Halaman

TRANSLATE

Selasa, 28 Juni 2011

Anima no Seihen-Chapter 7 “The Blackout and Me”





***                                                     
“Aku dimana?” ucap Sota pelan yang perlahan membuka matanya,matanya terbelalak melihat langit mendung dan gelap yang tidak asing lagi menurutnya.Sota menyadari bahwa dirinya sedang tidur terlentang di tanah.”Ah..ini di tempat saat aku bertemu dengan laki-laki berambut putih itu” gumam Sota pelan masih menatap langit mendung tersebut.Kemudian pandangan Sota dihalangi oleh wajah seorang perempuan berambut coklat serta bermata emas yang ia kenal.Sota terkejut menyadari kehadiran perempuan tersebut.

“Kau sudah sadar,Takajima-san?” tanya perempuan itu dengan nada lembut dan senyuman di wajahnya.

“Ka-karen! Kenapa kau bisa ada disini?” tanya Sota terkejut lalu bangun,Karen menjauhkan wajahnya dari Sota perlahan.Sota kemudian bangkit seraya merapikan seragamnya diikuti juga oleh Karen.Sota mengeryitkan alisnya seraya menatap Karen,ia mengingat kembali kejadian sebelumnya pada saat di kelas.

“Kau tadi kan menusuk dadaku? Kenapa kau melakukannya,apa kau ingin membunuhku?” tanya Sota yang curiga.Karen terkejut kemudian menatap Sota dengan manis.

“Oh,itu agar kita berdua bisa pergi masuk ke dalam hatimu.Karena aku adalah Shaman…seseorang yang bisa masuk ke dalam dan melihat hati dari orang-orang.Menusuk pada bagian dada itu juga merupakan tahap melakukan hal tersebut,tapi tenang saja…luka tidak akan membekas pada tubuh luarmu.Tidak semua orang bisa menjadi Shaman…hanya orang terpilih saja” jelas Karen mengelus rambutnya yang tergerai.

“Sebentar dulu,kalau kau dan aku sekarang berada di hatiku.Lalu bagaimana dengan tubuh kita yang ada di luar? Maksudku bukannya kesadaran kita berdua tidak ada di tubuh kita masing-masing saat ini?” tanya Sota bingung.

“Ya,kalau di luar pasti kelihatannya aku sedang menusuk dadamu namun dalam keadaan diam seperti patung” jawab Karen.

“Lalu bagaimana kalau ada orang yang datang ke kelas dan melihatmu yang sedang menusuk dadaku? Bukannya itu akan-“

“Tenang saja,aku disini hanya sebentar kok.Aku pastikan tidak ada yang melihat” ucap Karen seraya mengedipkan sebelah matanya pada Sota.Sota hanya bisa menatap heran tanpa bisa berkata apa-apa.Karen berbalik dan menatap pemandangan dimana hanya ada pohon mati dan tanah tandus sejauh mata memandang.”Jadi seperti ini gambaran hatimu ya,tidak buruk aku suka konstruksinya” ucap Karen dengan nada mengejek.

“Apa maksudmu dengan berkata seperti itu ==’ huh?” tantang Sota.Karen berbalik menatap Sota.

“Tidak apa-apa,lupakan saja.Ohya btw dimana Blackoutmu itu? Kenapa dari tadi aku tidak melihatnya ya..apa dia itu pemalu sehingga tidak ingin menunjukkan wajahnya?” tanya Karen pelan menatap Sota.

“Aku tidak tahu,terakhir kali aku bertemu dengannya kelihatannya….dia itu tidak sesuai dengan deskripsimu tadi” jawab Sota lemas kemudian memalingkan wajahnya.Kemudian pandangan Karen terjatuh pada seorang laki-laki berambut putih,bermata merah darah serta memakai jubah hitam yang usang dan borgol yang menghiasi tangannya,yang tiba-tiba muncul di belakang Sota.

“Aku sudah menunggumu…Blackout” ucap Karen pelan seraya tersenyum,Sota menoleh Karen kemudian ia berbalik menatap laki-laki yang dilihat oleh Karen.Sota terkejut kemudian bergerak sedikit menjauhi laki-laki tersebut.

“Kau…Shaman.Apa yang kau lakukan disini?! Kau tidak sopan juga datang ke rumah orang tanpa ijin” ucap laki-laki berambut putih tersebut menatap Karen dingin.Karen tersenyum.

“Aku hanya ingin melihat Blackout yang telah membuat repot Sota selama ini…apa tidak boleh?” tanya Karen balas menatap dingin.Laki-laki berambut putih itu terlihat kesal.

“Boleh aku tahu siapa namamu?” tanya Karen pelan.

“Namaku? Namaku Reima Kitsune! Aku akan membuatmu menyesal telah masuk ke sini!” seru Reima seraya mengangkat kedua tangannya yang dibungkus oleh aura hitam.Kemudian ia melesat ke arah Karen,Karen tersenyum kemudian ia mengibaskan tangannya.Reima tiba-tiba terpental seolah terkena hantaman sesuatu.

“Ugh,kau lumayan juga..hehehe,tapi apa kau bisa menahan ini! Execreation! Darkness Barrage!” seru Reima seraya mengayunkan tangannya menciptakan aura gelap yang melesat ke arah Karen.

“Oh,menggunakan Execreation ya…tapi apa tidak terlalu terburu-buru” ucap Karen pelan seraya mengangkat tangan kanannya ke atas kemudian muncul cahaya emas di depan Karen yang menghalangi aura gelap yang dilesatkan oleh Reima.

“Apa?!” ucap Reima terkejut.Sota hanya bisa terdiam dan takjub menatap pertarungan kedua orag tersebut.

“Kau terlalu lambat…” ucap Karen yang tiba-tiba muncul di belakang Reima,Reima terkejut dan tidak sempat melakukan apa-apa.Karen mengangkat tangannya yang sudah dibungkus oleh cahaya emas yang membentuk sebuah pedang dan menusukkannya pada dada Reima.Reima merintih kesakitan,pedang cahaya emas tersebut menembus dada Reima.

“Jika cuma segitu saja kemampuanmu,kau tidak pantas menjadi Blackout Sota” ucap Karen dengan nada mengintimidasi.Reima hanya terdiam seraya meringis kesakitan.

“Lebih baik kau turuti kata-kataku,jangan pernah lagi mengambil alih tubuh Sota jika keadaan tidak mendesak Sota untuk bertarung atau dalam bahaya.Kau tidak mau kan..kalau aku menswap dan mengubahmu menjadi Illumination yang tidak tahu apa-apa kan?” ancam Karen dengan senyuman manis di wajahnya.Reima menelan ludah,tubuhnya bergidik menatap Karen yang mengeluarkan hawa yang membuatnya tidak enak.

“Ba-baiklah” jawab Reima pelan.Kemudian Karen melepaskan pedang cahaya tersebut dari dada Reima kemudian mengubah kembali pedang tersebut menjadi cahaya,Karen berjalan perlahan mendekati Sota.

“Baiklah,Takajima-san.Kau tidak perlu khawatir lagi,kesadaranmu tidak akan pernah lagi oleh Reima-kun kecuali jika dalam keadaan terdesak” ucap Karen tersenyum seraya menepuk pundak Sota.Sota tersadar dari lamunannya.

“Ah,iya.Terima kasih Karen” ucap Sota pelan yang masih terkejut.

“Ayo,kita kembali ke kelas sepertinya aku terlalu lama mengambil waktu tadi” ucap Karen manis.Reima menatap Karen dari kejauhan seraya memegang dadanya yang tidak mengeluarkan darah atau meninggalkan luka sama sekali.

“Perempuan itu…menakutkan” gumam Reima pelan.

***
Kesadaran Sota kembali,dia memandang kelasnya yang masih sepi dan Karen yang duduk di bangkunya.Karen menatap Sota dengan senyuman di wajahnya.

“Apa kau sudah kembali Takajima-san?” tanya Karen pelan.Sota terdiam lalu menggangguk pelan.

“Iya,rasanya sedikit aneh tapi aku sudah tidak apa-apa” ucap Sota pelan seraya memegang dadanya.Karen tersenyum kemudian ia mengambil sebuah buku dari tasnya lalu membacanya.

“Cepat atau lambat kau pasti bisa mengendalikan Blackoutmu dan bisa melakukan Shifting tanpa ada kendala,pelan-pelan saja Takajima-san” ucap Karen tanpa memalingkan pandangannya dari buku tersebut.

“I-iya” jawab Sota terbata.Kemudian terdengar suara pintu kelas dibanting keras,Sota langsung memalingkan pandangannya pada seorang perempuan berambut merah muda yang ia kenal di pintu kelas.Perempuan itu segera berlari ke arah Sota dan memeluknya.

“SOTA!!” seru Yui yang langsung memeluk erat Sota.Wajah Sota sedikit memerah,ia berusaha melepaskan pelukan Yui.

“Hey,hey Yui apa yang kau lakukan?” ucap Sota pelan yang akhirnya bisa terlepas dari pelukan Yui.Yui memasang wajah cemberut kemudian ia menarik pipi Sota lalu melepaskannya.”Hey Yui,apa yang kau lakukan?!” ucap Sota yang mengelus pipinya yang memerah.

“Aku tidak tahu,entah kenapa saat bangun di pagi tadi tiba-tiba aku merasakan semangat yang bergejolak dalam tubuhku.Entah kenapa tubuhku tidak bisa dihentikan dan ingin bergerak terus melakukan sesuatu!” seru Yui dengan wajah berseri seraya menarik kedua pipi Sota seolah seperti karet.Sota hanya meringis kesakitan karena pipinya yang ditarik.

“Ini pasti karena perempuan kemarin.Blackout itu tidak hanya menghisap pengaruh Blackout yang ada dalam tubuh Yui tapi Blackout itu juga menghisap seluruh energy negative pada manusia yang dilahapnya” gumam Karen memperhatikan Yui yang sedikit melompat-lompat.

“Sota,ayo kita bermain…seperti sepak bola,basket atau permainan yang lain” ucap Yui manja seraya menarik tangan Sota.Sota hanya diam seraya menghela nafas.

“Tidak bisa,Yui.Kan belum saatnya kita mendapatkan pelajaran olahraga.Apalagi kelihatannya ini masih terlalu pagi.Errr,mungkin kau bisa sama Karen saja” ucap Sota menggaruk kepala.Yui menggembungkan pipinya dengan wajah masam.Kemudian Yui menarik-narik rambut Sota.

“Aku tidak mau,pokoknya Sota harus ikut!” seru Yui manja seraya menarik tangan Sota.

“Hey,Yui kendalikan dirimu” tutur Sota.

“Aku tidak bisa mengendalikan tubuhku dan prilakuku,Sota.Entah kenapa rasanya tubuhkku bergerak sendiri” rengek Yui seraya memeluk erat tangan kanan Sota.

“Hah,apa maksudmu?” tanya Sota bingung.Karen mendengar hal tersebut sedikit terkejut kemudian ia menutup bukunya.

“Jangan-jangan” ucap Karen pelan seraya memperhatikan Yui.

“Ayo,Sotaaa~” rengek Yui,tiba-tiba muncul telinga mirip telinga kucing di atas kepala Yui serta ekor berbulu di belakang Yui.Bola mata Yui yang semula merah terang berubah menjadi kuning tajam.Sota terkejut melihat perubahan penampilan Yui.

“Yui?!”

“Illumination” ucap Karen singkat seraya tersenyum.

***
Segerombolan laki-laki berpakaian SMA yang menghajar Nac kemarin terlihat sedang berjalan di sebuah jalanan yang masih sepi menuju Yurika Gakkuen.Beberapa dari mereka membicarakan sesuatu sementara beberapa dari mereka terlihat tertawa mendengarkan obrolan teman-temannya.

“Hehehe,apa yang kita lakukan sekarang bos?” tanya seseorang dari mereka pada seorang laki-laki berambut hitam dikuncir di belakang yang terlihat pemimpin mereka.

“Bagaimana,Takeshi-sama? Apa kita masih akan merayu perempuan-perempuan di kelas tersebut?” tanya teman di sampingnya pada pemimpin mereka yang dipanggil Takeshi.Takeshi tersenyum.

“Iya tentu saja,aku masih belum puas! Hahaha!” seru Takeshi.

“Tapi bagaimana dengan anak kemarin yang melawan itu bos?” tanya lagi laki-laki tadi.

“Hahahaha! Jika dia melawan lagi,ya habisi saja dia! Bikin dia kapok telah berurusan dengan genk Devil Nest!! Hahaha!!” seru Takeshi.Semua temannya ikut tertawa mendengar hal tersebut.Tiba-tiba tawa mereka terhenti saat terdengar alunan lagu di tempat itu walapun kecil,mereka terhenti ketika melihat seorang laki-laki berambut perak,memakai topi serta headset di telinganya dan seragam sekolah yang sama dengan mereka.Laki-laki tersebut menggerakkan seluruh anggota tubuhnya seakan menari mengikuti irama lagu yang keluar.

“Siapa dia?” ucap Takeshi pelan menatap laki-laki berambut perak tersebut yang berjalan perlahan mendekati mereka.Laki-laki berambut perak itu kemudian berputar satu kali lalu mengacungkan telunjuknya ke arah Takeshi seolah menantang.Laki-laki itu tersenyum seraya menatap Takeshi dengan matanya yang berwarna ungu gelap.

“Heh,kau bermaksud menantangku? Huh! Kau tidak tahu siapa kami!” seru Takeshi.Laki-laki berambut perak tersebut kemudian menjentikkan jarinya.

“Jadi apa kalian tidak mengenalku?” ucap laki-laki berambut perak itu seraya membuka sedikit topi yang ia kenakan,Takeshi dan teman-temannya terkejut menyadari bahwa laki-laki berambut perak itu adalah Nac yang penampilannya berubah.Suaranya terdengar lebih keras.

“K-kau bukannya anak yang kemarin? Apa kau tidak kapok dengan yang kemarin,huh?! Jangan kira kami bisa takut dengan penampilanmu yang baru itu” ejek Takeshi.

“Hooh,jadi begitu…padahal aku tidak bermaksud menggertak kok,aku hanya ingin mengajak kalian menari…” ucap Nac seraya mengacungkan kedua telunjuknya pada gerombolan tersebut.Takeshi dan teman-temannya tertawa terbahak.

“Hah? Menari? Apa kau sudah gila atau mungkin kau sudah tidak waras karena kejadian kemarin? Hahahaha!” teriak Fujima.Nac hanya tersenyum,kemudian ia mengangkat tangannya ke atas.

“Aku tidak gila.Ya,karena kalian semua sudah berkumpul disini…aku akan menghajar kalian seperti kalian menghajar Nac kemarin….Execreation…Tune Up” ucap Nac kemudian menjetikkan jarinya.

“Hahaha,menghabisi kami? Kau jangan bercan-“ tiba-tiba Takeshi terpental jauh ke belakang terkena hempasan udara hitam yang mengeluarkan suara alunan lagu dari Nac,semua teman-temannya terkejut lalu menatap Nac.

“Ayo-ayo..apa masih ada yang mau mati sia-sia disini?” ucap Nac pelan menatap tajam gerombolan di depannya.


TO BE CONTINUED    


Tidak ada komentar: