi dengan Nac? Kenapa laki-laki tadi memukulinya?” tanya Yui bingung.
“Aku juga tidak tahu,tiba-tiba saja mereka muncul dan langsung mengeroyok Nac” ucap Misa pelan.”Ayo,Yui bantu aku membawa Nac ke ruang UKS” lanjut Misa yang mengangkat tubuh Nac.
“Iya” jawab Yui singkat kemudian ia membantu Misa mengangkat tubuh Nac dan membawanya ke UKS.
***
Sota melepaskan headset di telinganya,ia kemudian melihat kerumunan orang di depan pintu kelasnya yang sudah membubarkan diri.Seorang siswa laki-laki lewat di samping Sota.
“Hei,tadi apa yang dikerumuni? Kenapa kelihatannya ramai sekali?” tanya Sota.
Siswa laki-laki itu pun berhenti kemudian menjawab.”Tadi ada perkelahian antara seorang siswa SMA kelas 2 dengan gerombolan genk Devil Nest yang ditakuti di sekolah ini”
“Genk Devil Nest?” tanya Sota bingung.
“Kau tidak tahu?..genk Devil Night adalah kumpulan beberapa siswa kelas 3 yang kuat,tidak ada yang bisa dan berani melawan genk tersebut.Bahkan beberapa guru takut dengan mereka” jelas siswa laki-laki tersebut kemudian ia berjalan meninggalkan Sota.
“Genk Devil Nest ya? Ah,lupakan saja bukannya mereka tidak ada urusannya denganku” ucap Sota memasukkan headset ke tasnya.Kemudian Sota mengambil sebuah buku kecil berwarna hitam dan hendak membacanya.Tiba-tiba rasa pusing yang luar biasa menyerang kepala Sota.Sota meringis seraya memegang kepalanya.
“Kepalaku…kenapa rasanya ingin pecah,apa aku salah makan tadi?” ucap Sota meringis,pandangannya mulai kabur.Perlahan rambut hitam Sota berubah menjadi putih dan mata birunya berubah menjadi merah darah.Sota kemudian tertawa kecil,siswa di sekitarnya tidak menyadari perubahan pada penampilan Sota.
“Hehehe…genk yang terkuat dan yang paling ditakuti di sekolah ini ya.Menarik,menarik.Mungkin bisa jadi mangsaku berikutnya” ucap Sota kemudian berdiri.
“Untuk apa aku membawa buku ini?!” seru Sota yang langsung membuang buku kecil di tangannya ke lantai.Sota melangkahkan kakinya dengan cepat menuju pintu kelas.Pada saat di pintu kelas,ia berpapasan dengan Karen yang ingin masuk ke kelas.Karen menoleh ke arah Sota yang rambutnya berubah total menjadi putih.
“Mau kemana,Takajima-kun?” tanya Karen seraya tersenyum manis.Sota kemudian menoleh ke arah Karen yang tersenyum.Tiba-tiba kepala Sota sudah dicengkram oleh Karen,Karen kemudian mendorong kepala Sota sehingga Sota jatuh ke belakang dengan cepat.Membentur lantai kelas dengan keras,terlihat sedikit retakan pada lantai bekas benturan Sota.Semua siswa yang ada di kelas itu terkejut kemudian melirik Karen dan Sota yang ada di pintu kelas.
“Ugh! Ti-tidak mungkin,a-aku di-dikalahkan oleh seorang perempuan.K-kau sebenarnya siapa?” ucap Sota menatap Karen yang tersenyum sebelum akhirnya Sota kehilangan kesadarannya.Rambut putihnya perlahan menghilang dan berubah kembali menjadi hitam.Karen berdiri seraya melepaskan cengkramannya di kepala Sota.Karen kemudian menatap seluruh siswa yang ada di kelas itu.
“Gommenasai,minna-san.Aku tidak sengaja melakukan ini.Aku akan membawa Takajima-kun ke ruang UKS” ucap Karen tenang seraya memperlihatkan senyuman yang meyakinkan.Setelah mendengar itu,seluruh siswa di kelas itu kembali pada urusan mereka masing-masing dan tidak menghiraukan mereka.
“Kau memang merepotkan,Takajima-kun” ucap Karen mengangkat tubuh Sota dan membawanya ke ruang UKS.
***
Yui dan Misa yang mengangkat tubuh Nac akhirnya sampai di ruang UKS.Mereka berdua segera menidurkan Nac pada salah satu tempat tidur yang ada disana.Misa terlihat khawatir melihat Nac yang tidak sadarkan diri sementara Yui berusaha menenangkannya.
“Tenang saja,Misa.Nac itu kan laki-laki pasti dia kuat,kau tidak usah terlalu khawatir” tutur Yui.
“Iya,aku tahu.Tapi Nac berbeda,fisiknya lemah tidak seperti anak remaja pada biasanya.Aku takut sesuatu yang buruk terjadi padanya” ucap Misa yang kembali menangis.
“Misa…” ucap Yui pelan menatap Misa.Beberapa menit kemudian,Karen yang membawa Sota bersamanya muncul di ruangan tersebut.Yui terlihat terkejut karena melihat Sota yang tidak sadarkan diri.Yui segera mendekati Karen serta membantu mengangkat tubuh Sota.
“Karen-chan,apa yang terjadi pada Sota?” tanya Yui sedikit khawatir.Mereka berdua kemudian menidurkan Sota ke ranjang yang bersebelahan dengan Nac.
“Kenapa laki-laki ini?” tanya Misa bingung.
“Err,maaf ini semua salahku.Aku tanpa sengaja mendorong tubuh Sota sehingga ia terjatuh dan menghantam lantai dengan keras.Maafkan aku ya” ucap Karen membungkuk meminta maaf.
“Eh,eh tidak usah.Aku mengerti Karen-chan tidak sengaja” ucap Yui agak gugup.
“Terima kasih,sepertinya cidera yang dialami Sota tidak terlalu parah.Nanti pasti bangun dan pulih seperti biasa” ucap Karen seraya memeriksa kepala Sota.”Sekali lagi maafkan aku dan ngomong-ngomong laki-laki ini siapa,apa yang terjadi dengannya?” tanya Karen memandang Nac yang terbaring.
“Namanya Nac,dia tadi dihajar oleh genk Devil Nest sehingga babak belur seperti ini” jelas Misa dengan mata berkaca.Terlihat kesedihan terpancar di matanya.Yui hanya bisa menatap Misa tanpa berkata apa-apa.Kemudian keadaan menjadi sunyi.
“Oh,apa kita tidak bisa melaporkan genk tersebut pada sekolah?” tanya Karen memecah keheningan.
“Tidak bisa,Karen-chan.Karena genk Devil Nest merupakan genk yang paling ditakuti di sekolah ini.Bahkan para guru pun tidak ada yang berani bertindak pada genk ini” jelas Yui.
“Oh,jadi begitu”
***
Nac terbangun,matanya perlahan terbuka.Namun pada saat membuka matanya Nac terkejut karena dia terbangun pada tempat yang tidak ia kenal.Nac bangkit seraya melihat ke atas langit yang mendung terlihat akan hujan.Nac melihat sekeliling,terlihat pemandangan kota besar yang rusak dimana ada gedung-gedung tinggi retak dan bahkan sudah hancur serta roboh menjadi puing-puing.Jalan raya yang dipijak oleh Nac terlihat retak,terangkat dan sudah berubah dari konstruksi awalnya.
“Tempat apa ini? bukankah tadi aku dihajar sampai aku pingsan oleh genk Devil Nest?” gumam Nac melihat sekeliling kota yang sudah hancur tersebut.Nac tidak melihat satu kehidupan pun di kota tersebut sejauh mata memandang.
“Aneh,kemana tidak ada orang satupun..apa kota ini sudah ditinggalkan?” ucap Nac heran.Pandangan Nac kemudian terjatuh pada gedung pencakar langit yang masih utuh dan kokoh terlihat masih baru yang berada agak jauh dari Nac.
“Diantara semua gedung yang ada disini kelihatannya gedung itu saja yang masih utuh,sepertinya aku akan mendapat informasi disana” gumam Nac yang langsung berlari menuju gedung pencakar langit tersebut.Perjalanan Nac sempat terhalang karena jalanan yang rusak dan susah dilalui.
Beberapa menit kemudian berjalan,akhirnya Nac sampai di depan gedung pencakar langit tersebut.Nac terus memandang ke arah ujung puncak gedung tersebut.Nac kemudian mendengar sebuah alunan lagu,pandangan Nac terjatuh pada seorang remaja laki-laki berambut perak,mengenakan headset di telinganya,memakai pakaian kaos berwarna putih dengan bertuliskan Chaos di punggung kaos tersebut dan celana jeen hitam panjang selutut yang sedang duduk di depan pintu masuk gedung pencakar langit tersebut.Rambut laki-laki terlihat berantakan dan tidak teratur,kabel headset yang dikenakannya terhubung ke sebuah Ipod yang menggantung di ikat pinggangnya.Laki-laki itu menganggukan kepalanya seolah menikmati lagu yang didengarkannya pada headsetnya.
“Laki-laki itu…” ucap Nac pelan.Nac kemudian berjalan pelan mendekati laki-laki tersebut.Laki-laki berambut putih tersebut terlihat tidak menghiraukan Nac yang sudah berada di depannya dan masih menganggukan kepalanya serta memejamkan mata,menikmati lagu yang didengarkannya.
“Hei,kau.Siapa namamu?” tanya Nac.Laki-laki itu tidak menjawab dan masih mendengarkan lagu di headsetnya.
Nac menghela nafas.“Hei!,apa kau mendengarku!!” teriak Nac dengan keras.Laki-laki itu berhenti kemudian menatap Nac dengan mata ungu gelapnya.Nac terlihat terkejut,laki-laki itu kemudian melepas headsetnya lalu berdiri.
“Oh,Nac Merfield..aku tidak mendengarmu tadi maaf ya” ucap laki-laki itu dengan santai.
“Darimana kau tahu namaku?” tanya Nac yang terkejut.Laki-laki berambut putih itu tersenyum kemudian ia memegang pundak Nac.
“Mungkin karena aku adalah jiwamu….” Jawab laki-laki berambut putih itu pelan seraya melepaskan pundak Nac kemudian ia berjalan ke belakang Nac,memandang puluhan gedung rusak serta roboh yang ada.
“Apa maksudmu dengan jiwaku? Itu hanya bercanda kan?” tanya Nac berbalik menghadap laki-laki tersebut.
“Tentu aku tidak bercanda,dan dunia ini merupakan gambaran hatimu yang menderita.Gedung-gedung yang rusak dan roboh ini menggambarkan keyakinanmu yang satu per satu perlahan hancur dan bahkan menghilang.Itu karena hampir semua temanmu menganggapmu remeh karena fisikmu dan juga sering mengucilkanmu hingga tempat ini menjadi seperti ini.Sehingga kau menjadi tidak peduli pada teman di sekitarmu,right?” jelas laki-laki berambut putih tersebut seraya berbalik dan menatap Nac.
“A-apa yang kau maksud? Aku tidak mengerti dengan semua perkataanmu.Ah,aku mengerti ini hanya mimpi aneh yang aku alami karena kejadian tadi.Benar,aku harus bangun” ucap Nac memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
“Aku juga berharap kalau ini semua adalah mimpi,tapi ini kenyataan pahit yang kita berdua harus hadapi…bukan tapi kau sendiri yang harus hadapi” ucap laki-laki berambut putih itu.
“Apa maksudmu?!” tanya Nac terkejut.Laki-laki berambut putih itu kemudian mencengkran kepala Nac.Nac yang terkejut segera memegang tangan laki-laki berambut putih tersebut.
“Aku tidak bisa keluar karena ada perempuan itu di luar sana,tapi aku akan menggabungkan sedikit jiwaku pada jiwamu agar jiwa kita berdua bisa saling bersinkronisasi satu dengan yang lain” ucap laki-laki itu dengan tatapan licik.
“Apa yang akan kau lakukan!!” teriak Nac.Tangan laki-laki berambut putih tersebut mengeluarkan cahaya berwarna hitam gelap.Nac sentak berteriak kesakitan,sementara laki-laki berambut putih itu tertawa.
“C-mon Nac Merfield.Kali ini kau dan aku akan menyatu menjadi satu individu yang berbeda” ucap laki-laki berambut putih tersebut seraya tersenyum.
“Argh!!”
***
“Huwaaa!” teriak Nac yang sudah sadar.Keringat dingin mengucur di kepalanya.Nac menatap sekelilling,dilihatnya ruangan dengan dinding putih dan tirai putih yang menutupi tempat tidurnya.Nac menyadari bahwa dirinya berada di ruang UKS.
“Oh,ternyata memang sebuah mimpi.Harusnya aku tahu itu dari tadi” ucap Nac memegang kepalanya.Nac kemudian melihat ke Sota yang sedang terbaring di ranjang yang ada di sampingnya.
“Laki-laki ini…” ucap Nac pelan.Nac kemudian melihat ke arah jam di dinding UKS.Jam tersebut menunjukkan pukul 12.00.Nac segera turun dari ranjang serta memakai sepatunya.Nac kemudian berjalan hendak menuju ke kelas.Tiba-tiba cahaya biru pada mata Nac berubah menjadi ungu gelap.Nac menghentikan langkahnya.
“Hei hei,mau kemana?..terlalu cepat untuk pergi ke kelas hari ini.Ohya,bagaimana kalau kita pergi ke suatu tempat…membalaskan dendammu,bagaimana? Pasti akan menyenangkan sekali” ucap Nac berbicara sendiri.
“We’ll show them our true power,yeah!” seru Nac seraya berjalan keluar meninggalkan ruang UKS dengan sedikit menari.
“We’ll show them…The True Darkness”
TO BE CONTINUED
by : Ade Nugraha Pasupati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar